Deg!
Jantung Uli berdetak dua kali lebih cepat. Dia hampir saja melompat kegirangan saat mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari bibir Arya.
Sungguh apa yang barusan dikatakan oleh Arya sama sekali tidak pernah terlintas dibenak Uli.
"A–aku ..." Uli tak mampu mengucapkan kata selanjutnya. Tiba-tiba saja bibir wanita itu keluh seiring dengan debaran jantung yang semakin menjadi-jadi.
"Aku masih pria normal. Aku masih pria yang memiliki nafsu saat melihat kulit paha mulus seorang wanita. Mungkin jika kamu adalah seorang wanita yang dijajakan diluar sana aku akan melampiaskannya. Tapi kamu adalah istriku."
Semakin serius perkataan yang keluar dari bibir Arya semakin Uli terkagum-kagum. Dalam hatinya entah sudah berapa banyak kata syukur yang dia panjatkan pada Tuhan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com