Mendengar ketakutan Papi Darma, Alvan serasa kehilangan nafasnya. "Ke – kenapa Papi menilai begitu?"
"Bukannya sudah cukup lama, Megha-Metha hadir di keluarga kita? Itu sudah cukup buat Papi mengenal karakter mereka masing-masing. Walau kamu pikir, Papi jarang bertemu dengan mereka."
Alvan tertunduk menyimak ucapan papinya.
"Kamu mengerti kan maksud Papi, Alvan?"
"Iya, Pi. Aku ngerti."
"Jemput Megha, Alvan."
"Hem? Maksud Papi."
Papi Darma menarik nafas dalam-dalam. "Sudah semakin sore. Papi pulang dulu kalau begitu."
Alvan semakin merasa aneh dengan sikap Papi sebetulnya. Bagi Alvan, Papi seperti memahami sesuatu hanya saja tidak mengatakannya lebih jauh. Alvan jadi bertanya-tanya, apa mungkin Papi tahu pertengkaran ia dan Megha hari ini? Ingin Alvan bertanya langsung, namun ia takut malah perkiraannya salah dan justru apa yang ia sembunyikan malah terbongkar.
"Sampaikan salam Papi pada Megha."
"I – iya, Pi."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com