webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
155 Chs

Belajar Bersama 2

Cahaya mentari yang tampak terik, tidak menghentikan langkah kaki seorang gadis dengan rambut hitamnya yang tergerai menyusuri jalan sebuah perumahan. Ia terus melangkah menuju sebuah rumah tujuan. Sesekali ia mengecek ponselnya, meskipun ia tahu tidak ada pesan yang akan masuk atau informasi penting di ponsel itu. Tapi siapa tahu ada pesan tak terduga atau apa? Atau setidaknya ia dapat menghabiskan waktu selama di perjalanan itu. Begitu lah yang ada di pikirannya.

"Assalamu'alaikum. Permisi."

Gadis itu akhirnya tiba di rumah yang ia tuju. Kebetulan sekali mata bulatnya mendapati seorang pria tua di luar rumah itu—lebih tepatnya bagian halaman depan rumah.

Mendengar ada seseorang yang menyahut, Pak Udin mematikan kran air yang digunakan untuk mencuci mobil dan menghampiri gadis itu. "Wa'alaikumsallam. Cari siapa?"

"Saya Caca, teman sekelasnya Ricky, Pak. Apa di dalam ada Ricky, nya?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com