webnovel

Chapter 6

A Clown

Chapter 6 :

Teo diam keheranan, padahal dia yang menabrak, tapi malah Teo yang kena marah.

"Maaf Nonna, saya akan ganti eskrimnya." Ujar Teo.

Gadis tersebut bangit dan berkata. "Gantinya dua kali lipat! Gak mau tahu gue pokoknya harus!" Tegasnya.

"Baik, jadi berapa nominal yang harus saya ganti?" Sahut Teo mengeluarkan dompetnya dari saku celana.

Wanita tersebut memberi isyarat angka dengan jarinya. "Lima puluh ribu?" Tanya Teo.

Gadis tersebut berdecak kesal. "Lima juta!" Jawabnya meralat.

Teo tercengang. "Maaf Nonna, apa tidak berlebihan untuk mengganti eskrim dengan nominal tersebut?" Tanya Teo keheranan.

"Emang harga eskrim nggak seberapa, tapi liat gara gara lo baju gue kotor nih! Pantat gue sakit, kalau ada apa apa lo mau tanggung jawab hah?" Sambil menunjuk bajunya yang kotor akibat tumpahan eskrim, padahal jas Teo pun sama kotornya akibat eskrimnya tadi.

"Maaf Nonna, tapi saya agak keberatan dengan harga tersebut." Bukannya keberatan lima juta, bagi Teo memang biasa.

Tapi Teo disini ingin berpikir Rasional dan memberi kejelasan, takutnya orang tersebut malah terus terusan bertingkah seperti ini kepada orang lain.

"Hah keberatan? Gaya lo aja pakai jas tapi duit segitu gak punya, gua laporin lo kalau gak mau ganti rugi!" Ancam gadis itu sambil mengejek.

"Oke. Silahkan Nonna laporkan saja dan saya akan melaporkan balik atas pemerasan. Terkait nominal yang Nonna sebutkan tadi, karena lima juta untuk eskrim saja rasanya tidak Rasional." Jawab Teo santai menegakan tubuhnya.

Gadis tersebut diam lalu berkata. "Yaudah yaudah, gak usah di ganti sekalian ribet lo!" Sambil berjalan keluar Cafe dengan ekspresi wajah di tekuk.

Teo hanya tersenyum melihat tingkah gadis tersebut, dasar anak muda. Jika dilihat umurnya sama seperti adik perempuan Teo yang bungsu, kira kira 22 atau 25 tahun.

"Kemana aja lo Bos? Ke toilet lama bener, makanan lo udah dateng noh dari tadi!" Jane tiba tiba sudah mengoceh disamping Teo sekarang.

"Ya maaf, ada masalah sebentar tadi." Jawab Teo.

"Lo gak ada masalah BAB kan? Itu juga baju kotor, abis ngapain hayoo?" Tanya Jane memicing curiga.

"Jane bangsat, kebiasaan banget orang mau makan ngomongin gituan." Ucap Teo kesal.

Jane hanya tertawa, selanjutnya kami berbincang dan menyelesaikan makan lalu ke kantor. Dan besok adalah hari yang Teo tidak inginkan, yaitu datang ke rumah. Bukan karena tidak ingin, tapi karena Ia tau besok dirinya akan di jodohkan oleh Mamanya.

**

Teo diam di ruangan kerjanya memikirkan apa yang dilatakan Jane tadi di Cafe ada benarnya, jangan terus terusan menghindar, ada kalanya kita harus menghadapi. Yahh tidak ada salahnya sekali ini saja datang, pikirnya.

Tring handphone Teo berbunyi ada pesan masuk entah dari siapa, nomor tidak dikenal.

'Halo Teo ini aku Val, aku dapet nomor ini dari Joo.'

Isi pesan singkat tersebut, astaga dari Val.

'Iya Val ada apa?'

'Kalau kamu ada waktu boleh ketemu?'

Tanya Val, rasa tak percaya Val mengajak Teo untuk bertemu astaga senang sekali, seketika Teo langsung mengetik tapi tiba tiba di hapus kembali, santai tarik nafas dulu jangan gegabah harus keliatan cool didepan mantan walau dalam bentuk chattingan. Santai beri jeda jangan buru buru membalas pesan harus keliatan sibuk abaikan sesaat, ucap Teo dalam hati.

Beberapa menit kemudian Teo membalas.

'Setelah pulang kerja aku free.'

Sebelum memencet send ada keraguan dalam hati Teo, tapi bodo amatlah dan akhirnya send pesan terkirim.

Tiga menit menunggu kok tidak ada balesan dari Val? Mungkin sedang keluar handphone nya di tinggal pikir Teo, detik demi detik dan teng sudah 10 menit Val belum menjawab pesan dari Teo.

Hahhh memang jangan terlalu senang kalau mantan pacar tiba tiba mengirim pesan, rasa kecewa mulai tumbuh dalam hati Teo karena ekspetasinya.

Tring

Suara notif pesan, Teo buru buru mengecek layar handphone dan.

'Raih keuntungan lebih besar dan dapatkan cashback! Bla bla bla..'

Bangsat tertipu operator, sudahlah tidak perlu dipikirkan lebih baik kembali bekerja, pikir Teo.

Waktu demi waktu berjalan satu jam dua jam tak terasa sudah hampir tiga jam, Teo penasaran kenapa Val tidak membalas lagi pesannya, apa dia sedang bersama yang lain atau sedang keluar dan lupa bawa handphone atau ah sudah sudah malah overthinking. Teo melihat jam tangannya pukul 15.20 sebentar lagi jam pulang kantor.

Tring

Suara notif pesan.

'Mbb tadi aku lagi di Vet lupa gak bawa charge. Oke kita ketemu setelah kamu pulang kerja ya, nanti aku sharelock tempatnya.' Val membalas,

Tanpa sadar Teo berteriak kegirangan dan tanpa sadar juga Jane sudah masuk ke dalam ruangan.

"Kenapa lo seneng amat menang togel?" Tanya Jane.

"Bangsat ngagetin gua aja lo." Jawab Teo terkejut.

"Ya abis lo kenapa sumringah gitu?"

"Kepo amat dah, kebiasaan lo kalau masuk gak ketuk pintu dulu." Icap Teo kesal karena Jane tiba tiba masuk dan melihat kebodohannya.

"Heh, gua udah ketuk pintu lo ya dari tadi, tapi lo gak jawab yaudah gua masuk." Protes Jane.

"Yauda iya, ada apa?" Tanya Teo mengalah.

"Pihak donatur menanyakan tempat mana yang mau dipilih untuk pembangun yayasan, ini ada beberapa rekomendasi tambahan untuk tempat pembangunan. Semuanya di pilih sesuai yang anda sarankan dari lingkungan, suasana dan akses tempat." Jelas Jane.

"Dan ini ada beberapa berkas yang harus di tanda tangani terkait projek dengan perusahaannya Lee." Lanjut Jane sambil memberikan beberapa berkas.

Teo melirik serta membaca dengan teliti berkas berkas syarat didepannta, dalam kategori semuanya terlihat rapi dan sudah diflowcart dengan sangat teliti. Lumayan, kinerja Jane memuaskan. Inilah yang membuat Teo menyukai keteladanan Jane dalam bekerja, sesuai yang dibutuhkan perusahaan.

"Oke untuk tempat nanti saya lihat dulu dan mempertimbangkan, tapi jika dari pihak donatur ada pendapat berbeda soal tempat boleh disampaikan, karena ini pembangunan yayasan untuk anak yatim jadi kegiatan nya bersifat sosial. Siapapun boleh memberikan pendapat dan kamu juga boleh memberikan rekomendasi soal tempat pembangunan." Jawab Teo sambil menandatangani beberapa berkas.

Begitulah kira kira Jane bisa memposisikan dirinya sebagai teman dan sebagai sekertasi secara bersamaan. Di samping itu dia mempunyai kinerja yang cukup baik untuk seorang sekertaris.

"Oke ada lagi yang perlu di urus?" Tanya Teo.

"Tidak ada, hanya mengingatkan hari senin akan ada pertemuan dengan pihak donatur." Jawab Jane.

"Baiklah terimakasih sudah mengingatkan."

"Nah jadi lo gakan cerita apa ke gua kenapa bisa sumringah gitu sampe teriak teriak?" Ucap Jane.

Aku lupa sifat asli Jane yang semena mena kalo dia sudah merubah jadi mode teman bukan antara Sekertasi dan CEO.