"Tangan lo mana?" tanya Fathan.
Yera menadahkan tangannya. Fathan tersenyum tipis, ia menggenggam tangan itu lalu melangkah ke dalam. Sementara Yera menahan senyumnya.
"Gue berasa jalan sama adek," cetus Fathan.
Yera tidak jadi senyum, ia melirik Fathan. "Than lo ngerusak suasana banget asli." ujarnya.
Fathan menyengir. "Canda. Lo kan cewek gue, istri gue sekaligus pacar halal."
Yera mendengkus. "Gue juga tahu."
"Mau beli apa sweetie?"
Yera melihat sekeliling, banyak sekali para pedagang makanan sampai Yera bingung mau beli apa. Matanya melihat sesuatu yang ia mau. "Pancake," unjuk Yera pada pedagang itu.
Mereka melangkah ke pedagang itu. Cukup ramai, membuat Yera mau tak mau harus menunggu. Fathan menarik kursi kosong. "Duduk Ra," suruhnya.
Yera duduk.
"Dompet gue mana?"
Yera mengambil dompet Fathan. Fathan mengambil. "Mau minum apa?"
"Apa aja." jawab Yera.
"Tunggu bentar, gue beli minum dulu, haus," ujar Fathan.
"Jangan lama-lama,"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com