Ceklek!
Rudolf membuka pintu kamar Qimons, dengan Didi di belakangnya membawakan satu piring nasi dengan lauk telur ceplok toping kecap.
"Eh, Kak! Kenapa Qimons, disekap di sini?" tanya Qimons yang terlihat jelas jika dia begitu keberatan.
"Udah elu mah mendingan diam aja, soalnya kalau kita biarin elu keluar dari kamar ini pasti elu bakalan kabur buat cari Jamillah!" ujar Didi.
"Ya emang Qimons, 'kan mau cariin Jamillah! Qimons, kangen sama pacar Qimons!" jawab Qimons.
"Ah, udah lu diam aja, sini, makan dulu biar gue suapi!" paksa Didi.
Rudolf mendorong tubuh Qimons dan membuatnya duduk di atas kasur.
Setelah itu giliran Didi yang menyuapinya.
"Sekarang elu makan yang banyak, biar gak kejang-kejang lagi!" ujar Didi.
Qimons menuruti ucapan kakanya, dia mau saja disuruh makan karna kebetulan dia juga sedang kelaparan, sejak kemarin dia belum sempat makan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com