Apakah isi quest tersebut terlalu sulit? Jawabannya sudah jelas terlihat—
"Apa-apaan ini?!"
"Hei! Setidaknya buatlah ini sedikit mudah kau—"
"Kotoran!"
Suara protes dan kutukan terus terdengar selama beberapa saat sebelum akhirnya mereda dan digantikan dengan udara tertekan sejak mereka tahu bahkan jika mereka memprotes pun tidak akan berarti atau mungkin hanya akan membuat isi quest semakin sulit.
'Quest ini terlalu sulit!' pikir sebagian besar pemain di sisi Elementalist, tidak seluruh pemain yang hadir.
Isi Quest itu memanglah sederhana, hanya menjatuhkan target terbang di area latihan itu sebanyak seratus kali. Benar, itu jika kata 'hanya' benar-benar dapat diterapkan.
Melihat pengingat dalam panel quest, pemain menyadari bahwa target yang dimaksud bergerak cepat dan agar dapat menjauhkannya mereka tentu harus menyerang target tersebut. Serangan apa yang dimiliki pemain di level 0? Tentu saja, serangan dasar.
Dan untuk membuat semua lebih sulit (atau mudah?), serangan dasar dengan senjata grimore sendiri seperti busur atau senapan, yang menembakkan proyektil (?) sehingga dapat dilakukan dari jarak jauh namun memerlukan beberapa tingkat akurasi. Hanya saja, kecepatan proyektil sihir dari grimore dan magic device tidak perlu disebutkan, LAMBAT!
Bahkan pemain dengan senjata busur dan senapan memerlukan waktu untuk dapat menyerang secara efektif dengan target diam. Lebih dari pada itu, pemain di sini masih perlu untuk mengejar target mengingat jangkauan serangan dasar mereka tidak sejauh busur atau senapan.
Apakah mereka dapat mengenai target cepat itu dengan serangan mereka? Tidak, beberapa pemain yang lebih pesimis bahkan bertanya-tanya apakah serangan mereka akan dapat mengenai target? Sebagian besar pemain yang memilih mempelajari Pohon Skill Elementalist merasa kepala mereka berdenyut sementara sebagian lainnya mencoba berpikir optimis. Satu hal yang pasti, waktu yang lebih mudah dirasakan oleh pemain yang memilih mengambil Pohon Skill Battle Mage karena mereka tidak perlu memikirkan semua itu!
Bersama desahan lega para pemain di sisi seberang, kelompok pemain berpencar menuju ke area latihan yang ditujukan bagi mereka. Dengan Veiz sendiri memimpin kelompok Battle Mage, Akuji dan yang lain ditinggalkan oleh siapa yang tahu untuk mengawasi mereka.
"Sepertinya lebih baik bagi kalian untuk segera ke area latihan." Sebuah suara datang mengejutkan pemain yang masih kebingungan. Melihat dari siapa suara tersebut berasal, tanda tanya besar lain segera muncul di benak pemain.
Dengan rambut hitam, paras cantik dengan mata emas dan tubuh proporsional, dia adalah sosok yang biasanya akan segera orang sadari keberadaannya. Ya, biasanya karena tak ada satu pun orang yang tahu siapa atau bahkan menyadari keberadaannya sebelum dia bicara.
Mengabaikan bisikan yang terjadi, dia langsung menuntut kelompok pemain yang tersisa menuju ke area latihan, tak tertarik untuk memperkenalkan dirinya.
Area latihan itu sendiri cukup luas, dan dengan jumlah pemain yang tidak lebih dari lima puluh orang, tempat ini semakin terasa terpencil dari dunia apalagi dengan udara tertekan yang menyelimuti para pemain. Membuat mereka diam membeku.
Menunggu beberapa saat dan belum ada satu pun pemain yang beranjak, pengawas itu menghela napas.
"Aku rasa kalian masih bingung dengan latihan yang diberikan." Pengawas tiba-tiba menghela napas, melangkah maju ke tengah lapangan. Dan ...
"Mulai."
... Beberapa bola terbang dengan cepat setelah kata tersebut jatuh. Tidak hanya cepat, bola-bola itu bahkan dapat bermanuver bebas di udara dengan sayap kecilnya yang berdengung.
Namun pengawas tersebut sama sekali tidak melihat ke arah bola-bola yang beterbangan liar di sekeliling dirinya. Dia hanya melihat grimore produksi massal oleh Asosiasi Sihir untuk latihan yang siapa tahu kapan diambilnya, dan segera mulai menembakkan proyektil sihir dari grimore di tangannya.
Buz-buz-buz!
Suara tembakan terdengar. Tembakan cepat yang bahkan sulit untuk dapat dilihat kapan dia menggambar pola sebelum menembakkan serangannya. Apa yang dapat lihat sekarang hanyalah tembakan gila yang tidak memedulikan akurasi sedikit pun.
Namun demikian, tempo gila tersebut segera berubah. Tembakan gila berhenti digantikan dengan kilatan cahaya yang sangat teratur. Setiap proyektil sihir yang dilepas dengan tepat menuju ke arah mana targetnya akan bergerak.
Hingga pada akhirnya dia berhenti. Apa yang terlihat sekarang bukanlah kecepatan atau ketepatan ekstrem sebelumnya, jangankan membicarakan kecepatan atau ketepatan, apakah kedua hal itu ada di sana pada tempat pertama? Jawabannya sejelas siang hari, tidak. Yang dia lakukan hanya dapat disebut dalam satu kata, kebodohan.
Dia menggambar pola yang entah sampai kapan akan dilakukannya sebelum melepaskannya dalam waktu kacau. Menunjukkan alasan terbesar mengapa serangan dasar grimore itu lambat, karena bahkan serangan dasar mereka tergolong sebagai 'sihir'.
Semua sihir memerlukan persiapan, itu adalah hukum dasar Vivid dan hal sama juga berlaku untuk serangan dasar grimore. Bahkan jika serangan dasar tidak memiliki waktu casting seperti skill, mereka memerlukan tindakan untuk membuat serangan itu terjadi.
Jika pedang perlu diayunkan untuk menyerang, maka untuk grimore, 'melukis' pola tertentu di udara diperlukan. Seperti bagaimana pedang dapat diayunkan dengan cepat atau kuat, pola yang digambar juga akan memengaruhi bentuk serangan yang keluar.
Dan serangan yang dia, pengawas itu lakukan sekarang adalah bentuk terbodoh dari kebodohan. Lukis. Lukis semua pola yang mungkin dan keluarkan pada saat bersamaan untuk menghasilkan serangan kuat, serangan yang cukup untuk memenuhi area yang dia maksud. Serangan bodoh namun dapat menjatuhkan target tersisa yang ada.
Pu.
Hingga akhirnya suara grimore yang tertutup lembut mengakhirinya, mengakhiri sebuah pertunjukan hebat dan hanya menyisakan tempat itu dengan kesunyian membisu. Tempat itu kini benar-benar sunyi, seluruh suara dengungan di lapangan mereda, tanda bahwa seluruh target telah jatuh.
"Seperti yang kalian lihat, kalian sebenarnya tidak perlu untuk terlalu memikirkan latihan semacam ini bukan?" kritiknya pedas, memperhatikan kekhawatiran yang dialami kelompok ini sejak awal. "Bagaimanapun, ini hanya latihan pemula."
Seolah menusuk titik yang tepat dengan kata-katanya, kelompok pemain akan membuka mulut mereka, meledak tapi segera dipotong.
"Kalian mungkin berpikir bahwa untuk menjatuhkan bola tidak berguna itu kalian harus menembaknya dengan kuat. Tapi bagaimana bisa seperti itu? Kalian tahu bahwa kalian akan tahu jawabannya saat mencobanya namun kenapa tidak ada satu pun dari kalian yang berusaha memulai? Pada dasarnya kalian hanya harus berusaha, itu saja."
"...."
"Atau mungkin kalian berpikir terlalu banyak? Jika begitu kenapa kalian tidak berpikir tentang hal yang jelas. Biaya yang diperlukan untuk alat semacam ini pasti tidak sedikit, dan Asosiasi Sihir, tidak, siapa pun itu tidak akan mau mengeluarkan seluruh uang mereka untuk siapa yang tahu apakah itu akan berguna atau tidak, bukan?
"Pada intinya, jika kalian tidak mengambil langkah apa pun, kemudian apa yang akan terjadi? Pada akhirnya, tidak peduli seberapa kuat atau pintar kalian, tanpa bertindak hal itu tidak berguna. Namun seperti yang kalian lihat, bahkan serangan terbodoh pun akan berhasil jika kalian mencoba.
"Atau benar kata Veiz bahwa kalian pecundang?"
"TENTU SAJA TIDAK!" teriak seorang pemain dengan wajah merah padam, marah akan semua perkataan yang dia, pengawas itu lontarkan.
"Kalau begitu sederhana. Buktikan padaku bahwa setidaknya kalian dapat melewati latihan pemula ini." Dia tersenyum, membuat wajah cantiknya menjadi semakin memesona tapi tidak dengan perkataannya.
"Pecundang."