webnovel

Petualangan Bawah Tanah

(Sel Bawah Tanah Iyork)

Ewa Lani dan Reina merasakan goncangan yang cukup besar mengoyangkan lantai dasar penjara bawah tanah. Lantainya pecah dan muncul lubang besar yang membuatnya kaget saat sebuah lorong terbentuk menuju ke dalam selnya. Apalagi saat tiba-tiba muncul sosok besar menggeliat keluar dari lubang tanah yang baru saja tergali itu.

"Antonie!" Ewa Lani kaget melihat bos koki ulat bulunya ada di depannya.

"Hai gadis bermata indah, ayo ikut aku! Aku sudah janji akan menyelamatkanmu bukan," ujarnya santai.

"Tapi aku tak bisa bergerak bebas, energiku benar-benar diserap oleh gelang batu ini!" keluh Ewa Lani.

"Haha, tenang saja aku punya ini!" ujar Antonie sembari mengeluarkan serbuk merica dari lipatan perutnya yang bergelambir.

Ewa Lani hanya melongo melihat apa yang Caterpi gemuk itu lakukan.

"Palingkan wajahmu, awas bersin!" ujar Antonie memperingatkan.

Antonie menaburkan serbuk merica merata ke gelang giok yang mengikat tangannya. Bagaikan membuat dendeng daging, batu sihir itu langsung mengkerut dan copot dengan sendirinya. Ewa Lani makin terkesan dengan ide brilian bos kokinya itu. Energi sihir Ewa Lani langsung terasa, energi hangat yang mengalir di pembuluh darahnya. Dia merasa energinya kembali pulih seperti semula.

"Bagaimana? Masakanku cukup mujarab bukan untuk mengembalikan energi sihirmu?" kata Antonie.

"Wah...Antonie kau benar-benar koki yang sangat luar biasa!" ujar Ewa Lani yang langsung memeluk perut empuk serupa guling besar itu.

"Oh iya aku akan membawa Reina ikut dengan kita, tawanan di sel sebelah adalah putri dari Iyork!"

"Siapa? Putri Reina? Jadi siapa putri yang sedang sibuk membuat sayembara di taman kota itu?" Antonie heran.

"Entahlah, yang pasti Perdana Menteri Azazel sedang melakukan konspirasi! Ayo kita selamatkan dia sebelum mereka menghukumnya mati besok!"

"Baiklah, ayo kita ajak dia! Temanmu, temanku juga!" ujar Antonie.

Ewa Lani yang sudah pulih kekuatan sihirnya, sangat mudah membuat jeruji sel penjara bawah tanah meleleh seperti ice cream.

"Reina ayo kita keluar dari sini!" ajak Ewa Lani

Reina mengangguk, dia mengikuti Ewa Lani dan mereka bertiga masuk ke lubang bawah tanah buatan Antonie. Lubang itu langsung bisa menutup kembali seperti sedia kala. Rupanya selain pintar memasak bangsa ulat Caterpi adalah bangsa yang pintar membangun. Mereka bisa membuat lorong dan membangun kota di dalam tanah. Kota yang sangat besar di dalam tanah yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

(Hutan Hujan Kristo)

Rei yang cemas menunggu akhirnya bisa melihat Mosbeefly yang terbang kembali ke Hutan tempat dia menunggu kabar tentang Ewa Lani dari Iyork. Binatang kecil itu mendarat di tangan Kakek Linco dan seperti bercerita tentang apa yang dia lihat di Iyork.

"Oh jadi gadis itu aman, baiklah terima kasih Mosbeefly, kemarilah manis aku punya serbuk bunga Rosea sebagai hadiah untuk kerja kalian," Kakek Linco menebar serbuk bunga berwarna oranye yang langsung dikerubuti oleh Mosbeefly yang lapar.

"Aman? Bagaimana kondisinya kakek? Apa yang dikatakan Mosbeefly pada Kakek?" tanya Rei penasaran.

"Temanmu aman, Mosbeefly melihat penjara sel bawah tanah tempat temanmu ditawan sudah kosong sekarang, sepertinya ada yang menyelamatkannya tapi mereka masuk ke dalam tanah, Mosbeefly tak bisa mengikutinya ke dalam sana," jelas Kakek Linco.

"Bawah tanah? Bagaimana bisa tetap hidup di dalam tanah?" Rei masih khawatir.

"Emm..! Apa temanmu punya teman dari Bangsa Caterpi?" tanya Kakek Linco.

"Iya, aku kenal satu pria baik dari Bangsa Caterpi, memangnya kenapa Kakek?" Rei tak mengerti.

"Bangsa Caterpi selain pintar memasak mereka juga pandai membuat bangunan, banyak yang tak tau kalau bangsa ulat ini juga pintar membuat lorong-lorong dan kota di bawah tanah. Hanya orang tertentu dan mereka percaya saja yang mereka perbolehkan masuk untuk tau apa yang ada di dalam sana. Jika temanmu itu punya teman Caterpi, aku sangat yakin dia dalam kondisi aman sekarang!" jelas Kakek Linco.

"Oh syukurlah...!" Rei menghela nafas lega.

Rei sangat yakin kalau Antonie lah yang menyelamatkan Ewa Lani, pria bulat berkumis tebal itu sangat baik dan ramah, terlebih lagi dia netral, dia tidak memihak Iyork atau siapapun. Pastilah dia tak tega melihat gadis yang menjadi pegawainya ditawan tak berdaya di sel bawah tanah.

"Kakek, bagaimana cara masuk ke kota bawah tanah Bangsa Caterpi? Aku ingin bertemu dengan temanku!" ujar Rei.

"Nah itu masalahnya, Bangsa Caterpi sangat tertutup mereka hanya mengajak orang-orang yang mereka percaya dan mereka suka saja, untuk bisa masuk ke kota bawah tanahnya. Aku juga belum pernah kesana. Yang pasti aku pernah dengar dari kakekku bahwa sangat sulit untuk kita menggali kesana. Karena bisa jadi tempatnya sangat jauh di dalam rongga planet ini."

Rei agak terpukul mendengar penjelasan Kakek Linco, dia senang Ewa Lani selamat tapi bisa jadi dia tidak bisa bertemu dengan gadis itu dalam waktu yang sangat lama. Bocah itu duduk terdiam, dia rindu dengan temannya yang menyebalkan. Gadis cantik bermata emas berambut biru yang mengajaknya terbang ke langit. Rei murung matanya sekarang menjadi menyala lebih merah saat gelap. Rei duduk dan tiba-tiba hujan turun. Bocah itu masih melamun sampai tak sadar kalau pewarna rambut birunya luntur terguyur hujan. Rambut keemasan Rei mulai terlihat, warna emas yang lebih berkilau dari yang sebelumnya.

Kakek Linco melihat Rei dengan heran, begitu juga Scot yang langsung mendekat setelah melihat makhluk bermata merah berambut emas. Macan hitam raksasa itu menjilati Rei yang tampak muram, Scot sepertinya sangat sayang pada Rei.

"Rei, ternyata rambutmu berwarna emas? Sebenarnya siapa kau?" tanya Kakek Linco yang berubah menjadi sangat serius.

Rei yang melamun akhirnya sadar kalau rambut birunya sudah luntur dan menunjukkan warna asli rambut emas miliknya.

"Kakek tanya siapa aku? Entahlah...Aku juga ingin bertanya siapa aku? Aku bahkan tak tau kemana aku harus pulang dan kemana aku harus pergi, aku sungguh payah!" jawab Rei sembari menunduk.

Scot semakin tak tega dengan bocah yang sekarang basah kuyup karena hujan itu, macan hitam itu mendorong badan Rei untuk menepi ke sisi pondok milik Kakek Linco.

"Scot, apa kau mengenali tuanmu?" tanya Kakek Linco tiba-tiba.

Rei kaget, Kakek Linco menyebutnya sebagai tuan dari macan hitam besar itu.

"Sepertinya benar apa yang kuduga Rei, kau pasti anak William pria pirang bangsa Devoj!" ujar Kakek Linco yang menebak benar silsilah Rei.

"Bagaimana kakek tau ayahku? Apa yang sebenarnya terjadi di sini Kek?"

"Sepertinya apa yang dikatakan ramalan itu benar, akan datang seorang laki-laki Dionne baru di Arasely. Dionne yang merupakan makhluk asing dari tempat jauh yang bisa membuka portal dimensi!" ujar Kakek Linco yang sontak membuat Rei terhenyak karena kebingungan.

Nächstes Kapitel