webnovel

Kebahagiaannya, adalah nomor satu

Menggunakan  telapak  tangan,  ibu  Sumi  menyeka  air  mata  di  wajahnya.  "Ndak  ada yang  nyuruh,  simbah  ke  sini  juga  ndak  ada  yang  tahu.  Simbah  kasian  sama papamu."

"Aku  kecewa  sama  papa  mbah,"  sahut  Adnan  cepat.  "Apa  simbah  sebenarnya  udah tahu  kalau,  ayah  sama  papa..."  Adnan  menggantungkan  kalimatnya.  Pemuda  itu  tidak sanggup melanjutkan kalimat yang  ia benci.

Lagi,  ibu  Sumi  menyeka  wajahnya.  Kali  ini,  suara  isak  tangis  terdengar  dari mulutnya.  "Simbah sayang, sama papa kamu."

"Jadi  simbah  tau?"  Potong  Adnan  menebak.  "Terus  kenapa  simbah  diem  aja?  mbah  tau  kan kalau mereka  itu nggak  bener. Jijik  mbah!"

"Le,"  panggil  ibu  Sumi.  Kedua  telapak  tangannya  membingkai  wajah  cucu kesayangannya. Menetap  teduh, berusaha meredam  amaranya. "Simbah memang  uda tahu lama soal ayah sama  papamu..."

Mendengar  itu Adnan  menelan ludah, menatap heran wanita itu. "Tapi mereka ndak  tahu, kalau simbah udah tau."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel