webnovel

Chapter 11

A Clown

Chapter 11 :

Seketika Teo terdiam seperti terkena s

Atun Eudora dalam permainan Mobile Legend.

HAHHHHH..

Ucap Teo dan anaknya Tante Fania spontan seakan tidak percaya mendengar apa yang dikatakan oleh orang tua masing masing.

"Mami jangan ngawur ya mana mungkin Amel nikah sama om om ini?" Ucap Amel anaknya Tante Fania sambil menunjuk ke arah Teo.

"Heh siapa yang lo sebut om om?" Tanya Teo tidak terima, Bang Danu hanya tertawa kecil mendengar adiknya di sebut seperti om om.

"Lo lah siapa lagi?" Balas Amel cuek.

"Amel sayang dengerin Mami yaa, itu anaknya Tante Lidya namanya Teo umurnya baru 27 kok umur segitu masih kebilang muda." Jelas Tante Fania.

"Tuh udah om om umur segitu tu, pokoknya Amel gamau dijodohin sama dia titik!" Amel tegas.

"Siapa juga yang mau nikah sama lo? Jangan ke geeran deh jadi orang." Balas Teo seakan tidak mau kalah.

"Husshhh Teo! Gak boleh gitu sama calon istri," Tegur mama.

"Ma mana mau Teo nikah sama orang yang kaya gitu? Liat aja sama Mama kelakuannya masih kaya anak kecil labil." Jelas Teo.

"Apa lo bilang? Mau gua gibeng kepala lo pake tas hah!" Amel sambil mengangkat tasnya.

"Eeee.. Amel Amel Jangan malu maluin Mami, diem kamu jangan banyak tingkah!" Peringat Tante Fania.

"Loh kok Amel yang kena marah? Dia duluan yang mulai." tunjuk Amel tidak terima.

"Amel diem atau Mami gak akan kasih uang jajan bulanan?" Ancam Tante Fania, seketika Amel terdiam tidak berkutik.

"Hahaha masih disokong uang jajan sama ortu aja belagu lo." Ledek Teo.

"Teo gak boleh gitu!" Tegur Mama.

"Tapi bene-" Belum selesai Teo berkata tiba tiba Mama membentak dengan keras.

"TEODHOR!"

Damn bruhhh penguasa rumah mulai murka. Bang Danu mengerti situasi dan siap siap menyalakan alarm.

"Siaga satu siaga satu kepada seluruh penghuni rumah kanjeng Lord murka siapkan mental kalian!"

Begitulah kira kira ucapan Bang Danu saat menyalakan alarm peringatan. Teo seketika terdiam untuk kedua kalinya

"Mampus dah gua bakal kena omel nih.." Ucap Teo dalam hati.

Suasana ruangan hening sesaat hanya ada suara jangkrik. "Cik atuh euyy.."

"Denger ya Teo, Mama gamau denger apapun lagi dari kamu, pokoknya Mama akan jodohin kamu sama Amel anaknya Tante Fania." Tegas Mama ditengah keheningan.

"Tap-" Belum selesai Teo berkata lagi lagi Mama menyela omongannya.

"Tidak ada tapi tapi! Ini keputusan Mama, sekali lagi kamu nolak tidak ada toleransi lagi buat kamu paham!" Jelas Mama.

"Gabisa ditawar Ma?" Ucap Bang Danu dengan dingin.

"Tawar tawar kamu pikir Mama lagi obral baju hah?" Bentak Mama.

Lala yang menyaksikan dilantai dua tidak henti hentinya tertawa melihat kejadian itu. Bisa bisanya Bang Danu Mama sedang murka malah di ajak bercanda.

"Mii pleasee Amel gamau dijodohin sama diaa.." Rengek Amel.

"Kamu juga nggak ada bantahan lagi atau Mami ga akan kasih uang jajan bulanan lagi buat kamu." Ucap Tante Fania.

"Yauda Amel cari kerja, gak usah Mami kasih uang bulanan lagi." Debat Amel.

"Oh gitu ya kamu udah mulai berani sama Mami? Kalau gitu kamu mami coret dari kartu keluarga otomatis kamu ga dapet warisan sepeserpun!" Jelas Tante Fania.

DAAARRRRRRR

Amel terdiam mendengar ucapan Mami nya yang mengancam akan dicoret dari kartu keluarga. Suasana ruangan kembali hening.

Di tengah keheningan Teo berpikir untuk menerima tawaran Mamabya dengan syarat tidak langsung menikah tapi menjalani hubungan terlebih dahulu jika dirasa tidak cocok maka tidak akan menikah, tapi jika cocok lanjut ke jenjang pernikahan. Tentu itu hanya akal bulus Teo untuk terhindar dari situasi sekarang.

"Oke Ma Teo terima Mama ngejodohin Teo sama anaknya Tante Fania," Ucap Teo tiba tiba.

"HAHHHH.." Ucap Amel seakan tidak percaya dengan apa yang di dengar.

Terlihat raut bahagia diwajah kedua orang tua tersebut akhirnya salah satu ada yang setuju juga.

"Tapi dengan syarat!" Lanjut Teo.

"Ngapain pakai syarat segala usulanmu ditolak." Jawab Mama seakan tidak peduli. Sial susah sekali menawar dengan emak emak.

"Teo janji ini yang terakhir Mama jodohin Teo hanya dengan satu syarat Ma." Ucap Teo.

"Janji ya?" Tanya Mama.

"Janji."

"Apa syaratnya?" Tanya Mama.

"Iya apa syaratnya Nak?" Sambung Tante Fania penasaran.

"Syaratnya Teo ingin menjalani hubungan dulu, tidak langsung ke jenjang pernikahan supaya terjadinya Chamistery antara Teo dan anaknya Tante Fania, agar dilain waktu tidak ada perceraian. Bukankah percuma cepat cepat menikah jika ujung ujungnya terjadi perpisahan?" Jelas Teo.

Kedua orang tua tersebut terdiam, sepertinya apa yang di katakan Teo mempengaruhi pikiran keduanya.

"Li ada benarnya juga apa yang di omongin anakmu, aku gak mau suatu saat nanti mereka malah pisah lagi." Ucap Tante Fania.

Yess! Satu sudah termakan umpan.

"Bener juga Fan, tapi aku ragu soalnya anakku jago ngomong. Pasti ada sesuatu yang dia rencanakan." Jawab mama.

Yeeehhhh mak bilang iya aja susah amat.

"Teo janji Ma apapun itu setelah terjalin Chamistery antara Teo dan anaknya Tante Fania. Teo akan lanjutkan ke jenjang pernikahan." Jelas Teo.

"Oke Mama kasih waktu satu tahun untuk membangun Chamistery," Jawab mama.

"Dua tahun." Ucap Teo.

"Satu tahun atau tidak sama sekali?" Jawab Mama tegas.

"Okee satu tahun deal!" Ucap Teo.

"Deal!" Jawab Mama menandakan bahwa telah terjadi perjanjian.

Amel hanya terdiam tidak bisa berkata apa apa dan bingung sebenarnya apa yang pria ini lakukan? Diawal padahal menolak tapi kenapa tiba tiba menyetujui perjodohan?

Seharusnya dia menolak saja agar lebih mudah untuk terhindar dari perjodohan itu lebih simple dan cepat, pikir Amel.

Begitupun dengan Bang Danu, ia keheranan apa yang akan dilakukan adik laki lakinya. Padahal jika tidak mau tinggal nolak saja seperti biasanya.

"Tante seneng akhirnya ada yang menyetujui perjodohan ini, sepertinya kedepanya akan lebih mudah." Ucap Tante Fania.

Teo hanya tersenyum mendengar ucapan tersebut, tanpa disadari ia sudah merencanakan sesuatu. Suasana sudah mulai tenang Mama lanjut mengobrol dengan Tante Fania begitupun dengan Teo. Bang Danu sesekali ikut mengobrol disela sela obrolan nostalgia antara Mama dan Tante Fania, hanya Amel yang diam dan menatap Teo menandakan tidak sukanya atas keputusan yang Teo ambil secara sepihak.

Tak terasa waktu berlalu begitu saja Tante Fania izin undur diri karena sudah larut malam.

"Mama berharap besar kali ini Teo." Ucap Mama sebelum pergi ke kamar.

Diruang tengah hanya ada Teo dan Bang Danu, Mbak Alya dan El mungkin sudah tidur dari tadi. Sementara Lala mungkin sedang sibuk di kamarnya mengscroll sosmed.

"Lo beneran setuju kali ini?" Tanya Bang Danu.

"Iyaa," Jawab Teo singkat.

"Kenapa tiba tiba?" Tanya Bang Danu penasaran.

"Gua kasian sama Mama, siapa tau kali ini gua bisa jatuh cinta lagi." Jelas Teo.

"Yahh apapun itu gua harap lo ga ngasih harapan palsu ke Mama, karena Mama sepertinya beneran berharap besar kali ini." Ucap Bang Danu sambil berlalu meninggalkan ruang tengah.

Hahhh.. Sebenarnya Teo tidak ingin memberi harapan palsu tapi karena keadaan terpaksa ia menyutujui perjodohan tadi. Teo masih mengharapkan Val. Mungkin kedepannya mereka akan kembali menjalin hubungan dan jika itu terjadi maka Teo akan segera melamarnya.

"Gua cuman suka sama Val Bang, apapun itu gua yakin Val lah jodoh gua." Gumam Teo menatap punggung kakaknya yang perlahan menjauh.