webnovel

Chapter 145

Pagi itu hari rabu pukul 09.22 setempat. Joo di makamkan di pemakaman umum. Semua orang berpakaian serba hitam untuk menghormatinya.

Peti Joo di letakan di samping kuburannya. Joo tampak begitu tampan dengan jas hitam dan dasi kupu-kupu yang ia pakai. Meski banyak luka jaitan di wajah dan kepalanya.

Seorang pendeta berdiri di dekat peti Joo untuk memberikan khotbah sebagai bagian dari ibadah penguburan.

Pendeta itu berkata.

"Dan ia akan menghapus segala air mata dari mereka, dan maut tidak akan ada lagi. Tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau duka cita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Alkitab Wahyu 21:4

Pendeta itu mengingatkan para jemaah agar senantiasa untuk tetap tabah dalam menghadapi musibah karena Tuhan selalu bersama kita.

Setelah pendeta berkhotbah lalu peti Joo kembali di tutup dan di turunkan perlahan ke liang lahat.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com