Hanya tersisa 1 hari lagi sebelum dirinya kembali ke Jepang.
Oberon sedang duduk disebuah kursi gereja di bagian depan, melihat beberapa adik panti asuhannya sedang melakukan paduan suara.
Dari belakangnya terdengar suara langkah kaki yang hendak menghampirinya, jika didenger dari setiap langkahnya yang seirama, terdapat 2 orang yang dimana ia bisa menebaknya sendiri siapa 2 orang yang sedang mendekatinya sekarang ini.
"jadi... Bagaimana pesananku saat itu? Apa'kah sudah tiba? " tanya Oberon.
"ya tentu saja, jika soal material kau tidak perlu mengkhawatirkannya, mineral yang kau butuhkan sudah disediakan." jawabnya
Ia langsung berdiri dari tempatnya setelah mendengar jawab tersebut keluar dari mulut pria itu.
"baiklah, sudah waktunya menempah pedang yang kubutuhkan" ucap Oberon seketika berbalik badan dan melihat pria berambut putih bersama dengan gadis berambut pirang pucat.
***
Mereka segera mengantarkannya ke gedung D.E.M dan disana mereka sudah menyediakan sebuah bengkel penempa yang dimana sudah dinyalakan serta material material yang dibutuhkannya.
"Baiklah mari kita lihat" ujarnya
Ia melihat mineral mineral yang sudah tergeletak disebuah meja diantara ada titanium, besi , uranium, emas, serta beberapa permata yang sudah diisi dengan Mana yang besar
"bagaimana? Apa itu cukup?" Tanya pria itu kepada Oberon yang sudah memakai topeng Jester
"ya tentu saja, Westcott... Terima kasih telah mengabulkan permintaanku yang sederhana ini" jawab Oberon.
Kemudian Oberon memasukan semua mineral kedalam sebuah tungku peleburan yang tahan panas karena ia berniat untuk meleburkan semua mineral tersebut menjadi satu.
Setelah semuanya telah dimasukan, tungku peleburan tersebut dimasukan kedalam tungku api yang panas sekitar 2500°c.
Kini dirinya hanya menunggu dan yang pergi meninggalkan Jester seorang diri dibengkel penempah...
Sembari menunggu, ia sibuk menumbuk numbuk permata yang berisikan mana tersebut kedalam cetakan katana, meskipun ini hanyalah eksperimennya sendiri apakah Katana nanti bisa mengandung energi sihir tanpa harus mengalirkan mana dari dalam tubuhnya.
2 jam telah berlalu dan kini ia mengambil tungku pelebur tersebut dengan pencapit besi dan kemudian ia tuangkan ke cetakannya yang sudah berisikan serbuk serbuk permata.
Serbuk tersebut menyelam dilautan cairan panas dari campuran mineral didalam cetakan. Ia masih menunggu sampai bagian dalamnya sudah memiliki bentuk.
30 telah berlalu mineral didalam cetakan sudah agak mendingin. Kemudian ia menyiram cetakan tersebut dengan air sampai uap keluar begitu banyak sesaat ia menyiramnya.
Katana yang milikinya sudah setengah jadi, lalu ia memasuk'kannya kembali kedalam tungku api.
Hanya menunggu sekitar 10 menit, katana tersebut sudah menyala merah jingga. Dan ia meletak'kan katananya tersebut diatas anvil serta palu untuk menempahnya sudah ada ditangan kanannya.
"trace on"
Sirkuit sihir merambat dari kedua tangannya menuju palu serta katana tersebut, setelah ia memperkuat daya tahannya dengan sirkuit sihir ia langsung menempa katana dengam hantaman yang begitu keras.
Tang! Tang! Tang!!
Suara hantaman terus terdengar begitu keras mengisi seluruh ruangan. Setelah ia hantam berkali kali dengan penuh rasa amarah seperti orang yang kerasukan, ia menyelupkan katana yang ia tempat kedalam wadah besar yang berisikan air.
Setelah kembali dingin, ia mengolesi sebuah tanah liat berwarna coklat diatasnya dan warna hitam dibagian mata pisaunya.
"tinggal beberapa stap lagi, dan katanaku selesai"
Ia memasukan kembali katana tersebut kedalam perapian dan menunggu sekitar 20 menit.
Setelah 20 menit ia rendam kembali kedalam air dan membersihkan tanah liat yang membekas dengan steel wool.
Ia melakukannya berulang kali, menggosok, merendamnya didalam air dan menggosoknya lagi sampai tanah liat yang menempel dikatananya menghilang.
Setelah dibersihkan, terlihat katananya yang begitu mengkilap serta ada sebuah garis garis bergelombang berwarna hitam.
"tinggal sedikit polesan lagi" ujarnya yang menatap mata katananya
Langsung saja ia asah katana tersebut dengan batu pengasah berulang kali sampai ketajaman yang pas.
Ia segera memasukan lagi semua katananya kedalam perapian kembali sampai menyala dengan warna jingga kemerahan menyala.
Merasa begitu panas, ia mengambil kembali katana tersebut dengan capit besi.
"Langkah terakhir..."
Ia langsung memproyeksikan sebuah pisau dengan sihir proyeksi dan menyayat telapak tangan kiri lalu melumuri katana panas dengan darahnya sendiri.
"akhirnya Katanaku selesai"
Ia memasukan katana itu kedalam air kembali lalu memasuk'kan gagang katana tersebut.
"ya kurasa hasilnya sudah cukup memuaskan bagiku... " ujarnya yang mengangkat tinggi katana dan menatap katananya dari bawah
Ia memproyeksikan lagi sarung katananya dan memasukan katana tsumugari muramasa kedalam.
"jadi bagaimana? Apa sudah selesai?" terdengar suara yang begitu tak asing dari belakangnya
"ya... Setidaknya aku bisa menghemat jumlah Azur Black Key yang harus kupakai" jawabnya.
Jester menyimpan katana tersebut dibelakang punggungnya seperti ninja kemudian berjalan menghampiri pria tersebut.
"kurasa sampai sini dulu saja, aku tidak mau membuat Ratatoskr curiga padaku. " ucapnya setelah melewati pria tersebut.
"tentu, jagalah baik baik identitasmu Jester"
"kau juga Westcott" jawabnya.
***
Sementara itu dikota Tenguh, kini shido sedang berbaring disofa ruang tengah menutupi kepala dengan lengan kirinya. Semenjak kepergian Oberon, Natsumi tidak ada pergerakan sama sekali dan itu membuat dirinya bingung.
Ketika dirinya mulai tertidur disofa tiba tiba
"HAYOLOH KAGET!! "
"woahh...!!"
membuat dirinya terkejut sampai terguling jatuh dari sofa.
Ketika ia bangun dari lantai, ia melihat Oberon yang sedang santai menatap dirinya dengan kedua tangan yang ia silangkan dibagian belakang sofa.
"yo... Kau merindukanku? Hihi... " ucapnya dengan nada meledek serta senyum lebar diwajahnya
"kau ini ya... " ucapnya
Shido kembali duduk disofa dan diikuti dengan Oberon yang ikut duduk disebelahnya
"nih ada surat, enggak tau dari siapa" ujar Oberon
Lalu Kotori pun datang dari lantai 2 setelah mendengar suara bising dari mereka berdua
"suarat dari siapa itu? " tanya Kotori
"ntah... Oberon sendiri yang menemukannya didepan rumah" balas Shido
Karena merasa penasaran, shido pun mulai membuka surat tersebut. Dan saat dibuka, terdapat sebuah foto orang-orang yang mereka kenal
"kotori? " pikir Oberon setelah melihat foto tersebut
Shido membalik foto tersebut untuk menunjukkannya pada adiknya
"eh aku? " tanya Kotori setelah melihatnya
Shido pun mengambil foto sisanya yang berada didalam amplop lalu ia jajarkan 5 baris disebuah meja didepan mereka.
"totalnya ada 13. Terus itu? Ada kertas coba baca" ujar Oberon yang sesudah melihat semua orang yang ada difoto
Shido pun membaca tulisan yang tertulis yang berbunyi
"aku ada diantara 13 orang ini sebelum mereka semua menghilang. "
"apa maksud dari semua ini,apa ini permainan darinya? " pikir Oberon
Kotori memejamkan matanya dan memberikan sebuah tanggapannya menurut apa yang ia pikirkan
"kemungkinan iya. Natsumi ingin kita bermain dalam permainannya" jawabnya.
Lalu Kotori menatap serius shido "Shido kau bisa menebak dia diantara ke 13 foto ini... Atau kami semua akan menghilang" ucapnya dengan nada yang sedikit gemetar
"kami? Kalian saja kali"
Oberon segera pergi dari mereka berdua dan hendak pergi dari ruang tamu
"tunggu jangan jangan kau... "
Dirinya pun berhenti sejenak lalu membalas perkataan dari Shido
"ya itu benar." dirinya segera membalik'kan pandangannya ke arah mereka "sudah waktunya aku naik keatas panggung"
Dalam sekejap Oberon langsung lenyap dari pandangan mereka berdua
"menghilang... " ujar Shido yang terdiam seketika.
"sudahlah, kita tidak perlu memikirkan soal itu"
"ta-tapi..." ucapnya yang masih begitu ragu
"tenang saja, aku tau Oberon itu bukan orang yang seperti itu. Jika benar, mengapa ia harus repot repot menyelamatkanmu ketimbang membunuh Kurumi " jawabnya yang terlihat begitu tenang.
Shido mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu dimana mereka pertama kali bertemu diatas atap sekolah Raizen
"kau benar, kurasa kita harus percaya dengannya" ujar Shido
Shido begitu yakin kepada Oberon yang padahal dari tadi dirinya bersembunyi dibalik dinding dengan menghilangkan hawa keberadaannya ke titik nol.
' ya memang, aku hanya untuk keren kerenan saja bicara seperti itu agar terkesan dramatis'
Ia segera melangkah menuju pintu rumah yang sengaja tidak ia tutup rapat saat kedatangannya.
Setiap langkah kakinya dilantai kayu tidak terdengar sama sekali, sampai dirinya membuka pintu tidak menimbulkan decitan sama sekali
"baiklah aku mau tau bagaimana kabar orang itu"
***
Saat malam hari dikediaman shido, kini ada Reine ada diruang tamu untuk membahas rencana yang akan mereka lakukan demi mengungkapkan identitas Natsumi diantara ke 13 foto tersebut.
"sepertinya kita harus melakulan kencan kepada setiap 13 orang ini" ucap Reine
"ya kau benar, itu adalah satu satunya cara yang paling efektif untuk mengetahui secara langsung " ujar kotori yang menyetujui rencana tersebut.
"jadi kita akan mulai dari siapa terlebih dahulu? Tanya Shido memperhatikan setiap foto yang ada diatas meja"
Disini Reine masih berpikir dan ikut melirik foto tersebut satu persatu mulai dari Tohka diposisi kiri atas sampai Oberon di posisi kiri bawah.
"kita buat urutan dihari pertama dimulai dari Tohka, Yoshino, Tonomachi dan juga Yuzuru"
"4 orang ya. Kurasa aku masih sanggup" ucapnya dengan nada serius
Terdengar suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali. Pandang mereka bertiga melirik sumber suara itu berasal dan terlihat Oberon yang terlihat begitu kelelahan
"hahhh... Capenya" ujarnya yang berjalan dengan posisi membungkuk serta tangannya yang terlihat begitu lemas
"kau kenapa? " tanya Shido
"hah?... Biasa latihan sihir" ucap Oberon yang hanya melihat mereka sekilas dan lanjut naik keatas tangga
"lihatkan? Tidak perlu ada yang dikhawatirkan, Shido." ujar Kotori dengan senyum diwajahnya yang dihiasi permen favorit dimulunya
"ya kau benar, Oberon tetaplah Oberon" jawabnya.
Ketika sampai dikamarnya, ia langsung tengkurap dengan posisi nungging diranjangnya
"hhh... Gini amat buat nambahin kapasitas Mana. Apa harus nyari Cincin Solomon ya? "
Ia membalik'kan tubuhnya ke posisi berbaring dan menatap langit langit kamarnya
"kira-kira apa Katana itu benar-benar bisa melakukannya ya? " gumamnya.
***
Sementara itu D.E.M di London .
Project Goetia sebentar lagi akan selesai dan kini Westcott hanya bisa melihatnya dari jauh karena masih dalam tahap pembangunan
"jadi bagaimana? Apakah lancar? "
"ya, hanya tinggal melakukan pemeriksaan pada mesin dan dayanya saja dan pesawat ini bisa kugunakan." jawabnya
Kemudian dia pun melirik Westcott yang menyimpan sebuah katana dipunggungnya, dengan sarung pedang berwarna hitam dan begitu pula dengan gagangnya yang ada beberapa ornamen berwarna emas
"jadi itu Katana yang Jester buat Ike"
"ya tentu saja. Dia ingin menitipkan ini padamu Ellen"
Westcott segera menyerahkan katana tersebut kepada Ellen dan ia juga segera menerimanya.
Ellen segera menarik katana tersebut dari sarung pedangnya dan terlihat katanya memantulkan bayangan seperti cermin
"sejak kapan anak itu bisa membuat pedang? Kupikir dia hanyalah seorang maniak pembunuh" ujarnya.
Ketika dirinya mengambil ancang ancang untuk mengayunkan katana, dirinya langsung menghentikan dengan suara seseorang dibelakangnya
"jika aku jadi kau, aku akan mengurungkan niatku" ujarnya
Ellen segera berbalik dan melihat gadis dengan pakaian biarawati dihadapannya
"jessica? "
Disini Westcott seolah olah tertarik dengan katana yang dibuat oleh Jester setelah mendengar pernyataan tersebut.
"hooh... Kenapa? " tanyanya dengan penuh rasa penasaran
"dia sendiri yang mengatakannya, jika dia ingin membuat pedang terkutuk "
"lalu? " tanya Ellen yang kembali memasuk'kan katana ke sarung katananya dan kembali memperhatikan Jessica
"kau ingat permata yang kuberikan saat itu?"
Westcott pun mengingatnya, sebelum dirinya datang ke panti asuhan untuk menjemput Jester atau Oberon, Jessica memberikannya semua permata yang warnanya begitu gelap.
"ah, permata itu ya, apa kau mengisinya dengan sesuatu? " tanyanya
Disini Jessica menatap katana itu dengan serius sembari meladeni setiap pertanyaan dari Westcott
"tentu, aku mengisi permata itu bukan dengan Magecraft, tapi Witchcraft"
Disini Westcott serta Ellen cukup terkejut setelah mendengarnya lalu kembali bertanya lagi kepada jessica
"bukan seharusnya Witchcraft itu sudah tidak ada? Bahkan bukannya organisasi kalian sendiri yang telah melenyapkan pengguna Witchcraft dari ratusan tahun yang lalu? " tanya Ellen
Disini Jessica pun tersenyum dan menatap sinis mereka berdua seperti seorang yandere
"tentu... menurutmu mengapa aku tidak mirip seperti kakakku? "
Setelah westcott pikir kembali, Axle dan Jessica tidak memiliki kesamaan secara genetik baik dari warna rambut serta matanya.
"begitu... Jadi dia mengkhianati organisasinya sendiri ya "
"ya tentu saja, jika kalian berani memberitahukannya pada yang lain"
Secara tiba tiba gigi taringnya keluar dari mulutnya
"akan kubunuh kalian sekarang juga" lanjut perkataannya
Tatapan Ellen menjadi sinis setelah mengetahui sifat asli Jessica yang telah ditunjuk'kan didepan mereka.
"tak masalah Ellen" ujar westcott
Ia mencoba menenangkan Ellen yang begitu waspada terhadap sesosok gadis biarawati dihadapannya.
"selama musuh kita para Spirits kita tetaplah rekan, benar bukan? " ujarnya yang menatap Jessica dengan tatapan dingin miliknya
Emosinya langsung kembali seperti semula dan gigi taringnya kembali seperti semula
"tentu saja, apalagi kalian telah mendidik adikku disini" jawabnya yang tersenyum manis dihadapan mereka.
"kalau begitu aku permisi"
Ia pun sedikit membungkuk kemudian pergi meninggalkan mereka berdua
"tak kusangka aku bisa melihat makhluk mitologi seumur hidupku" ujar Ellen
"ya meskipun sepanjang hidup kita banyak yang hal terjadi diluar akal manusia, tapi kali ini benar benar membuatku bersemangat" ujar Westcott
***
Sore hari dikediaman Itsuka
"ini Shido kelar kencan jam berapa dah, lama banget" ujarnya
"Oberon... Aku sudah lapar tolong buat makan malam yang banyak ya" ucap Tohka yang penuh perasaan senang
'ini orang kalau makan diall you can eat malah bangkrut yang punya restorannya' ucap dalam hatinya.
Kini dirinya sedang memasak makanan dari indonesia yakni mie goreng Jawir. Karena hari ini sibuk berkencan dengan beberapa orang jadi dirinya yang menggantikan memasak untuk sementara waktu.
Lalu Oberon membawakan mie goreng tersebut keatas meja makan yang terlihat makanannya menumpuk keatas seperti gunung
"tuh silahkan dicoba" ujarnya
Tohka pun mengambil mie tersebut dengan sumpit lalu mencobanya
"Uumhhnn!!! Oberon apa ini! Shido belum pernah membuatnya sama sekali. " seruannya yang penuh semangat
Oberon pun melipatkan kedua tangannya dengan bangga dan menjawab pertanyaan Tohka "itu namanya mie goreng jawir. Jika kau memakannya dijamin kulitmu akan berubah menjadi ireng alias hitam"
Seketika Tohka langsung menjatuhkan sumpitnya setelah mendengar ucapan Oberon.
Ia segera melihat kulit ditangannya dan berkata "ku-kulitku akan menjadi hitam!?... "
Dirinya segera membayangkan jika dirinya hitam dihadapan shido
"tidak! Aku tidak mau kulitku hitam!! " teriaknya
Disini Oberon pun tertawa karena melihat tingkah lakunya
"ahahaha... Aduh polosnya."
Ia segera mendekati Tohka dan menepuk pundak kanannya lalu memberikan senyuman tipis padanya "yang tadi itu bercanda kok, mana mungkin ada makanan yang bisa mengubah warna kulit"
Tohka pun memasang wajah memelas dihadapannya "benarkah?... "
"iya benar, lagian nama mie ini itu mie goreng jawa, aku hanya ingin menggodamu saja sedikit" jawabnya
"duh... Aku jadi sebal nih ya sama kamu humm! " ucapnya yang langsung memalingkan wajah dengan mengembungkan kedua pipinya
"ah sudah sudah, sebaiknya makan saja dulu, kalau dingin keburu tidak enak" ucapnya
Oberon segera duduk bersebelahan dengan Tohka dan mengambil mie tersebut dan menadahinya dengan mangkuk
"ammnn... Hmm... Sayangnya berasnya habis, kalau ada nasi makin enak" ucap Oberon.
Mereka berdua akhirnya memakan lahap mie tersebut dan menyisahkan setengah dari tumpukan mie tersebut untuk yang lain.
***
Setelah semua Spirits yang tinggal diapartemen sudah makan malam, ia mendengar shido yang baru saja pulang
"aku pulang" ujarnya
"yo selamat datang, makan tuh ada sisa mie goreng yang kubuat" jawab Oberon yang masih berada didapur.
Shido pun melewati ruang tamu dan menuju meja makan dengan wajah yang begitu murung
"ada apa dengan wajahmu? Apa kencannya gagal? " ucap Kotori yang baru menyelesaikan makannya.
Karena kebetulan Reine juga berada disana bersama Kotori, Shido pun menjelaskannya jikalau dirinya membiarkan Yuzuru pergi seorang diri.
"setelah berkencan dengannya kau malah membiarkan gadis pulang sendiri malam malam. Sungguh tindakan yang tidak terpuji sama sekali"
Shido pun juga merasa bersalah akan hal itu dan dirinya hanya bisa meng'iyakannya saja dengan menunduk'kan kepalanya saja.
Disisi lain, Oberon mencoba untuk mencairkan suasana dengan memberikannya sepiring mie goreng yang sudah dia hangatkan serta telur ceplok diatasnya
"sudah sudah... Sebaiknya kau makan saja dulu. Terkadang salah satu hal yang bisa untuk menenangkan diri adalah makan. Ini makan dulu" ujar Oberon memberikan piring tersebut dengan senyuman lebar diwajahnya
Shido merasa tidak enakan, setelah diomeli oleh adiknya sendiri Oberon sebagai sahabatnya selalu bersikap baik kepadanya, meskipun ia sendiri sudah melakukan kesalahan .
"maaf ya, sudah merepotkan "
"tak masalah, sudah seharusnya begitukan. Lagi pula jika aku jadi shido pasti sudah kewalahan mengencani 4 orang begitu banyak pasti sangat merepotkan" balas Oberon
"a-aku tau kok, lagi pula Shido juga sudah berusaha dengan baik" ujar Kotori yang malu malu
"jadi bagaimana Reine? Apa'kah kau menemukan sesuatu kejanggalan dari mereka berempat? " tanya Oberon
"kami para fraxinus sudah melakukan analisis ke setiap 4 orang tersebut, tetapi tidak ada reaksi yang aneh dari mereka" ujarnya
Setelah mendengarnya, kotori pun kembali bertanya pada Shido mengenai kencannya dengan 4 orang tersebut.
"Tohka, Yoshino, Tonomachi dan Yuzuru. Dari keempat itu, siapa yang menurutmu itu Natsumi? " tanyanya
"aku ragu memilihnya, kuharap mereka berempat itu adalah yang asli"
Sesuai dugaannya jika permainam dari Natsumi benar benar merepotkan
"ya kau benar, akan sangat mudah jika bisa langsung menebaknya"
'ya padahal mudah saja sih, hanya Shido saja yang tidak kepikiran kesana' ucap dalam hatinya yang melamun memperhatikan keempat foto yg berjajar diatas meja makan terutama ke foto yoshino yang duduk disebuah bangku taman bersama yoshinon ditangan kirinya.
"kalau begitu aku tidur duluan ya. Karena tugasku menggantikanmu dirumah sudah selesai hari ini"
Dirinya segera melepaskan apron dan meletak'kan diatas meja makan kemudian pergi menuju kamarnya
"hanya tersisa 4 jam lagi sampai yuzuru menghilang. Aku penasaran apakah dia berani menunjukkan dirinya dihadapanku"
Kemudian dirinya segera berbaring diatas ranjang kemudian menutup matanya untuk mengakhiri hari yang cukup melelahkan.
***
Keesokan paginya, terdengar suara yang begitu keras menggedor gedor pintu rumahnya berulang kali
"hoammnn... Siapa sih yg gedor gedor. Hari libur juga ganggu orang tidur saja" ujarnya.
Dirinya segera menutup tubuhnya dengan selimut berharap suaranya tidak begitu keras tapi ternyata malah makin keras.
Akhirnya terpaksa shido yang turun kebawah untuk membuka'kan pintu meskipun dirinya masih mengenakan piyama.
"hoammm... Sebentar "
Ketika pintunya terbuka terlihat Kaguya dengan wajah yang panik bercampur sedih
"hilang... Saat aku bangun Yuzuru sudah menghilang"
Shido begitu terkejut setelah mendengarnya ditambah dia adalah oramg terakhir yang ia kencani dihari itu dan membiarkan dia pergi sendiri dimalam itu.
Akhirnya shido pun beserta yang lain seperti Oberon,Kotori serta Reine sudah berada diruang tamu. Perasaan Kaguya kini sudah cukup membaik setelah ditenangkan oleh Yoshino dan juga Tohka di apartemennya, dan kini mereka berempat sedang berdiskusi atas kejadian menghilangnya Yuzuru
"jadi dia sudah bergerak ya" ujar Oberon yang memegang dagunya sembari memperhatikan foto ke 13 orang tersebut.
"ya... Seperti yang dikatakan Oberon, yang menculiknya tak lain dan tak bukan ialah Natsumi "
Reine segera membuka rekaman cctv yang dipasang oleh fraxinus untung mengawasi setiap Spirits yg telah disegel oleh Shido dari sebuah layar tablet.
Disini terlihat tepat saat jam menunjukkan tengah malam, malaikat milik Natsumi, Haniel yang berupa sapu sihir muncul secara tiba tiba melayang diantara mereka berdua saat tertidur. Bagian bawahnya terbuka lebar dan memunculkan cahaya menyinari Yuzuru kemudian menghilang, seakan akan ia terhisap masuk kedalam. Sapu tersebut.
"bagaimana kau bisa mengetahuinya? " tanya Oberon
"ya memang siapa lagi bisa seperti itu. Jika menuduh D.E.M ataupun AST rasanya mustahil sekali bukan? " ujarnya
"ya itu kemungkinan yang masuk akal. Dan kita juga harus memastikan tidak ada lagi korban yang menghilang" ujar Reine
"aku yakin jika ini adalah permainan darinya, dan sudah pasti aku akan menyelesaikan permainan ini dengan selesai, sebagai ke 11 korban lain ikutan menghilang" ucapnya dengan nada bicara yang serius
"aku yakin ini adalah permainan dari natsumi jadi aku mempercayainya. Oleh karena itu aku harus menyelesaikan permainan ini"
"ya kau benar, kita sudah tidak punya banyak waktu lagi." jawab Kotori
Ia pun berdiri dari tempatnya dan berkata "sekarang mari kita mulai saja kencannya"
Kemudian kotori dan shido segera pergi dari rumah, karena menurut jadwal yang diatur oleh Reine yg pertama ialah Kotori.
Dan kini hanya ada mereka berdua saja diruang tamu dan dirinya langsung merentangkan kedua tangannya keatas
"mmmhhnnnggg haa... Jadi penjaga malam kah manis... Masa iya harus jadi kelelawar sampai permainan ini selesai" ujarnya
"ya itu ide yang bagus. Setidaknya itu mengurangi kesempatan Natsumi untuk menculik para korban." jawab Reine yang melirik dirinya.
"hhhh... Baiklah, tetapi aku tidak janji bisa melindungi mereka loh ya"
Ia Segera berdiri dari sofa dan pergi menuju kamarnya sendiri.
"ok mari kita lihat, seberapa berani spirit itu muncul"
-To Be Continued-
akhirnya bisa update juga. maaf kalau cukup lama delay, karena harus ngurus beberapa laporan dirl. dan sekarang silahkan enjoy semoga aja author bisa dptin mood bagus dan suasana yg bagus agar bisa cepet update per chapternya