webnovel

Chapter 21

"Apa lo?" Tanya Amel.

"Dih apaan dah." jawab Teo.

"Kalo lo deket deket gua gedig pala lo yang ga seberapa itu." ucap Amel waspada karena sekarang dia hanya berduaan dengan Teo.

"Heh nyet siapa juga yang mau sama lo." jawab Teo kesal.

"Banyak dong secara gua cantik gini, masa iya ngga ada yang mau sama gua." ucap Amel sombong.

"Gua gak mau sama lo." jawab Teo cuek. Amel terdiam mendengar jawaban dari Teo.

"Heh kutil kuda emang gua mau sama lo?" Ucap Amel kesal.

Teo tidak merespon dirinya sibuk dengan handphone, lebih baik memainkan handphone daripada debat dengan bocil pikirnya.

Sementara Amel sudah tidak tahan lagi ingin pulang ia berinisiatif pulang menggunakan taxi online, tapi mengingat kunci rumah di bawa oleh maminya karena satpam dirumahnya sedang cuti.

"Rumah lo ngga ada makanan apa?" Tanya Amel menyindir karena sebagai tamu tidak di suguhkan apa-apa.

"Ngga ada lagi kosong, besok po ya." jawab Teo cuek tidak peduli dengan sindiran Amel.

"Percuma jabatan lo CEO makanan dirumah ngga ada." ucap Amel kesal.

Tapi Teo tetap santai memainkan handphonenya tidak peduli dengan omongan Amel "Percuma cantik beli makanan aja gak bisa." jawab Teo.

"Dih pelit amat lo." ucap Amel.

Teo tidak menggubris omongan Amel dirinya asyik bermain game battle royal di handphonenya.

Amel mulai jenuh tidak ada yang bisa ia makan karena si tuan rumah tidak menyediakan apapun, ia berinisiatif memesan online tapi sayang diluar sedang hujan pasti sulit mendapatkan drivernya. Sungguh sial dirinya hari ini.

Teo melirik Amel yang diam saja melamun, sebetulnya ia tidak peduli dan menghiraukan kehadiran Amel.

"Kalo lo mau makanan atau cemilan ambil aja di dapur." ucap Teo sambil fokus bermain game.

"Ambilin lah masa iya tamu yang ngambil sendiri." jawab Amel protes.

"Yauda sih kalo gak mau." jawab Teo.

"Eeh dapur lo dimana?" Tanya Amel karena dirinya tidak bisa diam saja harus ada aktivitas yang dikerjakan setidaknya ngemil.

Teo menunjuk ke arah timur memberi isyarat jika dapur ada di sebelah sana. "Di rumah lo ngga ada asisten rumah tangga ya?" Tanya Amel karena dirinya mager untuk berjalan ke arah dapur.

"Ngga ada lagi libur." jawab Teo singkat. Sial akhirnya Amel mengalah dengan berat hati ia melangkah menujur dapur.

"Ini gua boleh ngambil apa aja?" Teriak Amel di dapur bertanya.

"Iya serah lo aja." jawab Teo singkat.

Tak berselang lama Amel datang setelah dari dapur. "Lo mau buka warung hah?" Tanya Teo seakan tidak percaya melihat Amel yang membawa begitu banyak makanan.

"Hehe laper." jawab Amel tanpa dosa.

Teo keheranan dengan Amel melihat makannya banyak tapi ia masih saja ramping, apakah dia diet khusus setiap kali makan banyak? Pikir Teo.

"Lo makan segitu abis?" Tanya Teo.

"Heem.." Jawab Amel cuek karena dirinya fokus ngemil sambil memainkan handphone.

Teo selesai dengan gamenya, ia bosan karena dirumah ini tidak ada buku novel atau komik yang ia bisa baca. Akhirnya Teo menyalakan TV dan menonton serial film The Peaky Blinders di Netflix.

"Itu film apa?" Tanya Amel.

"Film tentang mafia inggris di Brimingham." jawab Teo sambil fokus menonton.

"Owhhh, itu siapa?" Amel kembali bertanya.

"Itu Thomas Shelby pemimpin keluarga Shelby yang megang kota brimingham walaupun dia anak kedua tapi dia yang jadi pemimpin keluarga." ucap Teo menjelaskan si tokoh utama.

Amel tampaknya tertarik dengan film tersebut beberapa kali ia bertanya tentang film dan Teo seperti tidak keberatan untuk menjawab setiap pertanyaan Amel.

"Oh ini keluarga Shelby lagi perang sama siapa?" Ucap Amel kembali bertanya.

"Sama keluarga Luca Changretta." jawab Teo lalu menjelaskan awal mula perselisihan antara Thomas Shelby dan Luca Changretta.

"Kamu gak kesel aku nanya terus daritadi?" Ucap Amel heran.

"Ngga biasa aja." jawab Teo fokus menonton.

"Mel ambilin itu dong tortila, gua mager lagi fokus nonton." ucap Teo menyuruh Amel.

"Dimana?" Tanya Amel sambil beranjak dari sofa.

"Di itu samping kulkas, dilemari sebelah kanan." jawab Teo.

"Sama apalagi?" tanya Amel di dapur.

"Mister Potato yang original sama Cimory yang rasa Biskuit Marie." jawab Teo.

"Aku ambil lagi makanan gapapa?" Tanya Amel.

"Iya serah lo." jawab Teo cuek.

Tanpa disadari keduanya tiba-tiba menjadi akrab malam itu, tidak ada perdebatan dan saling mencela satu sama lain.

"Nih." ucap Amel menyodorkan makanan dan minuman.

"Okay thanks simpen aja dimeja." jawab Teo.

Akhirnya mereka menonton serial Peaky Blinders sampai 3 episode.

"Ih seru juga ya nonton film ini." ucap Amel.

"Iya memang seru." jawab Teo.

"Lo emang suka film yang genrenya kaya gini?" Tanya Amel.

"Iya lumayan suka sih, tapi tergantung film apa dulu kalo gua suka ya gua nonton." jelas Teo.

"Ada rekomend lagi ngga film yang lain?" Amel kembali bertanya, sepertinya Teo mempunyai beberapa rekomend film yang bagus pikirnya.

"Ada satu lagi gua baru nonton satu season." ucap Teo.

"Apa apaa?" Tanya Amel antusias mendengar jawaban Teo.

"The Witcher, itu film di adaptasi dari game." Jawab Teo.

"Tentang apa?" Amel kembali bertanya, sepertinya mereka benar-benar lupa jika beberapa hari yang lalu sering bertengkar.

"Tentang apa ya, filmnya sih kaya di abad pertengahan gitu ada kerajaan, penyihir, elf terus ada monster monster juga." jelas Teo.

"Kayanya seru dehh, aku masukin list buat nanti nonton ah." jawab Amel.

Teo diam dia fokus dengan handphonenya mengecek pesan dari Jane tentang pekerjaan.

"Btw lo suka baca buku kan, buku apa yang lo suka?" Tiba-tiba Amel bertanya.

Teo berhenti sejenak ia melirik Amel bagaimana dia tahu jika Teo suka baca buku? Ah mungkin dari mama pikirnya.

"Uumm apa ya? Gua suka baca novel, komik, ensiklopedia terus kaya buku buku sejarah, antropologi, astronomi gua suka." jawab Teo.

"Emang lo suka sejarah tentang apa?" Amel kembali bertanya.

"Apa yaa, gua suka sejarah tentang romawi kuno, yunani kuno, peradaban timur tengah terus tentang britania raya sih, gua juga suka baca tentang mitologi mitologi gitu." jelas Teo.

"Oh kok berbanding terbalik ya sama profesi lo saat ini?" Ucap Amel.

"Yah kan itu cuman hobi gua dari kecil sampe sekarang kebawa, awalnya juga gua pengen jadi sejarawan atau arkeolog." jawab Teo.

"Terus kenapa bisa nyasar jadi CEO perusahaan?" Tanya Amel keheranan.

"Yah karena mendiang almarhum papa gua yang ingin gua sekolah IT dan yah seperti yang lo liat gua mendirikan perusahaan IT sekarang." jelas Teo.

"Kenapa lo gak kerja sama bokap lo aja? Kan itu bisnis keluarga juga dan setau gua Danuarta Corp' menaungi beberapa perusahaan juga dibawahnya?" Tanya Amel.

"Yah simplenya gua gak mau kerja bareng keluarga jadi kaya terbebani terus terpantau juga, jadi kerja gua ngga bisa fleksibel gitu kerjanya." Jelas Teo.

"Oh lo ngga mau terkekang gitu ya?" Tanya Amel.

"Iya kaya gitu lagi." Jawab Teo.

"Oh gitu, terus kenapa lo masih jomblo?" Tanya Amel tiba-tiba.

"Lo banyak tanya astaga daritadi dah kek wartawan anjir." Teo kesal karena sedaritadi dirinya seperti narasumber bagi Amel.