webnovel

Kutukan Hela

Cien membawa lima pasak keluar dari kabin. Dia pasang dua pasak dengan jarak sekitar lima ratus meter dari depan kabinnya. Dan dua pasak tepat di tanah depan dinding luar gua yang berada di belakang kabin.

Setelah semua terpasang, pasak terakhir dia tancapkan di depan kabin. Tepat di depan teras kabin, lalu dia sembunyikan tempat itu dengan menanam tanaman liar banyak berserakan di hutan.

Setelah semua pasak telah berada dalam posisi. Cien meneteskan darahnya pada pasak yang ada di depan rumahnya.

Ding!

Seketika nada pemberitahuan terdengar dari ponselnya. Cien membuka aplikasi lalu melihat pada ikon toko terdapat simbol '!'. Dia langsung tekan ikon itu tanpa pikir panjang.

Setelah membuka ikon toko pada aplikasi. Cien akan diperlihatkan miniatur tokonya dari perspektif isometrik. Pada fungsi 'toko', dia bisa mengatur denah toko sesuka hatinya. Dia bisa menggeser lemari dan lain sebagainya dengan mudah.

Sekarang, selain miniatur toko, kini Cien bisa menjauhkan kamera dan melihat satu kilometer lingkungan yang berada di sekitar tokonya. Dan pada jarak kurang lebih 500 meter, dia bisa melihat suatu lapisan transparan yang menyelubungi tempat tinggalnya.

Pada bagian ujung kanan layar, terdapat tulisan baru.

[Sistem Keamanan : On/Off]

Dengan menekan tulisan tersebut, Cien bisa dengan mudah menyalakan dan mematikan Formasi Pelindung Dewa Kala dengan leluasa.

Melihat sistem keamanannya terpasang begitu saja dengan mudahnya. Membuat Cien berseri-seri bahagia. Biasanya, suatu formasi harus dilakukan dengan teliti dan sesuai perhitungan yang pasti. Namun, tidak disangka kalau formasi yang dia dapatkan dari aplikasi dapat dipasang dengan asal olehnya.

"Bagus, dengan begini. Toko ini akan menjadi tempat teraman di Death Valley."

Cien puas sekali dengan hadiah yang didapatkannya. Dia tetap menyalakan lapisan pelindung dan berjalan kembali ke toko.

Masalah keamanan selesai, sekarang tinggal menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya.

Berhubung dia sudah mempunyai banyak resep dan fasilitas, walau enggan, tapi Cien ingin tetap mencoba untuk membuat sesuatu di tokonya. Masalahnya hanya satu, bagaimana caranya dia bisa mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan?

Cien membuka kembali aplikasi, lalu menekan tombol status.

__________

[Status]

Cien Millard (43)

Terkutuk (Kutukan Hela)

Rank 2 Kelas Menengah

[Skills] : Sihir Air (Kompeten), Aplikasi Toko Kirana (Master), Senjataku Kekuatanku (Master).

__________

Tampilan statusnya sangat sederhana. Cien tadinya berharap kalau dia bisa melihat berbagai angka yang biasa dilihatnya dalam game, seperti jumlah darah, jumlah mana, attack dan lain sebagainya.

Tapi sepertinya dalam dunia ini, hal tersebut tidak ada sama sekali. Mungkin memang tidak realistis bila segala sesuatu bisa dilihat hanya dengan angka.

Untuk statusnya sendiri, Cien kini tahu kutukan yang ada pada dirinya. Kutukan Hela, Cien tidak tahu siapa itu Hela. Dia coba menekan tulisan 'Kutukan Hela' pada status, berharap bisa melihat deskripsi lengkapnya.

__________

[Kutukan Hela]

Kutukan yang diberikan oleh Hela, sang Naga Malapetaka yang tersegel di bawah Death Valley. Hela memberikan kutukan ini karena dia bosan di dalam kegelapan setelah ribuan tahun. Dengan kutukan ini, Hela dapat melihat apapun yang dilihat oleh si penerima kutukan.

Namun karena Hela tersegel di Death Valley dan tidak bisa keluar. Penerima kutukan pun menerima kondisi yang sama. Dia tidak dapat keluar dari Death Valley, dan rohnya terikat pada tubuh Hela.

Bila Hela menghendaki, dia bisa menarik penerima kutukan ke atas tempat dia disegel kapan saja.

Catatan : Untuk saat ini Hela menetapkan waktu 14 hari sebagai batasan waktu penerima kutukan boleh jauh dari tempatnya tersegel.

__________

Mata kanan Cien berkedut-kedut setelah membaca deskripsi dari kutukan yang diterimanya.

"Bangsat! Jadi aku terjebak sepuluh tahun di sini hanya karena seekor naga yang kesepian! Ugh…!"

Cien seketika meringkuk, dia merasa air matanya akan keluar kapan saja. Tidak pernah disangka kalau penderitaannya selama ini adalah karena naga yang ingin melihat dunia dari matanya.

Naga merupakan makhluk yang berada di puncak rantai makanan. Bila Cien melihat Hela secara langsung mungkin dia tidak ubahnya seekor semut di mata naga tersebut. Tapi, naga tersegel? Bosan? Ingin melihat dunia?

Apa yang ingin dilihatnya kalau hidupnya saja tidak ada bedanya dengan naga di bawah sana?!

Cien selalu dalam kesendirian, dalam kegelapan hutan, dan bertahan hidup hanya dengan memungut rerumputan! Tidak ada yang menarik untuk dilihat dari sudut pandang matanya!

Dia sungguh meratapi nasib sialnya.

Sekitar satu jam berlalu, Cien hanya menangis di pojokan ruangan tokonya. Walau sekarang dia tahu kalau Hela ternyata bisa melihatnya, dia tidak peduli. Bahkan ada harapan kecil di hatinya, kalau naga tersebut akan bersimpati padanya.

Tapi, Naga Malapetaka. Jangankan bersimpati, dia mungkin terkekeh senang melihat kesialan yang diterima Cien.

Cien mengusap air matanya. Dia sudah buang jauh-jauh nama Hela dalam pikirannya. Ini sesuatu yang tidak bisa dia urusi. Biarlah naga bosan itu melihat sesukanya. Toh, kemungkinan besar dia tidak akan pernah bertemu dengan naga tersebut.

Cien kembali membuka ponselnya, melihat kolom status masih terpampang pada layar. Pada bagian tingkat kekuatannya. Kekuatan Cien ada pada rank 2 kelas menengah.

Di Benua Kastia, tingkat kekuatan berurut dari rank 1 sebagai yang terlemah hingga rank king yang terkuat. Bagi Cien yang telah mengingat masa lalunya di bumi. Tingkatan rank ini sama saja dengan permainan kartu remi.

'Itu artinya seharusnya ada rank di atas king. Joker. Kalau tidak salah ada kabar kalau makhluk dengan kekuatan di atas rank king ada di kedalaman Death Valley. Menyeramkan.'

Untuk setiap rank, akan terbagi lagi menjadi tiga kelas. Rendah, menengah, dan atas. Setelah seseorang berada di kelas atas, dia bisa naik tingkat ke rank di atasnya.

Tingkat kekuatan Cien hanya berada di rank 2 kelas menengah. Dalam rata-rata adventurer dan tentara di Kastia, kekuatan Cien sama seperti seorang tentara rendahan. Dia sekadar manusia yang sekitar tiga kali lebih kuat dari manusia normal.

Sejak kecil dia memang tidak punya bakat untuk menjadi petarung. Bisa mencapai tingkat kekuatannya saat ini saja, dia sangat bahagia kala itu. Sayang, kekuatannya terlampau sangat lemah di Death Valley.

Untuk skill yang dia miliki. Terdapat sihir air yang pernah dipelajarinya semasa kecil. Kemahiran penggunaan sihirnya berada di tingkat kompeten. Untuk tingkatan kemahiran skill, dibagi menjadi empat tingkatan. Pemula, kompeten, ahli dan master.

Sihir air pemula hanya akan memberikan Cien kemampuan untuk mengendalikan air dengan jumlah kecil dan menghasilkan air dari udara dalam jumlah sedikit. Pada tingkat pemula, Cien tidak perlu pusing bila terjebak di padang pasir karena dia bisa menciptakan air kapan saja.

Untuk kompeten, Cien bisa membuat air yang diciptakannya menjadi suatu serangan. Jumlah air yang bisa diciptakan dan dikendalikan pun jauh lebih banyak daripada tingkat pemula.

Dengan sihir inilah, Cien tidak mempermasalahkan masalah air selama dia bertahan hidup di hutan Death Valley.

Kedua skill Cien lainnya, adalah Aplikasi Toko Kirana dan Senjataku Kekuatanku. Untuk Aplikasi Toko, dia tahu benar apa fungsinya, tapi…

'Senjataku Kekuatanku? Apaan ini?'

Cien menekan tulisan tersebut untuk melihat detailnya.

__________

[Senjataku Kekuatanku]

Pengguna dapat menggunakan setiap senjata, ramuan, aksesoris dan benda lainnya yang dibuatnya di dalam Toko Kirana.

__________

Kedua mata Cien terbuka lebar ketika dia membaca deskripsi skill yang dimilikinya itu. Dia kemudian melihat bagian 'resep' pada aplikasinya, dan di sana dia melihat banyak resep senjata-senjata berkelas legendaris.

Senjata-senjata legendaris biasanya selalu mempunyai batasan minimal tingkat kekuatan sekitar rank 7. Kalau benar dia bisa menggunakan senjata legendaris ini tanpa perlu memikirkan batasan yang ada pada setiap senjata. Itu artinya, Cien bisa menjadi sangat kuat walau kekuatannya sekadar rank 2.

Namun hanya sesaat dia dalam euphoria, Cien menyadari dilema yang seketika menghantamnya. Mustahil baginya bisa mendapatkan bahan untuk membuat senjata kelas legendaris.

"Sigh… tapi setidaknya dengan ini, ada cara lain untukku bisa menjadi lebih kuat. Dan mungkin aku juga akan mendapatkan jalan agar bisa keluar dari tempat ini."

Cien menutup ponselnya. Perutnya sudah mulai lapar. Seperti hari-hari sebelumnya, dia berencana keluar untuk menjelajah di sekeliling rumah, mencari tanaman yang bisa disantapnya.

Sekarang dengan lapisan pelindung yang cukup luas, dia mungkin bisa mendapatkan makanan dari tempat yang tidak terlalu jauh, dan tidak perlu memikirkan keselamatannya.

Dengan langkah ringan, dia keluar dari kabin dengan membawa sebuah karung yang ditemukannya di workhouse toko. Selain karung, dia juga membawa sebilah pisau yang ada di dapur. Pisau yang disediakan aplikasinya itu tampak tajam dan dibuat bukan dari sekadar besi biasa.

Ketika Cien menelusuri cukup jauh, lalu melihat tanaman yang familiar di matanya. Dia mencoba memotong dengan pisau, dan bagaikan mentega, batang tanaman yang agak keras itu terpotong dengan mudahnya.

"Hooo, mungkin aku bisa memakai pisau ini untuk berburu monster! Hahaha, konyol, mana mungkin aku bisa memburu monster?"

ROARRR!

"…"

Langkah Cien seketika terhenti, bulu kuduknya merinding, lalu menoleh ke samping. Di kejauhan sana dia melihat sepasang mata berwarna merah menyala dengan cepat berlari ke arahnya.

"Gulp… seriusan?"

Nächstes Kapitel