webnovel

if you don't know me,you better shut up.

Fredella meisie,gadis berperawakan mungil dan cantik harus menelan pil pahit kenyataan saat ayahnya meninggal,dan tak lama kemudian ibunya menikah lagi dengan seorang pria yang lebih muda dari ibunya.

sikap ibunya terhadap Fredella berubah drastis selepas ayahnya meninggal.dia di perlakukan secara kasar.bukan hanya kata kata makian dan cacian,tapi juga kekerasan fisik.bisa di katakan,ibu Fredella menikah dengan ayahnya hanya karena harta semata.tidak tulus mencintai dari hati.dan sekarang,ayah Fredella sudah tiada,semua harta warisan peninggalan ayahnya di pegang semua oleh ibunya.

lelah...itu yang Fredella rasakan,jika terus berlama lama dalam keadaan ini,mental nya bisa saja menjadi terluka.

Dan malam ini,Fredella memutuskan untuk kabur dari rumahnya.rencana dia akan mengunjungi tempat bibinya.sebelum melancarkan aksinya,Fredella mengirim pesan singkat pada bibinya.

"Bi...Fredella mau bicara sama bibi.malam ini Fredella berkunjung ke rumah bibi ya".

setelah selesai mengirim pesan untuk bibinya, Fredella secepat mungkin melancarkan aksinya.sebelum ketahuan ibunya.

saat Fredella berusaha keluar dari rumah lewat jendela kamarnya,suara ketukan pintu di kamarnya membuat Fredella was was berusaha untuk keluar rumah.

"Tok...tok...tok!!!"

"Fredella!!!buatin ibu teh manis cepetan!!!".

ucap ibu Fredella mengetuk kasar pintu kamar Fredella.

sedangkan Fredella yang sedang berusaha untuk keluar rumah lewat jendela kamarnya,berusaha cepat untuk segera keluar supaya tidak ketahuan oleh ibunya.

"Fredella!!!buka pintunya nggak.kalo nggak buka, ibu dobrak pintunya!!!!".

ibu Fredella berteriak frustasi,

karena tak kunjung mendapat jawaban dari Fredella.

"Brakkkk... Brakkkk...".

tepat setelah ibunya mendobrak pintu kamarnya, Fredella berhasil kabur dari rumah.

"Dasar anak kurang ajar!".

umpat ibu Fredella setelah mengetahui jika anaknya kabur dari rumah lewat jendela kamar nya.

sedangkan di lain tempat, Fredella terengah-engah mengatur nafasnya setelah kabur hingga berlari lari mencari taxi.

saat Fredella berusaha mencari taxi,tiba tiba sebuah mobil berhenti tepat di depannya.

"Fredella...".

ucap pria itu dari dalam mobil.

"Vano!".

Fredella yang menyadari pria itu adalah vano merasa sangat beruntung di saat saat menegangkan ini.

Vano adalah anak dari bibinya.mereka seumuran.

"Gue ikut Lo ya Van".

Fredella langsung membuka pintu mobil vano,dan langsung duduk di kursi sebelah vano.

"Lo kenapa ngos ngosan gitu?.di kejar setan?".

tanya vano yang melihat Fredella ngos ngosan dengan wajah banjir keringat.

"terus Lo mau kemana?".

Vano membanjiri pertanyaan pada Fredella,sedangkan yang di tanya hanya menatap sinis Vano.

"bawel Lo,Gue mau ke rumah lo.soalnya gue kabur dari rumah.tadi juga udah kirim pesan sama bibi".

"gila Lo,emang kenapa sampe kabur dari rumah?parah si".

Vano berucap dengan ekspresi tak percaya nya.

"bisa kena penyakit mental gue,lama lama di rumah".

"nyali Lo gede juga,berani kabur dari rumah".

Vano sekali lagi berucap dengan wajah yang sangat bangga pada Fredella.

sedangkan Fredella hanya menunjukkan smirk nya.

setelah beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya mereka tiba di rumah Vano.

"Bu...ada Fredella nih...".

Vano memanggil ibunya sambil membuka pintu rumah.

"Ehh... Fredella,ko bisa bareng sama Vano?".

tanya bibinya heran pada Fredella.

"Tadi nggak sengaja ketemu di jalan Bi,jadi sekalian aja Fredella numpang hehehe...".

jawab Fredella sambil memberi salam.

"owh...gitu,yaudah ayo masuk".

ajak bibinya pada Fredella.

mereka pun masuk ke dalam rumah.bibi mengajak Fredella untuk duduk di sofa.dan vano yang langsung beranjak menuju kamarnya.

"kok tumben kamu kesini?.pasti ada masalah ya?...cerita sini sama bibi".

bibi bertanya lembut pada Fredella sambil mengusap Surai lembutnya.

"iya Bi...biasa tau sendiri kan sekarang keluarga aku lagi kaya gimana.makanya aku mau minta tolong sama bibi.aku mau numpang dulu sementara di rumah bibi boleh nggak?.tapi jangan kasih tau ibu".

Fredella menjelaskan maksud kedatangannya.

"Tentu boleh.bibi malah seneng kalo kamu mau tinggal disini,bibi menerima dengan senang hati".

ucap bibinya sambil memeluk erat Fredella.

"makasih banyak Bi...".

Fredella membalas pelukan bibinya sambil menunjukkan senyumnya.

"iya sama sama anggap aja kaya rumah sendiri.kamu nggak usah mikirin tentang ibu kamu dulu ya".

Fredella hanya mengangguk paham dengan ucapan bibinya.

"Yaudah sana istirahat dulu".

setelah bibinya menyuruh Fredella untuk beristirahat, Fredella langsung melangkahkan kakinya ke kamar yang kebetulan sedang kosong.dan kebetulan kamarnya bersebelahan dengan kamar Vano.

Fredella langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.merasa lelah akan kejadian hari ini.saat Fredella baru akan terlelap,terdengar suara Vano sambil mengetuk ngetuk pintu kamar Fredella.

"Fredella...boleh masuk nggak?".

teriak Vano dari luar pintu.

Fredella yang mendengar suara Vano pun dengan lesu membuka pintunya.

"Nih...makan dulu".

ucap Vano sambil mengulurkan nampan yang berisi makan malam.

"makasih Van".

Fredella mengambil makan malam itu dari tangan Vano.

"di habisin ya.aku tinggal dulu".

setelah Vano memberikan makan malam pada Fredella,Vano pun melangkah pergi sambil tersenyum.karena tidak ingin menggangu istirahat Fredella.

Fredella pun memakan makan malam sampai tak bersisa.hingga pada akhirnya iapun ketiduran karena terlalu kenyang.di tambah lagi langsung rebahan.

Fredella tertidur dengan sangat pulas,memimpikan kejadian kejadian yang indah dalam mimpinya.

keesokan harinya.jam 8.00 pagi.

"tttrrring.... tttrrring... tttrrring....".

suara alarm yang lumayan mengusik itu tak membuat Fredella terbangun dari tidurnya.padahal hari ini dia ada kelas di kampus nya.

"Fredella!!! bangun.lo mau ke kampus apa nggak... Brakkkk!!! Brakkkk!!! Brakkkk!!!".

suara Vano yang lantang membangunkan Fredella sambil menggedor pintu kamar Fredella.

Fredella yang kaget dengan suara Vano akhirnya membuka matanya dengan malas.

"aishhh,sial bisa telat nih".

kesal Fredella saat melihat jam di sampingnya.

"Tunggu bentar Van,15 menit aja Gue berangkat bareng Lo!!!".

ucap Fredella nyaring pada Vano yang masih setia di depan pintu kamarnya.

"cepetan!!!kalo nggak Gue tinggal!!!.

Vano menyahuti perkataan Fredella.

"iya...iya...bentar!!!".

karena tidak sempat mandi, Fredella hanya sikat gigi dan mencuci mukanya,lalu bergegas menghampiri Vano.

"Ayo Van telat nanti kita.gue ada kelas pagi soalnya".

ajak Fredella pada Vano dengan muka buru burunya.

mereka pun bergegas pergi ke kampus setelah berpamitan dengan bibi Fredella sekaligus ibu Vano.

hanya butuh 15 menit untuk mereka sampai di kampus,karena Vano yang membawa mobil sambil ngebut.nggak baik emang,tapi mau gimana lagi,daripada telat.

setelah sampai di kampus, Fredella langsung melangkahkan kakinya menuju kelas, meninggalkan Vano yang masih di tempat parkir.

"dasar nggak tau terima kasih".

vano bergumam melihat Fredella yang langsung meninggalkan kannya begitu saja.memang sudah dasarnya sifat Fredella yang begitu.

saat Fredella sampai di kelasnya, keberuntungan masih berpihak padanya,karena dosen yang mengajar belum ada di kelasnya.

"Untung...dosen belum datang".

ucap Fredella lega sambil mengelus dadanya.

baru saja Fredella mendudukkan pantatnya,dosen datang ke kelasnya dan kelas pun dimulai dengan khidmat.

setelah beberapa jam berlalu akhirnya kelas pun selesai dan dosen meninggalkan kelas.

Fredella berencana untuk menemui Vano dan mengajak makan bersama.karena kelas Fredella dan kelas Vano tak sama.

saat di perjalanan, Fredella bertemu dengan geng Clarissa.sekumpulan geng yang cukup terkenal karena suka membully siswa lain.

"Lo tau nggak tadi gue liat Fredella ke kampus bareng Vano lho".

ucap salah satu anggota geng kepada Clarissa.dan Clarissa yang sekilas melihat Fredella dari atas sampai sampai bawah.

Fredella yang mendengar perkataan itu pun tidak memperdulikannya dan memilih untuk tetap melanjutkan perjalanannya menemui Vano.

"Eh...Lo berhenti bentar!"

baru saja Fredella berjalan,suara Clarissa membuat Fredella berhenti dan menatapnya.

"Apa?".

jawab Fredella singkat.

"Ada hubungan apa Lo sama Vano?".

Clarissa bertanya pada Fredella dengan nada angkuhnya.

"Bukan urusan Lo".

setelah Fredella menjawab pertanyaan Clarissa, Fredella lebih memilih meninggalkan Clarissa dan geng geng nya daripada harus di interogasi sama geng mereka.kaya nggak ada urusan lain aja.

sedangkan Clarissa yang melihat tingkah Fredella,langsung mengepalkan tangannya.

"awas Lo Fredella tunggu pembalasan dari gue".

Fredella dan Vano sekarang sedang makan bersama di kantin.

"Van tau nggak?tadi pas Gue mau ngajak Lo makan,di perjalanan gue ketemu sama Clarissa,dan dia dengan tiba tiba nanya ke gue ada hubungan apa Lo sama Gue.karena tadi salah satu anggota di geng nya ngeliat Gue ke kampus bareng Lo.Emang Lo ada hubungan ya sama Clarissa?".

Fredella menceritakan kejadian tadi pada Vano.

"Clarissa?owh...geng yang suka bully itu?.nggak ah nggak ada hubungan apa apa gue sama Clarissa.dia emang kadang suka nemuin gue dan ngajak makan bareng,tapi Gue biasa aja nggak ada hubungan apa apa".

jelas Vano pada Fredella.

"Owh..gitu ya".

Fredella mengangguk paham.

mungkin karena Vano yang lumayan populer diantara mahasiswa lainnya,juga memiliki wajah yang tampan menurut fredella.itu yang membuat para mahasiswa lainnya tertarik pada Vano.

"abis ini masih ada kelas nggak?"

tanya Vano pada Fredella yang masih asik dengan makanannya.

"Nggak ada.emang kenapa?".

Fredella balik bertanya pada Vano.

"Gue masih ada kelas,Lo mau nunggu gue selesai kelas,abis itu pulang bareng atau mau pulang sendiri?".

"owh...Gue pulang sendiri aja Van nanti gampang cari taxi".

Fredella menjelaskan pada Vano.

"Owh...yaudah kalo gitu".

Vano mengangguk paham.

setelah mereka selesai makan,Vano kembali ke kelasnya dan berpisah jalan dengan Fredella yang memutuskan untuk langsung pulang.

saat Fredella sedang berjalan menuju keluar kampus,di depan gerbang terlihat geng Clarissa yang sedang menunggu datangnya Fredella.

Clarissa yang melihat Fredella datang pun langsung mencegat Fredella agar tidak bisa keluar.

"ketemu lagi sama Lo dasar wanita sampah".

ucap Clarissa menunjukkan tampang mukanya yang angkuh.

"minggir Gue mau lewat".

ucap Fredella,yang tidak tahan dengan perlakuan Clarissa.

"Lo nggak bisa lewat kalo Lo nggak jawab pertanyaan gue".

Clarissa berkata sambil menunjuk Fredella.

"Lo mau tanya apa lagi?Tentang Vano?Gue tu nggak ada hubungan apa apa sama Vano.puas Lo".

Fredella berkata dengan nada penuh penekanan.

"Awas ya Lo kalo Sampai Deket Deket sama Vano".

ancam Clarissa pada Fredella.

"Ada hak apa Lo ngelarang gue Deket sama Vano?emang Lo siapanya Vano".

Clarissa merasa tertohok dengan pertanyaan Fredella.karena memang Clarissa dan Vano tidak mempunyai hubungan apa apa.Clarissa aja yang terlalu mengejar ngejar Vano.

"y...ya...pokoknya lo jangan Deket Deket sama Vano".

jawab Clarissa kelabakan.

"Cihh...bodo amat gue mau Deket sama siapa itu bukan urusan Lo".

Fredella yang terlanjur emosi terbawa suasana.

sebenarnya, Fredella itu anak yang pendiam,dia jarang berbicara,tapi kalau ada orang yang main main dengannya terlebih dahulu, Fredella tak segan untuk memberikan kata kata savage bagi siapa yang mencari masalah dengannya.bahkan dalam semua mahasiswa yang ada di kampusnya, Fredella hanya akrab dengan satu,dua orang saja.terutama pada Vano, Fredella merasa nyaman jika berada di dekat Vano,tak jarang, Fredella kadang berbagi curhatan dengan Vano.terlebih Vano adalah anak dari bibinya.

setelah menekankan kata kata terakhir, Fredella langsung menerobos para gerombolan Geng clarissa.tak peduli dengan Clarissa yang masih dengan muka marahnya.

Fredella langsung masuk ke dalam taxi yang akan membawanya pulang.untung bisa langsung dapat taxi,jadi Fredella tidak menunggu lama untuk itu.

sesampainya di rumah bibinya, Fredella disambut oleh bibinya.

"Fredella udah pulang?nggak bareng sama Vano?".

ucap bibi Fredella yang melihat Fredella pulang sendiri.

"enggak Bi...tadi Vano masih ada kelas,daripada nunggu lama mending Fredella pulang duluan aja".

"owh ...gitu ya,mau bibi bikinin teh nggak?".

tanya bibi Fredella dengan lembut.

"Enggak Bi,makasih Fredella mau langsung istirahat aja".

Fredella langsung menuju kamarnya untuk beristirahat.tulang tulang Fredella serasa mau copot karena saking pegalnya.

Fredella membaringkan tubuhnya di kasur sambil menatap langit langit kamarnya.

"Yah... Fredella kangen sama ayah.Fredella pengen ketemu sama ayah.Fredella rindu pelukan ayah".

Fredella berkata dalam hati kecilnya,ia merindukan sosok ayahnya yang selalu melindunginya.tak sadar air mata Fredella menetes, Fredella menangis terisak sambil memeluk dirinya sendiri.

kadang Fredella merasa hidupnya tak adil bagi dirinya.setelah kepergian ayahnya, Fredella merasa sangat kesepian.tidak ada yang peduli lagi dengan dirinya.untungnya ia memiliki bibi yang sangat baik padanya.ia sangat bersyukur.

keesokan harinya di kampus seperti biasa Fredella berangkat dengan vano.di sepanjang perjalanan menuju kelas, Fredella dan Vano berbagi cerita lucu.sesekali Vano tertawa karena mendengar cerita Fredella.

tapi siapa sangka,di tempat lain ada sepasang mata yang memandang benci Fredella sambil mengepalkan tangannya.

"Dasar jalang.awas Lo ya Fredella kali ini gue akan buat perhitungan sama Lo".

bisik Clarissa yang menahan amarahnya.

setelah kelas selesai,rencana Fredella akan mengunjungi ruang dosen terlebih dahulu karena ada tugas yang harus di kumpulkan.

keadaan kampus saat ini sudah lumayan sepi karena sudah banyak yang pulang.tinggal terlihat beberapa mahasiswa yang tetap memilih tinggal sejenak di kampus.

saat Fredella sedang berjalan menuju ruang dosen,tiba tiba Fredella ditarik paksa oleh seseorang yang tak lain adalah Clarissa.

"Aduh....".

Fredella meringis kesakitan kala Clarissa mendorong dirinya hingga punggungnya membentur tembok.

tak cukup disitu,tangan Clarissa sudah mengepal sadari tadi yang sudah siap akan menonjok Fredella.Hampir saja Fredella terkena tonjokan dari dari Clarissa jika Fredella tidak gesit menahan tangan Clarissa.

"mau Lo sebenarnya apa si?".

Fredella berkata sambil menunjukkan smirk nya pada Clarissa.

"Mau Gue?.Lo berhenti deketin Vano!!!".

ucap Clarissa penuh tekanan.

"Itu doang?.itu yang ngebuat Lo mau nge hajar Gue?!!!".

Fredella tak habis pikir,dengan gadis yang ada di depannya sekarang.bisa dibilang Clarissa sudah tidak waras karena terobsesi dengan Vano.padahal Vano juga sudah bilang kalo dia dan Clarissa tidak mempunyai hubungan apa apa.

"Lo itu sampah!!!.nggak ada kerjaan lain ya selain godain Vano?.atau semenjak ayah Lo meninggal,sekarang Lo jadi penggoda ya?".

ucapan Clarissa yang keterlaluan membuat Fredella menahan amarahnya.

"tutup mulut Lo!!!.kalo Lo ngga tau hidup gue sebenernya gimana.jangan asal ngomong.lagian Vano juga bilang sendiri sama Gue kalo kalian nggak ada hubungan apa apa.dasar Lo nya aja yang terobsesi sama Vano".

ucap Fredella yang sudah jengah dengan sikap Clarissa yang keterlaluan.

"plakkkkk!!!".

Clarissa menampar pipi Fredella sampai membekas merah.

"Brengsek Lo ya".

Fredella tentu tidak akan membalas menampar Clarissa.karena itu bukan prinsip Fredella.

"kenapa emang? kurang puas satu tamparan buat bikin Lo sadar?. hahahaha....".

baru saja Clarissa akan menampar Fredella lagi.tapi tertahan karena tiba tiba ada Vano yang datang menemui mereka.

"Stop!!!!".

suara Vano yang lantang membuat Fredella dan Clarissa seketika melihat ke arah sumber suara.

Vano menghampiri mereka dan melihat pipi Fredella yang memerah.

"Lo nggak papa kan Fred?"

tanya Vano pada Fredella sambil memegang pipi Fredella.

"tu...tanya sama dia".

Fredella menunjuk Clarissa yang ada di depannya.

"Lo apain Fredella huh?".

tanya Vano pada Clarissa.sedangkan yang di tanya hanya diam tanpa menjawab.

"Dia nyuruh Gue buat jauhin Lo Van".

Fredella akhirnya membuka suara,setelah Clarissa hanya diam membatu menunjukkan sikap gusarnya.

"Padahal kan ibu Lo itu bibi Gue.aneh banget dia bilang begitu.nggak tau apa apa main bicara yang enggak enggak aja".

lanjut Fredella memberi tahu yang sebenarnya.

"benar apa yang di katain Fredella?.

tanya Vano sekali lagi pada Clarissa.

akhirnya Clarissa pun mengakuinya dengan menanggukkan kepalanya pada Vano.

"gila ya Lo...main menghakimi orang sesuka Lo.lagian kan kita emang nggak ada hubungan apa apa.stop terobsesi sama gue Clarissa!!!".

bentak Vano pada Clarissa yang ikut terbawa emosi.

"sekarang Lo denger sendiri Dari mulut Vano kan".

ucap Fredella pada Clarissa.

Clarissa yang mendengar itupun seketika langsung kena mental.

betapa sakit dan malunya Clarissa saat itu juga.

selepas kejadian itu,Vano dan Fredella langsung pergi meninggalkan Clarissa yang masih membatu dengan pikirannya sendiri.

Nächstes Kapitel