webnovel

Ascyaf o Vivid : VRMMORPG Story

Autor: Deeira
Spiele
Laufend · 27.1K Ansichten
  • 19 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

"Aku ingin tahu apa itu kematian." Berpikir seperti itu, Assuja mencoba bunuh diri hanya untuk digagalkan. Pada akhirnya, dia dipaksa mengalihkan pandangan ke game VRMMORPG— Vivid untuk mencegah kejadian serupa berulang. Tapi, apakah Assuja akan menikmati petualangannya atau malah memperbesar keingintahuannya akan kematian? Yah, hanya satu yang jelas. Dia hanya akan menjadi Akuji. ———

Chapter 1Chapter 1 : Berawal Seperti Itu?

Langit malam ini cerah. Bulan terlihat jelas tanpa awan yang terlihat di mata, bahkan beberapa bintik cahaya kecil yang mungkin adalah bintang dapat terlihat di tengah sorot lampu kota dan banyaknya kendaraan berlalu-lalang.

Dan di tengah semua itu, Assuja berdiri di balkon apartemennya. Menatap kosong pemandangan ini dengan entah apa yang sebenarnya tengah ada di pikirannya.

Dengan gerak lambat, Assuja mulai memanjat pagar pembatas dan berdiri di atasnya. Terus menatap ke bawah seolah tidak sadar bahwa dia kini berdiri di ambang tipis antara hidup dan mati dalam satu langkah kecil. Hingga akhirnya satu langkah kecil nan mematikan itu pun berjalan dengan tempo sebuah skenario yang diatur dengan sempurna. Dan ...

"APA YANG KAU LAKUKAN?!"

... Teriakan tersebut terdengar bersama tubuh Assuja yang jatuh. Jatuh kembali ke sisi aman berkat sebuah tarikan cepat.

Menoleh ke belakang, Assuja melihat wajah akrab dan berkata, "Apa yang kau lakukan di sini Cha?" Seolah tidak ada sesuatu yang terjadi.

"Apa sekarang waktu yang tepat untuk bertanya hal semacam itu?! " Cha, Charista berteriak. "Setidaknya kenapa kamu tidak segera bangun untuk sekarang sebelum aku menendangmu!"

Apa yang Charista ucapkan tidak salah. Dengan dia yang menarik Assuja dari entah apa yang dia ingin lakukan di tempat seperti itu, kini Assuja menimpa tubuh kecilnya.

****

"Jadi, apa yang sebenarnya coba kamu lakukan tadi?" Charista bertanya sembari meminum segelas kopi yang dia seduh sendiri, menyerahkan gelas lain di tangannya pada Assuja yang tengah duduk di tengah ruangan.

"Tidak ada yang spesial. Aku hanya mencoba melompat dari balkon."

"Eh ...."

"Ack! Panas! Kenapa kau menjatuhkan gelas itu ke arahku Cha?!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Uhmm... Cha? Charis apa kau baik?" tanya Assuja melihat Charista yang tetap berdiri kosong selama beberapa saat.

Dan seolah arus pendek yang terjadi di kepalanya telah selesai, Charista hanya bertanya dengan skeptis, "Apa kamu ingin mati?!"

"Yah, memang itu yang kuinginkan."

"... Apa kamu salah makan atau semacamnya, Suja?"

"Tidak, aku makan dan tidur dengan cukup baik, kurasa?"

"Jadi apa yang sebenarnya ada dipikiranmu itu ...," geram Charista jengkel melihat sikap santai Assuja, dan tepat seperti yang dia rasa ....

Assuja malah menjawab, "Apa kau tengah bermain dedektif atau sesuatu semacam itu? Kau terus bertanya sejak datang kemari." Seolah mereka tengah bercanda.

"Bisakah kamu hanya menjawab pertanyaanku, Suja?" Tatap Charista tajam, muak dengan sikap Assuja. Bagaimanapun, sebagai teman— sahabat mana yang akan tetap diam mengetahui bahwa orang yang ada di depannya berniat bunuh diri?

Dan seolah baru menyadari bahwa Charista serius, Assuja menjawab lugas, "Aku ingin tahu apa itu kematian." Dengan nada yang tidak bisa dianggap serius. Namun dia belum selesai bahkan setelah melihat Charista akan meledak marah karena dia benar-benar serius tentang ini.

"Coba pikirkan ini sejenak Cha, apa yang terjadi setelah kau mati? Apa kau hanya akan berakhir sebagai sepotong tubuh daging kaku lain atau sesuatu yang disebut roh itu pergi ke suatu tempat?"

"Jadi, kamu ingin mati karena itu?"

Assuja mengangguk. "Ini tidak seperti ada cara lain untuk mengetahui itu bukan?"

"Kamu seharusnya lebih menyayangi hidupmu Suja."

"Yah, kurasa hidup tidak seberharga itu? Bahkan saat kita bicara seperti ini kuyakin ada seseorang yang mati di suatu tempat di luar sana."

Charista terdiam, dia tahu seperti apa Assuja dengan baik karena mereka telah saling mengenal sejak lama. Begitu dia terpaku akan sesuatu, entah hal tersebut masuk akal atau tidak, dia akan terus mengejarnya hingga keingintahunnya terpuaskan.

Charista masih ingat bagaimana Assuja terus mengamati beberapa alat acak di masa lalu selama berjam-jam atau bahkan beberapa hari tanpa berpindah sedikitpun dari tempatnya semula tanpa peduli gangguan apapun. Dengan kata lain, Assuja dapat dianggap berdedikasi namun Charista menyadari bahwa di sinilah masalahnya.

Assuja hanya akan terus fokus pada apa yang membuatnya tertarik tidak peduli apa.

'Kenapa dia bisa tertarik ke subjek absurd semacam ini,' desah Charista dalam hati. Dia sadar dalam kasus ini, tidak peduli seberapa absurd itu, bahkan jika Assuja diberi konseling seharian penuh dia pasti akan mencoba bunuh diri lain kali. 'Mari pikirkan cara agar dapat mengalihkan perhatiannya atas topik absurd ini.'

Charista tenggelam dalam pikirannya, tahu hal ini tidak akan mudah. Mengabaikan seribu satu alasan yang tengah Assuja kemukakan tentang alasan dia tertarik dalam subjek absurd ini.

'Kematian yang bukan merupakan kematian dalam arti yang aku takutkan terjadi, tapi itu masih akan menarik Assuja untuk terlibat. Bagaimana jika 'kematian' itu tidak terjadi di dunia ini tapi di tempat lain misal ...' Mata Charista bersinar diam seolah telah menemukan kunci tersembunyi.' Virtualverse? "

'Bahkan jika Suja mati, benar-benar menuju bentuk kematian yang diinginkannya setidaknya dia tidak akan berada dalam masalah nyata tapi hanya karakternya. Yah, kurasa ini adalah pilihan yang tepat,' hati Charista berkata dengan pasti.

Sekarang hanya tersisa masalah kecil baginya untuk meyakinkan Assuja. Bahkan jika Charista mengabaikan apa yang Assuja katakan, itu tidak berarti bahwa dia tak mendengarnya.

Dari sejauh apa yang dapat berhasil dia tangkap, yang dicari Assuja bukanlah kematian itu sendiri tapi apa yang terdapat dibalik pintu kematian itu. Apa yang membuat kematian itu sendiri menjadi menakutkan.

"Untuk sekarang mengapa kamu tidak mencoba seperti apa rasa kematian itu terlebih dahulu di Virtualverse?" kata Charista memotong Assuja, langsung ke pokok permasalahan yang diinginkan. Dalam menghadapi sikap Assuja, jika dia mencoba berbasa-basi maka dia hanya akan semakin melenceng.

"Itu tidak berguna bukan? Aku tetap tidak akan tahu apa itu kematian karena yah, kau tahu—"

"Kamu tidak akan dapat tahu apa yang ada di balik pintu itu, Suja?"

Assuja mengangguk. Menyatakan bahwa apa yang Charista ucapkan itu benar.

"Tapi coba kamu pikirkan saja dengan cara seperti ini. Sebelum kamu melewati pintu itu bukankah lebih baik jika kamu dapat mengenal apa pintu itu sendiri terlebih dahulu?" Charista berkata, menunjuk Assuja sebelum melanjutkan, "Sebagai contoh, orang berkata bahwa salah satu kematian paling menyakitkan itu disebabkan karena tenggelam bukan?"

"Ya, itu benar."

"Tapi apakah itu benar?"

"Bukankah memang seperti—"

"Apa kamu sudah pernah mengalaminya?"

"...."

"Jadi, kamu mau 'me-ne-ri-ma' saranku, 'kan Suja." Senyum Charista lembut, hanya untuk membuat itu terasa lebih menakutkan bagi Assuja.

"...."

"Hmm?"

"... Ya... baiklah." Assuja menjawab lemah. "Tapi itu tidak mungkin 'kan karena bertentangan dengan S&K yang ada?"

'Apakah hukum pernah menghalangimu?' pikir Charista terhadap sanggahan lemah Assuja dan berkata, "Yah, kurasa terdapat hal mudah untuk menyelesaikan masalah tersebut."

Mengambil ponsel dari sakunya dan memperlihatkannya pada Assuja. "Kamu hanya perlu berada di sini."

" Vivid?"

Das könnte Ihnen auch gefallen

Kekuatan Item

Sinopsis Awal Cerita: Shin Youngwoo memiliki kehidupan yang tidak menguntungkan dan sekarang dirinya terjebak mengangkut batu bata di lokasi konstruksi. Ia bahkan harus menjadi buruh di game VR, Satisfy! Namun, keberuntungan akan segera memasuki kehidupan tanpa harapannya. Karakternya, 'Grid', akan menemukan Gua Ujung Utara untuk Quest, dan di tempat tersebut, ia menemukan 'Buku Langka Pagma' dan menjadi player kelas legendaris. Ulasan Translator: Basis dari novel ini adalah game VR ( Virtual Reality ) yang disebut Satisfy, dikembangkan oleh ilmuwan terbaik di dunia Lim Cheolho dan para ilmuwan terbaik di dunia lainnya. Karakter utamanya dari cerita ini bersifat pemalu, mudah frustasi, penakut, egois, peduli dengan uang dan mudah merasa iri dengan orang lain. Karena sang Author membuat karakter dengan sifat demikian, ceritanya akan sedikit sulit untuk dibaca para reader pada awalnya. Namun, ketika sang tokoh utama bertemu dengan berbagai macam orang dan para jenius, ia secara internal menjadi dewasa dan kepribadiannya berubah. Jika karakter utama digambarkan seperti kanker sejak dini, saat ini ia dapat disebut sebagai orang dewasa yang matang. Namun, bagi para reader yang tidak membaca bagian-bagian awal dari chapter 90 ( atau volume ke-5 ) pastinya akan sulit untuk mempercayai tingkat pengembangan ceritanya. Pengaturan dasar dan alur ceritanya mirip dengan novel-novel VR lainnya, namun yang patut dipuji dari novel ini adalah pengembangan kontennya. Bagian-bagian awalnya tidak jauh berbeda dengan novel-novel lainnya, tapi di peringkat yang baru telah melampaui rata-rata pasar dalam beberapa tahun terakhir karena perkembangan dari penulisnya. Pada awal cerita, game berlangsung dengan sang karakter utama menggunakan kelas dari seorang pandai besi legendaris. Karakter utama memperluas konten game dan tingkat pengguna gamenya meningkat secara dramatis. Bakat tersembunyi, player baru di peringkat resmi, berbagai macam kelas yang dapat merusak keseimbangan game, semua ini menunjukkan bahwa sang tokoh utama tesebut dapat melakukan hal-hal yang mustahil sendirian. Tokoh utama tumbuh secara internal dan eksternal saat bersaing dengan player lainnya. Bahkan, jika reader membandingkan metode pertempuran yang sederhana dan tanpa dasaran di awal cerita dengan kemampuannya di masa sekarang, adalah hal yang mungkin bagi para reader untuk merasakan besarnya jarak sehingga sang tokoh utama tidak terlihat seperti karakter yang sama. Sedangkan untuk evaluasinya, ada begitu banyak kritikan cukup berat di awal cerita, namun popularitasnya meningkat pesat setelah itu. Seperti yang dijelaskan di atas, perbaikan dalam penulisan dan pertumbuhan tokoh utama menyebabkan terjadinya perubahan yang cepat dalam komentar-komentar tersebut. Namun, perilaku egois dan frustasi karakter utama tersebut seringkali menyebabkan banyak reader berhenti membaca bagian awalnya.

Lopobia · Spiele
Zu wenig Bewertungen
236 Chs