webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
155 Chs

 Masalah

Karin mengajak Ren ke ruang keluarga untuk menunjukkan 'mainan' yang baru saja dibelinya di pinggir jalan. Sebuah boneka karet berbentuk tikus yang perutnya bisa dibuka. Boneka karet seukuran genggaman tangan itu berbulu dan sedikit lengket, warna hitamnya membuat boneka itu semakin terlihat asli. Siapa pun yang melihatnya—terutama yang takut pada tikus, pasti sudah teriak lebih dulu ketika melihat boneka tikus itu secara sekilas.

"Aku beli dua. Ini buat Kak Ren." Karin memberikan satu boneka tikus berwarna cokelat pada Ren.

"Kira-kira enaknya ini buat diapain ini?" Ren berpikir kejahilan yang akan dibuatnya menggunakan boneka itu.

Mata cokelat Rin menangkap dua tas selempang di sebelah meja TV. "Itu tas siapa, kak?"

"Tas teman-temannya Itoko-chan," jawab Ren.

"Siapa?"

"Caca dan... entahlah aku lupa siapa lagi."

"Ooh." Sebuah senyuman licik terukir di wajah Karin. Gadis itu pun berdiri dan menghampiri tas tersebut. "Kak, aku tahu boneka ini untuk apa."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com