webnovel

Chapter 29

Waktu menunjukan pukul 16.43 Kevin turun dari mobilnya. "Gua mau ketemu Nay." Ucap Kevin dalam pesan singkat lalu dikirim kepada Val.

"Mau apa kamu?" Tanya ayah Val yang sudah menunggu didepan pintu.

"Saya mau ketemu sama Nay pah." Jawab Kevin sambil memegang buku yang baru ia beli tadi.

"Udah ngomong kamu sama Val?" Tanya ayah Val tegas.

"Sudah." Jawab Kevin singkat.

Ayah Val lalu masuk ke dalam di ikuti Kevin. "Jangan masuk kamu, tunggu diluar!" Sentak ayah Val.

Kevin menghentikan langkahnya lalu duduk dibangku depan, tak berselang lama Nay keluar dengan ayahnya Val. "Halo Nay!" Sapa Kevin ramah.

Nay yang tidak mengenali ayahnya itu mendekati kakeknya karena ketakukan. "Ini om bawa buku bacaan buat Nay." Ucap Kevin sambil memberikan buku.

Nay ragu untuk mengambilnya, ia melihat Kevin dengan penuh rasa penasaran. "Siapa ya?" Ucap Nay dalam hatinya.

"Nih ambil." Lanjut Kevin tersenyum.

Nay mengambil buku itu dengan ragu ia semakin menempel pada kakeknya.

"Nay suka apa?" Tanya Kevin berusaha akrab dengan anaknya.

"Suka boneka atau coklat? Nanti om bawain ya kalau berkunjung lagi." Lanjut Kevin.

Nay terdiam tidak menjawab perkataan ayah kandungnya. Kevin berusaha memegang tangan anaknya, tapi Nay menarik tangannya tidak ingin dipegang oleh orang yang tidak ia kenal.

Kevin yang melihat kejadian itu tersenyum. Ia memahami jika Nay masih belum tahu siapa dirinya, itu hal yang wajar mengingat Kevin dulu meninggalkan Nay saat masih dalam kandungan.

"Nanti kapan-kapan Nay main ya sama om." Kevin masih berusaha untuk akrab dengan anaknya. Tapi sayang Nay terdiam tidak menjawab, ia terlihat sangat ketakutan.

Kevin kembali berusaha memegang tangan anaknya, tapi Nay langsung buru-buru menarik lengannya agar tidak dipegang.

Ayah Val yang melihat reaksi cucunya itu lalu menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Setelah Nay masuk ke dalam rumah, ayah Val lalu berbicara. "Untuk apa sebenarnya kamu balik lagi kesini?" Tanya ayah Val penasaran.

"Saya cuma ingin ketemu sama Nay pah." Jawab Kevin menunduk.

"Apa kamu tahu betapa hancurnya Val saat kamu ninggalin dia dulu hah?" Bentak ayah Val yang mulai emosi mengingat kejadian dulu.

Kevin terdiam tidak menjawab seakan ia mengakui perbuatannya dulu. "Dan sekarang kamu tiba-tiba datang kesini untuk bertemu Nay, saya sudah capek-capek berusaha untuk meninggalkan pekerjaan disana dan balik lagi ke sini hanya untuk membuat Val sembuh agar tidak mengingat kejadian dulu." Ucap ayah Val dengan raut wajah kesal penuh kebencian.

"Tapi seakan kamu tidak berdosa, dengan dinginnya menginjakkan kaki di rumah ini." Lanjut ayah Val.

Kevin terus terdiam tidak menjawab apa-apa. "Kalau bukan karena Val mengizinkan kamu untuk ketemu Nay, sudah saya usir kamu dari sini. Tapi entah kenapa tiba-tiba Val memberi kamu izin untuk menemui Val." Ucap ayah Val menatap tajam Kevin.

"Maaf pah." Ucap Kevin singkat.

"Maaf kata mu untuk semua yang sudah terjadi? Val sekarang anak saya satu-satunya. Saya tidak akan membuatnya hancur untuk kedua kalinya." Ayah Val memberi jeda.

"Oh dan satu lagi jangan panggil saya 'pah' karena saya bukan mertua kamu lagi. Camkan itu!" Lanjut ayah Val lalu masuk ke dalam rumah.

BRAAKKK!

Ayah Val menutup pintu dengan keras. Kevin masih terdiam disana lalu melangkah menuju mobil.

Kevin mengakui jika perbuatannya dulu di masa lalu salah, tapi apakah ia tidak bisa bertemu dengan anak kandungnya sendiri? Walau tidak menemani Val saat melahirkan, tapi secara tidak langsung mereka mempunyai ikatan batin tersendiri.

***

Sementara itu di studio. Val yang sempat membaca pesan dari Kevin tiba-tiba menjadi hilang fokus saat pemotretan. "Val, lihat ke kamera." Ucap fotographer.

Val langsung tersadar, ia harus profesional dalam bekerja. Sayangnya hari itu fotographer yang memotretnya buka Kim, karena Kim sedang ada pemotretan lain.

"Baik cukup terima kasih untuk hari ini." Ucap fotographer menyudahi pekerjaan hari ini.

Lalu Val mengirim pesan kepada ayahnya untuk mengetahui keadaan dirumah.

"Apa orang itu masih di rumah?" Tanya Val dalam pesan singkat.

Tringgg..

Ayah Val membalas pesannya.

"Udah pulang nak, untung aja tadi Nay ngga mau di ajak ngobrol." Jawab ayah Val.

Val yang membaca pesan itu menjadi lega, mengingat kemarin Kevin datang menemuinya untuk meminta izin membawa Nay ke taman bermain.

Hari itu Val benar-benar kesal dengan Kevin yang tiba-tiba datang begitu saja, orang orang di kantor tidak mengetahui jika Val sudah menikah bahkan mempunyai anak.

"Val kelihatannya kamu hari ini seperti kurang fokus?" Tanya fotographer itu penasaran.

"Maaf, saya memang agak kurang enak badan." Jawab Val merasa tidak enak.

"Oh begitu gapapa saya ngerti kok." Ucapnya memaklumi ketidak fokusan Val hari ini.

"Iya saya benar-benar merasa tidak enak." Jawab Val.

"Santai aja, kalau misal nanti saat pemotretan kamu ngerasa kurang enak badan bilang aja ya. Kesehatan kamu itu yang penting." Ucap fotographer itu mengingatkan.

Val hanya tersenyum. "Kalau gitu saya pamit dulu." Ucapnya lalu meninggalkan Val.

Setelah itu Val pulang ke rumahnya, hari ini memang memiliki jadwal yang sangat padat ditambah dengan Kevin datang mengunjungi Nay membuat ia bertambah pikiran.

"Mamaaa.." Ucap Nay berlarian menghampiri Val.

"Halo sayangggg." Ucap Val memeluk anaknya.

"Udah makan?" Tanya Val ramah, Nay mengangguk menandakan ia sudah makan.

"Maa.." Panggil Nay manja.

"Iyaa kenapa sayang?" Jawab Val dengan penuh kasih sayang.

"Tadi Nay dikaci itu." Ucap Nay sambil menunjuk buku bacaan diatas meja pemberian dari Kevin.

"Itu dapet dari siapa nak?" Tanya Val penasaran.

Nay menggelengkan kepalanya tidak tahu. Val memahami itu, lalu membawa Nay ke kamarnya.

Val menemani anaknya bermain, ia senang melihat Nay yang ceria seakan kelelahan yang tadi Val rasakan tiba-tiba hilang begitu saja.

Setelah puas bermain Nay terlelap dalam pelukan ibunya. Val memandang putri kecilnya dengan rasa kasih sayang, ia tidak ingin Nay dekat dengan Kevin. Karena Kevin tidak pantas disebut sebagai ayah.

"Nay dapet buku itu dari siapa?" Tanya Val saat berada diruang keluarga bersama dengan kedua orang tuanya.

"Dari si Kevin." Jawab ayah Val.

Setelah mendengar jawaban dari ayahnya, Val mengambil buku bacaan itu lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Nay bisa mendapatkan yang lebih daripada ini." Ucap Val dalam hati. Lalu kembali ke ruang keluarga bersama kedua orang tuanya.

"Tadi si Kevin bilang kalau dia mau ngajak Nay main." Ucap ayah Val.

"Beberapa hari lalu Kevin datang ke studio meminta izin langsung untuk mengajak Nay ke taman bermain." Ucap Val dengan kesal.

"Lalu kamu bakal kasih izin?" Tanya ibu Val penasaran.

"Nggak," Jawab Val singkat. Ia sudah bertekad tidak ingin Nay dekat dengan Kevin.

Ia harus segera cepat-cepat menyelesaikan masalah ini, agar tidak ada beban lagi ke depannya.

Jarum jam terus berputar dan malam semakin larut, digelapnya malam ditemani dengan keheningan.

Joo memantau suatu rumah bersama lima anak buahnya di dalam mobil yang berbeda. "Apa targer sudah terlihat? Ganti!" Tanya Joo dalam walkie talkie.

"Target belum terlihat, ganti!" jawab salah satu anak buah Joo.

Joo membawa dua mobil dimana dua orang bersamanya dan tiga orang lainnya didalam mobil yang berbeda.

"Woahh.." Seakan mendapat siganl buruk, Joo tersenyum tipis.