Zalina menatap Arista yang duduk di samping ranjang.
"Kenapa kau mengusir semua orang?" tanya Arista.
"Ya supaya aku bisa bicara denganmu, mbak. Apa mbak mau dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa karena bicara sendiri? Aku perlu bicara karena saat ini aku berasa di dalam tubuhmu. Aku harus apa?"
"Ya, untuk sementara kau menjadi aku."
"Aku tidak menyangka kalau aku harus masuk ke dalam ragamu seperti ini mbak."
. Arista menghela napas panjang. "Tapi, akan menjadi aneh jika aku menjadi keras kepala," kekeh Arista. Zalina mengikik, "Aku keras kepala ya?"
"Tapi, mengapa kau mengizinkan Damian menikah lagi?" tanya Arista heran.
"Mbak percaya padaku? Aku akan menyelesaikan semua dengan tanganku. Bukan hanya masalahmu, tapi juga masalah mbak Acy."
"Apapun yang akan kau lakukan, aku hanya minta jaga anak- anakku. Bagaimanapun sikapmu pada Damian atau pada Ibu mertuaku. Tolong pada anak- anak jangan pernah berubah."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com