webnovel

Chapter 5

A Clown

Chapter 5 :

Oke lupakan kejadian kemarin malam. Walau rasa penasaran ini sangat tinggi, tapi balik ke realita nyatanya hari ini harus bekerja seperti biasanya.

Teo berada di kantornya dengan segudang kesibukan yang ada, banyak kertas tertumpuk yang harus di periksa dan di tanda tangani. Belum email yang masuk, astaga.

Teo melihat jam. "Sebentar lagi jam istirahat kantor," Ucap Teo dalam hati.

"Hallo Jane! Dimana?" Tanya Teo di sambungan telepon, dirinya sengaja menelpon gadis itu.

"Di luar ada urusan sebentar, ada apa?" Jawab Jane.

"Mau ngajak makan siang bareng,"

"Tumben, biasanya makan di rumah lo."

"Ya.. Gua suntuk pengen makan di luar aja," Entah kenapa hari ini rasanya ingin di temani seseorang entah siapapun itu dan yang terlintas adalah Jane. Mungkin jika masih berhubungan akan mengajak Val untuk makan siang bareng.

"Janjian aja di Cafe deket taman, entar gua nyusul kesana." Jane.

"Sip, kalau gitu gua berangkat sekarang aja."

"Okee."

Teo keluar dari kantornya setelah mematikan sambungan Telepon. Berjalan kaki, kebetulan Cafe nya tidak terlalu jauh dari Kantor, berjalan kaki dan memperhatikan sekitar adalah hal yang menyenangkan setiap orang.

Mempunyai waktunya sendiri dan sibuk dengan urusan masing masing, sekitar area di taman terlihat ada sekumpulan anak anak sedang bermain. Ada juga sepasang muda mudi sedang asik duduk di bangku taman dengan masing masing pasangannya.

Teo hanya tersenyum melihat mereka yang sedang memadu kasih, tiba tiba teringat dalam benak Teo kejadian bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Val. Waktu itu Teo sedang duduk di taman sedangkan Lee mencari cari dirinya.

Flasback..

"Teo! Kemana aja? Gua cariin malah keasyikan nongkrong disini. Biasa lo, mana chat sama telepon gua gak dijawab lagi." Dumel Lee kesal.

Teo tidak memperdulikan Lee yang sedang kesal, dirinya sedang menikmati angin sore yang begitu sejuk. Entah kenapa rasanya sore hari ini berbeda. Rasanya lebih tenang, hanya saja ketenangan itu seketika terganggu oleh kedatangan Lee baru baru ini.

"Heh jawab! Ngapain lo diem disini?" Tanya Lee.

"Menikmati sore hari." Puitisnya singkat.

Lee memutar bola matanya malas. "Emang nggak ada kerjaan banget anak satu ini," Gumam Lee.

Di sudut kampus mereka, ada sebuah taman yang jarang di kunjungi orang. Hanya ada beberapa yang ke sini. Mungkin karena di sudut kampus dan jaraknya pun lumayan jauh dari gerbang utama. Tepat nya dekat dengan Fakultas Pendidikan dan Olahraga.

Seperti taman pada umumnya ada kursi, meja, tanaman dan juga kolam ikan. Yang membuat taman ini Spesial menurut Teo, selain jarang dikunjungi Mahasiswa, ada salah satu kursi di taman ini yang menghadap ke arah barat. Pas sekali berhadapan dengan titik temunya dengan matahari terbenam.

Matahari dan senja adalah perpaduan yang sangat indah, di ufuk barat matahari perlahan terbenam. Terlukis indah dengan cahaya matahari yang berwarna jingga. Ada satu kutipan kata yang Teo sukai.

"Kamu ingin bukti ada Tuhan? Lihatlah keluar, saksikan matahari terbenam." Kutipan karya Frank E. Peretti

"Teo Teo!" Lee memanggil sambil menepuk pundaknya, seketika Teo langsung menoleh shok.

"Liat liat! Arah jam 12," Suruh Lee sambil  mengguncang guncang bahunya heboh.

"Apaan dah? Gak jelas banget lo, ganggu tahu nggak?" Jawab Teo berdecak kesal.

"Liat dulu bego!" Umpat Lee menampar pelan pipi temannya.

Teo menoleh sambil berkata. "Apaan sih gangg-"

Ucapannya terhenti seketika. Teo tarik kembali apa yang diucapkannya tentang matahari terbenam, ada yang lebih indah dari itu.

"Menurut lo dia anak Fakultas mana?" Tanya Lee mencoba memberi kesempatan tebak menebak.

"Gak tahu," Jawab Teo singkat.

"Cih. Btw tipe gua banget astaga yang pakai baju item," Kata Lee tersenyum dengan tatapan memuja.

"Semuanya aja lo sebut tipe lo." Jawab Teo mendengus sebal.

"Bacot banget anda ya, gak bisa liat temen lagi seneng dikit." Sahut Lee bersedekap dada, menatap sahabatnya.

Di sebrang kolam ada dua perempuan, yang satu memakai baju Hitam dan satu lagi memakai baju warna Cream. Yang menyita perhatian Teo adalah yang memakai baju warna Cream. Lihat perpaduan antara warna Cream dan kulitnya yang kuning langsat begitu pas sekali. Di tambah rambutnya yang dikucir juga senyumnya yang manis.

Astaga dia lebih indah dari matahari terbenam yang Teo deskripsikan tadi. Tiba tiba Lee sudah menarik Teo menghampiri dua gadis itu dan berkata.

"Hai! Boleh kenalan? Gua Lee, kalian cantik deh apalagi kamu lucu." Sambil mengulurkan tangannya ke arah gadis yang memakai baju Hitam.

Kedua gadis tersebut hanya terdiam dan saling bertatapan.

"Eeh maaf ya, temen ku belum minum obat soalnya. Maklum, efek sore suka jadi Serigala." Sela Teo berujar sambil menarik kerah baju sahabatnya dari belakang.

"Bentar tolol, main tarik tarik aja." Sahut Lee memberontak.

Mereka berdua hanya tersenyum melihat tingkah Teo dan Lee. "Haha gak papa, salam kenal juga ya Lee. Nama gue Gea Khairunnisa. Dan Ini temen gue, namanya Valerie Margertha." Ucap perempuan baju Hitam memperkenalkan diri.

"Hai, aku Valerie panggil aja Val." Katanya dengan ciri khas suara halus yang menjadi candu baru untuk Teo.

"Astaga namanya cantik sekali, sama kayak orangnya." Gumam Teo dalam hati.

"Jadi?" Tanya Gea sambil menatapnya. Teo dan Lee hanya bengong tidak tahu maksudnya.

"Apanya?" Tanya Teo.

"Jadi nama kamu siapa?" Sambung Val tersenyum manis.

"O-oh nama gua Teodhor Danuarta." Yap, memang itu nama lengkap Teo. Dan nama lengkap Bang Danu adalah Axiel Danuarta.

Itulah pertemuan Teo bersama Val memang secara tidak sengaja, jika bukan karena Lee yang memberi tahu ada wanita cantik dan mengajak kenalan secara ceroboh. Mungkin Teo tidak akan tahu tentang sosok Val. Dan mungkin tidak akan mengalami sakit hati seperti ini, jadi? Siapa yang harus di salahkan? Mungkin ini memang sudah jalan takdir.

Flasback terhenti.

Tiba tiba handphone Teo berdering. "Halo Jane, udah di tempat? Oh oke Gua kesana," Ucap Teo di sambungan Telepon genggamnya.

Teo melangkah pergi dari taman menuju Cafe, saat masuk Jane melambaikan tangan, rupanya dia sudah memesan makanan duluan.

"Mau pesen apa lo?" Tanya Jane.

"Entah, gua belum liat menu." Ucap Teo sambil melihat lihat menu.

"Lo makan sendiri aja gak nungguin gua hah?" Tanya Teo melihat Jane yang sedang menyantap makananya seorang diri.

"Lama kalau nungguin lo, keburu laper gue." Jawab Jane dengan santai melahap makanannya.

Pelayan menghampiri meja mereka untuk mengambil cataatan pesanan. Teo memberi tahu apa pesanannya, si pelayan mengulang pesanannya lalu berjalan pergi.

"Oh iya, By The Way karena lo yang ngajak makan siang bareng, berarti lo harus traktir gue ya?" Ujar Jane di barengi pelayan yang membawakan pesanan berupa dessert. Astaga dia makan banyak ternyata.

"Iya gua yang bayar," Jawab Teo tidak mau berdebat.

"Maaciww Teoo.." Sahut Jane dengan suara dibuat lucu.

"Gua ke toilet bentar ya," Ucap Teo diangguki sekertarisnya itu.

Diperjalanan menuju toilet, tak sengaja jam tangannya hampir jatuh karena longgar. Teo berjalan sambil menunduk membenarkan posisi jam tangannya.

'BRUKKH!'

Seorang Gadis tiba tiba jatuh setelah tak sengaja bertabrakan dengan Teo. "Maaf maaf, apa Nonna baik baik saja?" Tanya Teo membantu gadis yang jatuh dihadapannya berdiri.

"Baik baik saja kata lo? Liat nih eskrim gue jadi jatuh!" Jawab gadis tersebut menatap tajam.