webnovel

Sahabat

pernahkah terbayang olehmu,seseorang yang kau anggap sebagai sahabat yang menjadi tempat alasan kamu kembali,kini hanya ada segores memori memori indah.sahabat yang kau anggap akan tetap selalu bersamamu,kini telah menemukan seseorang yang bisa membawanya ke tingkat lebih baik.

Ini adalah ceritaku,cerita yang dulunya memberi semangat di hidupku.dengan adanya sahabatku.setiap hari kita lalui bersama dengan suka ria.tapi seiring berjalannya waktu,menginjak masa masa dewasa kita semakin jauh.jarak yang memisahkan kita mencari tujuan hidup masing masing.

Namaku Venya Rosalee.

aku bertemu sahabatku ketika kita masih di bangku SD.saat itu dia mempunyai banyak mainan.setiap hari kita bermain bersama hingga membuat kita semakin dekat.dan lama kelamaan kita merasa nyaman satu sama lain.dari SD sampai SMA kita satu sekolah.berangkat dan pulang sekolah pun kita selalu bersama.

Flashback On

"Edith~~...."

Edith adalah nama sahabatku.saat aku masih kecil,aku suka memanggil namanya disertai dengan nada.

"iya,Venya bentar!!!!".

teriak Edith dari dalam rumah.

tak lama kemudian Edith membuka pintu rumahnya dan menyuruh ku langsung masuk.

"Kau pasti kesini ingin bermain kan?".

ucap Edith pada ku.

Edith yang sudah terlalu tau gelagat ku.paham jika aku ke rumahnya pasti ingin mengajak Edith untuk bermain.

"kebetulan aku punya mainan baru,tadi aku meminta ibu untuk membelikan ku boneka Barbie".

Edith menunjukkan boneka Barbie dengan gaun pinknya yang baru ia beli padaku.

"wah..cantik...beruntung sekali kau Edith boleh membeli mainan sesukamu.kalau aku yang minta di beliin,pasti nggak boleh sama ibu aku.kata ibu aku ngapain beli mainan banyak banyak paling nanti kalo udah bosen di buang".

"Enggak papa kan kamu bisa mainin punyaku,jangan sungkan Venya kita kan sahabat he...he...he...".

Edith memang paling perhatian dengan ku dia bisa langsung meredakan mood ku yang sedang tidak baik baik saja.

Aku merasa nyaman saat berada di dekat Edith.tak pernah ku temui orang seperti dia.dan aku beruntung bisa mempunyai sahabat seperti Edith.

Tahun berganti tahun tak terasa sudah kita lalui bersama.dan saat ini kita sudah menginjak masa masa SMA.kita yang selalu berjuang sungguh sungguh untuk bisa mencapai impian masing masing.

"Apa impianmu yang ingin sekali kau wujudkan?.

aku bertanya pada Edith yang sedang asik bermain dengan ponselnya.

"Aku ingin ber kecimpung di dunia bisnis.entah kenapa aku tertarik dengan dunia bisnis Venya.kalau kamu apa?".

Edith menjawab dengan wajah penuh gurat semangat dan binar bahagianya.

"aku ingin menjadi seorang penulis yang sukses,kau tau kan kalau aku suka menulis".

jawabku sambil memandangi wajah Edith.

"impian kita berbeda,tapi janji jangan pernah jadikan ini alasan suatu saat nanti kita sewaktu-waktu bisa berpisah karena impian kita yang tidak sejalan".

Edith berkata dengan nada sungguh sungguh nya.

"Edith...suatu saat nanti jika kita sudah menjalani jalan hidup masing masing untuk menggapai impian kita,jangan lupakan aku ya".

aku berucap pada Edith dengan segenap hati.jujur aku tidak bisa membayangkan jika aku sudah tidak bersama Edith lagi.

di tambah lagi sebenarnya aku adalah pribadi yang susah bergaul.aku pendiam.tapi jika aku sudah menemukan orang yang membuatku nyaman aku bisa bersosialisasi biasa.

"iya...aku janji Venya tetap jaga hubungan persahabatan ini ya".

Edith berucap pada ku sambil mengaitkan jari kelingkingnya denganku.

kita berusaha sebaik mungkin untuk bisa meraih mimpi mimpi kita.tak ada kata menyerah.tiap hari kita belajar dan terus belajar.demi se cercah harapan untuk masa depan.

hingga pada masanya aku dan Edith berpisah.Edith yang memutuskan untuk pergi menggapai impiannya,membuat Edith harus pergi ke kota untuk menemukan peluang menjadi pebisnis.sedangkan aku masih asik dengan kegiatanku,menulis.mencurahkan suasana hatiku pada secarik kertas yang biasa ku gunakan untuk meluapkan rasa yang sedang ku alami.

pada awalnya kita masih menjalin komunikasi dengan baik,masih saling menyemangati sama lain.setiap hari mengirim chat,dan juga bercerita tentang kejadian hari hari kita.

Namun lama kelamaan Edith jadi jarang menghubungi ku.jika aku mengirim chat padanya hari ini, Edith akan menjawab pesanku dua atau tiga hari setelahnya.pertama aku masih berpikir positif jika Edith sibuk dengan kegiatannya saat ini.

tapi lama lama aku merasa jauh dengan Edith.

pernah pada saat Edith pulang dari kota,aku langsung menemui nya,tapi rasanya canggung.tak seperti dulu lagi.saat kita mengobrol pun sudah tidak nyambung seperti dulu.ku rasa dia berubah.tapi hatiku masih mengelak,aku rasa aku dan Edith yang sudah tidak lama bertemu pasti canggung.

beberapa setelah kepulangan Edith, Edith memintaku untuk bermain ke rumahnya.dengan senang hati aku pun meng iya kan ajakan Edith.

saat aku datang ke rumah Edith ternyata sudah ada teman Edith di sana.teman se frekuensinya yang juga sedang berusaha untuk menjadi pebisnis.

"hallo...salam kenal aku Venya".

aku mencoba untuk menyapa nya terlebih dahulu.

"salam kenal juga,aku Alena.senang bertemu denganmu".

aku dan Alena pun berjabat tangan.tanda perkenalan kita.

aku sedikit canggung,tidak tau topik apa yang harus aku bicarakan.sesekali Alena bertanya padaku,dan aku hanya menjawab seadanya.karena aku belum merasa nyaman dengannya.

sedangkan Alena dan Edith,mereka terlihat menikmati percakapan di antara mereka.kadang tak jarang mereka melakukan percakapan yang membuat mereka tertawa.

dan aku,aku yang tidak paham apa yang mereka bicarakan,hanya diam dan sesekali ikut tersenyum.meskipun aku tak banyak bicara,tapi aku bisa jadi pendengar yang baik.

meskipun aku merasa aku jauh dengan Edith.malah kalau di lihat lihat Edith lebih nyambung mengobrol dengan Alena daripada denganku.

Hari pun sudah sore aku memutuskan untuk pulang,karena jika aku pulang terlalu larut aku pasti di marahi ibuku.akupun pamit pada Edith.sedangkan Alena,katanya dia akan bermalam di rumah Edith.

sakit.itu yang aku rasakan sahabat yang dari kecil aku banggakan sekarang sudah tidak seperti dulu lagi.

pernah suatu ketika aku dan Edith sedang berbincang bersama.kemudian Edith memberikan pertanyaan padaku.

"setelah lama kita tidak bersama, pasti kau merasa kalau aku ini berubah kan?".

ucap Edith dengan muka yang sedikit lesu.

"tidak kok...mungkin kita yang sudah lama tidak bersama aja,makanya jadi canggung".

aku menjelaskan pada edith.meskipun memang benar sebagian dari hatiku berkata kalau Edith memang berubah.

"sekarang aku akan ber sungguh sungguh menggapai impianku.kau tau,mungkin aku akan jarang mengasih kabar padamu,dan mungkin jarak yang memisahkan kita juga bisa jadi penghalang untuk persahabatan kita".

Edith menjelaskan ku panjang lebar.

"itu bukan masalah buatku.jika kita yakin pada kekuatan persahabatan kita,itu bukanlah masalah yang besar Edith.dengar...bagiku kamu adalah satu satunya orang yang paling berharga yang pernah ku temui di dunia ini.jangan bilang begitu Edith".

aku yang begitu kecewa dengan perkataan Edith mencoba untuk memberikan pengertian pada Edith.

"jika kau merasa aku sudah tidak berguna untukmu,maka jauhilah aku".

"Duarrr!!!".

bagaikan tersambar petir,pikiranku meledak seketika saat Edith berkata seperti itu.

satu per satu pertanyaan muncul di kepalaku.

apa yang terjadi pada Edith?Apa dia sudah tidak ingin berteman denganku?Apa dia lebih memilih Alena?.

"aku tidak akan pernah melupakan persahabatan kita Edith,dan aku tidak mungkin bisa melupakan mu begitu saja".

aku terus menjelaskan pada Edith, berharap Edith mengerti apa yang aku rasakan.

selepas kejadian itu,pikiranku terus di hantui tentang Edith.bagaimana dia bisa berkata seperti itu,sedangkan kita sudah bersama dari sejak kecil.kadang aku merasa menyalahkan diri sendiri.apa aku yang sudah tidak berguna untuk di katakan sahabat bagi Edith.atau menyalahkan keadaan?.tidak juga.

kenapa persahabatan ku dengan Edith bisa seperti ini.seseorang yang aku harap bisa terus bersamaku sampai nanti,ternyata tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan.

FLASHBACK OFF.

sekarang aku mencoba untuk tidak terlalu menaruh harap pada seseorang.karena itu hanya akan membuatku sakit.

yang ingin ku lakukan sekarang hanyalah menerima diri sendiri.

karena tidak ada seseorang yang selalu ada untukku,selain diriku sendiri.

Mungkin berusaha melepaskan nya adalah hal yang terbaik.jika dia bahagia dengan orang lain,maka aku harusnya ikut bahagia.karena dia telah menemukan seseorang yang lebih mengerti dia daripada aku.

Nächstes Kapitel