webnovel

White Lie 2

BAGIAN 016 White Lie

Kata demi kata yang dilontarkan Feng Ruo benar-benar menusuk Han Yiyue. Memberikan kesan dalam tentang kekejaman Pedro yang tercermin dari bawahannya, Nike dan rekannya, mengingatkan kembali pada kejadian semalam. Tanpa sadar ia menggosok lehernya, merasa dingin menyebar dari tempat di mana tertekan pisau.

Akan lebih aman baginya tinggal di tempat ini, bersama He Xi Huan yang memiliki kekuatan nyata dalam melindunginya. Han Yiyue tidak perlu khawatir menjalani kehidupan yang tidak jelas berkeliaran di jalanan atau berdiam diri di dalam rumah kecil. Di sini makan dan tempat tidurnya tersedia, bahkan jauh lebih baik. Dia memiliki teman berbicara juga tidak memandang jijik terhadapnya.

Yang harus dilakukan hanya menurut, bergantung kepada pihak lain mengenai pengaturan hidupnya. Tentu saja menjadi apa yang diinginkan He Xi Huan. Meski memikirkan kesenangan di tempat ini, tetap saja keinginan bertemu ibunya masih sangat besar. Mengingat dia pergi tanpa mengatakan apa-apa. Berpikir bahwa wanita itu pasti mengkhawatirkan dan dengan putus asa mencarinya. Dia telah menjadi anak nakal yang tidak bisa menjaga kepercayaan ibunya.

"Jika Pedro mengincarmu, dia juga akan mengincar orang-orang di sekitarmu. Saat ini Huan Ge yang direpotkan karena kamu bersamanya, tapi jika tidak, aku tidak tahu siapa yang akan mengalami nasib buruk juga."

Mendengar kalimatnya, Han Yiyue tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap ke arah si pembicara. Mendapati wajah yakin Feng Ruo, tanpa candaan atau sekadar godaan biasa, tidak juga terlihat sedang mengarang cerita. Karena itu memang kebenarannya, tetapi perselisihan antara Pedro dan Fenghuang tidak disebabkan oleh Han Yiyue. Memang sudah terjadi sebelumnya dan harus segera diselesaikan.

Han Yiyue menundukkan kepala dan menatap kosong piringnya, memikirkan ibunya. Dia tidak ingin sang ibu mendapatkan masalah karena dirinya sendiri. Bukankah lebih baik menjauh sampai situasi benar-benar membaik?

Seolah mengerti pemikiran bocah itu, Xiao Bao menatap lamat ke arah Feng Ruo, memberi sedikit ancaman agar tidak mengatakan apa-apa lagi yang menakut-nakuti. Namun, Feng Ruo tidak menghiraukannya. Sejak awal ia sudah dapat menebak ketergantungan Han Yiyue kepada ibunya dan hal ini akan dimanfaatkan untuk membujuknya tetap tinggal di sini. Tentu saja Feng Ruo berniat membantu He Xi Huan dalam mewujudkan tujuan laki-laki itu dan Han Yiyue merupakan salah satu langkah penting.

"Aku juga mendengar kalau kamu tinggal bersama ibumu di daerah distrik lampu merah, tempat seperti itu tidak aman."

Pikiran Han Yiyue semakin rumit dan semakin besar juga pengaruh dari luar terasa lebih baik.

"Huan Ge adalah pilihan terbaik. Selama kamu tinggal di sini dan bertindak sesuai aturan, kamu akan aman."

Setelah kalimat itu selesai dikatakan, selesai pula makan siang Feng Ruo. Dia pergi lebih dulu seusai meletakkan piring kotor di dapur. Memang terkesan agak egois, tetapi dia ingin membantu He Xi Huan sebisa mungkin termasuk menangani hal-hal kecil. Feng Ruo adalah anak kedua dari ketua Fenghuang, secara otomatis dia tahu lebih banyak mengenai He Xi Huan daripada orang lain yang ada di sini.

Sesaat setelah kepergian Feng Ruo, Xiao Bao yang tidak tega melihat kesedihan Han Yiyue segera menepuk pundaknya dan memberi senyum kecil menenangkan. Tidak lupa berkata, "Jangan terlalu memikirkan hal buruknya. Kamu hanya harus pandai menangani masalahmu dan memikirkan kebaikan untuk dirimu sendiri."

Xiao Bao pun mengikuti rekam jejak rekannya, Feng Ruo, dan meninggalkan Han Yiyue sendirian dengan pemikiran rumit.

Secara bertahap dia memiliki keyakinan akan apa yang harus dilakukan ke depannya. Dia ingin ibunya tetap aman.

Di sore hari Han Yiyue dengan tenang duduk di ruang tengah, sejak selesai makan siang dia dengan setia menunggu kepulangan He Xi Huan untuk membahas mengenai sebuah kesepakatan kecil. Namun, pihak lain tidak kunjung kembali. Itu membuatnya secara bertahap dilanda perasaan jenuh.

Tidak ada yang bisa dilakukan, Feng Ruo dan Xiao Bao pergi entah ke mana, Jamie sudah pasti mengikuti He Xi Huan. Tidak ada seorang pun yang bisa diajak berbicara. Setelah beberapa saat merenung, dia memutuskan keluar rumah dan berjalan-jalan di sekitar seperti yang biasa dilakukan.

Halaman depan cukup luas, tetapi kosong melompong. Di jarak sekitar 1 kilometer di dekat gerbang masuk terdapat bangunan yang biasa dipakai oleh anggota biasa Fenghuang. Han Yiyue mengalihkan perhatian ke sisi lain, halaman samping tidak kalah kosong hanya diisi beberapa pohon besar.

Memutuskan berjalan menuju halaman belakang dan melihat siluet akrab, itu adalah Feng Ruo dan Xiao Bao serta beberapa orang lainnya. Mereka berkerumun di tembok belakang, batas antara hutan dan rumah, berdiskusi mengenai sesuatu.

"Apa yang kalian lakukan?" Han Yiyue muncul sambil terengah-engah karena berlari.

Semua orang segera memalingkan wajah ke arahnya, di detik berikut kembali melanjutkan pembahasan. Hanya Feng Ruo yang dengan santai mendekatinya.

"Kami akan latihan, apa kamu mau ikut? Hanya melihat-lihat."

"Latihan?" Han Yiyue masih belum mengerti dengan maksud latihan yang dikatakan.

Feng Ruo mengangguk. "Ya, latihan membunuh binatang buas."

Tubuh Han Yiyue menegang, wajahnya sedikit pucat. Meskipun dia tidak pernah keluar rumah bukan berarti dia tidak tahu apa-apa. Binatang buas bukanlah sesuatu yang bisa ditangani dengan mudah.

Melihat ketegangannya, Feng Ruo tertawa kecil. Segera menjelaskan. "Tenang saja. Kita pergi berkelompok dan kamu hanya perlu di sekitar kami. Bagaimana, apa kamu ingin ikut?"

Han Yiyue melirik orang-orang di dekat dinding, ada enam orang, delapan bersama mereka berdua. Orang-orang itu terlihat cukup kuat, beberapa lebih dewasa dari Feng Ruo. Terlihat cukup bisa diandalkan. Dia menganggukkan kepala.

Segera saja Feng Ruo menariknya menuju kerumunan orang dan mengumumkan bahwa Han Yiyue akan bergabung. Meskipun orang-orang itu terlihat tidak sepenuhnya setuju, tetapi tidak ada yang menolak. Bahkan salah satunya memberikan sebuah belati kepada Han Yiyue, memberi beberapa saran.

"Pegang belati ini dengan benar dan gunakan dalam keadsaan mendesak, jangan jauh-jauh dari kami, dan jangan merepotkan."

Han Yiyue menganggukkan kepala dari waktu ke waktu. Orang-orang itu mengetahui jika dia cukup dijagakan oleh He Xi Huan sehingga tidak ada yang berani gegabah apalagi sampai membiarkannya mati begitu saja, mereka menyiapkan diri untuk menyisihkan perhatian dalam merawatnya.

Beberapa orang mulai melompati pagar. Han Yiyue mengikuti gerakan itu dengan mudah, sudah terbiasa ketika dia mendapat masalah setelah ketahuan mencuri. Tanpa diduga, hal itu membuat orang-orang cukup terkejut.

Siapa yang menyangka bocah putih yang terlihat halus dan manja ternyata cukup pandai berani. Laki-laki yang memberikan belati kepada Han Yiyue, Lucas, menatap dengan wajah pucat. Hei, siapa yang tidak tahu untuk alasan apa He Xi Huan merawat Han Yiyue? Dijadikan homme fatale. Jika kulitnya tergores dan meninggalkan bekas luka, siapa yang akan disalahkan?

Mengurus bocah itu mungkin akan membuat jantungnya berdegup kencang hingga jantungan di usia muda.

Nächstes Kapitel