webnovel

SECRET

Seorang wanita melangkah masuk kedalam sebuah apartemen mewah, suara sepatu yang menyentuh lantai mengeluarkan suara berirama. Ketukan demi ketukan membuat siapapun yang mendengar pasti akan menganggapnya sebagai wanita yang anggun.

Tiing..

Lift berbunyi tepat dilantai 27 wanita tersebut keluar dengan tas selempang yang dikenakannya, tangan kirinya menggenggam jas berwarna putih sedangkan tangan kanannya menenteng sebuah tablet. Wanita itu masuk kedalam kamar, dipintu terlihat angka 1107 tertulis disana.

Tepat saat kaki pertamanya menginjak lantai kamar miliknya lampu seluruh ruangan menyala, tidak ada yang istimewa didalam ruangan tersebut semuanya terlihat sebagaimana orang normal lainnya. Wanita itu berjalan menuju kekamar pribadinya, setelah masuk kedalam dia meletakkan tas selempang yang dikenakannya tetapi memakai jas berwarna putih yang dipegang sebelumnya.

Setelah dirasa semua siap dia kembali berjalan dan berhenti disebuah dinding, tangannya menyentuh dinding tersebut, ajaib dinding itu berpendar menampilkan sebuah kolase warna yang indah jika kamu pertama kali melihatnya, setelahnya sebuah suara terdengar

[ Masukkan kunci ]

Sigap, wanita itu menyentuh kembali dinding tersebut namun kali ini dia seperti menuliskan sebuah pola didinding yang memintanya kunci. Selesai menuliskan pola yang dimaksud dinding sedikit bergetar lalu terbelah menjadi dua bagian yang terpotong rapi, rasanya seperti sebuah legenda batu menangis yang bisa membelah.

Dinding terbelah wanita itu masuk kedalam sebuah ruangan yang terlihat gelap, bersamaan dengan masuknya wanita itu dinding kembali menutup seperti semula tanpa meninggalkan retakan seakan tidak terjadi apapun. Masuknya wanita itu kedalam dinding membuat semua lampu kembali padam, ruangan pun menjadi gelap seperti tidak ada kehidupan didalamnya.

***

Tahun 2012

Yuki, Elsa dan Iqmal tengah duduk dipinggiran danau kecil sambil menikmati ice cream ditangan mereka masing-masing. Ekspresi wajah ketiganya tidak bisa ditebak apa yang sedang mereka pikirkan.

"Huh" helaan napas Iqmal membuat kedua wanita disebelahnya menoleh bersamaan.

"Jadi gitu ceritanya" ujar Iqmal kembali menyantap ice creamnya yang mulai mencair.

Yuki dan Elsa menceritakan kejadian sebelumnya di gedung serbaguna dan cara mereka mendapatkan video tersebut juga meyakinkan kakak kelas mereka namun mereka tidak bercerita tentang keadaan yang dialami oleh kakak kelasnya tersebut, Iqmal hanya menyimak cerita dari keduanya dia tidak banyak berkomentar.

"So, sekarang bagaimana?" tanya Elsa setelah membersihkan sisa ice cream yang menetes ke tangannya

"Apalagi.. Pak Kusnadi akan dihukum" sahut Iqmal dia beranjak dari tempat duduknya membuat keduanya juga ikut bangun

Iqmal mengulurkan tangan ke hadapan mereka yang dibalas tatapan bingung keduanya, "Thank's udah bantuin gua"

Elsa menjabat tangan Iqmal terlebih dahulu lalu diikuti Yuki, saat Yuki hendak menarik tangannya Iqmal mengucapkan sebuah kata yang membuat Yuki sedikit terkejut.

"..Teman" samar Iqmal mengucapkan kata tersebut namun masih terdengar jelas ditelinga Yuki. Senyuman terpancar diwajah ketiganya dengan perasaan yang berbeda.

Disebuah kamar tergeletak sebuah buku bersampul cokelat yang telah usang diatas meja, jendela kamar yang terbuka membuat angin bebas masuk kedalam tanpa disadari semua orang sebuah angin yang cukup kencang masuk tanpa permisi membuat beberapa buku dan benda ringan lainnya beterbangan.

Buku bersampul cokelat tersebut ikut terbang dan terjatuh kelantai beberapa halaman terbuka, ajaibnya tulisan didalamnya perlahan memudar dan hilang hanya menyisakan sebaris tulisan didalamnya. Angin kembali masuk kedalam membuat halaman dibuku tersebut tertutup, sampul depan buku itu terlihat sebuah tulisan pemilik dari buku cokelat usang itu.

'Yuki Myesha Diary'

***

Hari apa yang disukai semua orang? Pastinya hari Minggu dan weekend dimana hampir semua orang akan menghabiskan waktu mereka dengan berjalan-jalan, menonton film, melakukan hobi atau hanya sekadar berbaring diatas kasur melakukan balas dendam dengan tidur seharian, apapun itu yang pasti adalah sesuatu hal yang menyenangkan.

Namun nyatanya hal tersebut berbeda dengan pria tinggi ini, Iqmal justru harus bekerja dibanding melakukan aktifitas menyenangkan yang disebut diatas, karena hanya dihari-hari ini dia bisa mendapatkan uang tambahan untuk keperluannya dan keluarga. Iqmal sudah berganti pakaian seseorang dari belakang menepuk bahunya,

"Wei, rajin bener udah datang jam segini" sapa rekan kerjanya

Iqmal tersenyum, "Biasa aja" jawabnya seraya keluar dari ruang ganti yang diikuti rekan kerjanya tersebut

"Woi Mal tungguin!"

Sebuah cafe bernama Catyland merupakan sebuah cafe dengan mengusung tema kucing ada banyak pernak-pernik yang mendukung konsep tersebut diantaranya boneka-boneka lucu berbentuk kucing yang terpajang rapi dibeberapa sudut ruangan, warna dekorasi ruangan yang dominan biru dan putih semakin mendukung konsep tersebut tidak lupa beberapa ekor kucing dengan berbagai ras ada disana menemani para pembeli disetiap santapan mereka.

Bukan hanya makanan untuk para manusia, cafe ini juga menyediakan produk makanan untuk hewan khususnya adalah kucing. Selain hidangannya yang nikmat para pembeli yang berkunjung juga ada yang hanya ingin membeli makanan untuk kucing kesayangan mereka atau juga ingin bermain bersama para kucing yang menggemaskan didalam cafe. Iqmal telah siap berdiri didepan meja kasir, dengan senyuman dia menyambut pelanggan pertamanya.

"Selamat datang diCatyland"

***

Dreet.. dreet.. dreet

Sebuah ponsel yang terletak diatas nakas bergetar, suara getarannya membuat si pemilik merasa terganggu dengan malas pemilik tersebut meraih ponselnya hanya untuk mematikan alarm yang lupa dia nonaktifkan, diapun kembali tertidur bermain bersama alam mimpinya

Tok.. tok.. tok..

Selesai dengan suara alarm kini suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar, wanita tersebut menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh tak hanya itu tangannya diam-diam keluar dari balik selimut mengambil sebuah headset yang terletak tidak jauh dari keberadaannya. Dia memasang headset tersebut ditelinganya.

Tidak ada tanggapan dari si pemilik kamar membuat orang yang berada diluar terpaksa masuk kedalam. Melihat seseorang yang sedari tadi diteriakinya sedang tidur membuatnya semakin gemas, Elsa yang geram menghampiri sahabatnya itu dan meneriakinya dengan seenak jidat

"YUKI WAKEUP!" teriak Elsa tepat ditelinga Yuki yang tertutup headset

Yuki yang merasa terusik dengan terpaksa akhirnya bangun dari mimpinya yang terganggu

"WHAT?" ucap Yuki ikut membalas teriakkan Elsa

"Lu janji mau temenin gua jalan-jalan, ayok buruan!" ucap Elsa mengingatkan Yuki akan janjinya

Tidak ingin mendengar rengekkan Elsa yang menjadi-jadi, dengan terpaksa Yuki akhirnya mengikut saja.

"Iya.. iya gua mandi dulu" ucap Yuki

"Okay gua tunggu diluar" balas Elsa meninggalkan Yuki dikamarnya. Sesaat setelah Elsa keluar Yuki justru berbaring kembali sepertinya dirinya masih terkena efek gravitasi dari kasurnya.

Brak

Pintu kembali dibuka mendadak sekilas Elsa melihat Yuki yang kembali berbaring tanpa aba-aba suara nama 'Yuki' bergema diseluruh ruangan, "YUKIIII"

Yang punya nama dengan gelagapan langsung berdiri, "Iya siap!"

***

Yuki telah siap dengan setelan celana jeans dan kaus oblong dia juga menambahkan kemeja longgar berwarna mint dibagian luarnya, sedangkan Elsa tampak feminim dengan setelan kemeja crop top kotak-kotak dan bawahan rok dengan warna senada. Mereka siap pergi bersenang-senang diakhir pekan.

Sebelum pergi Yuki hendak berpamitan dengan orangtuanya tapi dia baru tersadar jika sedari tadi tidak ada suara selain suaranya dan Elsa,

"By the way orangtua gua kemana ya?" tanya Yuki kepada Elsa yang sedang asyik bercermin

"Tadi mama lu pergi gak tahu kemana, gua disuruh langsung masuk aja" jawab Elsa apa adanya. Melihat temannya telah siap Elsa segera mengajaknya sebelumnya Yuki berubah pikiran

"Udah siap? Yuk!" ajak Elsa beranjak dari kegiatannya. Yuki mengangguk, dia mengambil totebag miliknya dan kunci rumah, mereka akhirnya pergi menuju tempat menyenangkan yang tanpa mereka sangka akan menjadi awal dari sebuah bencana yang lain.

***

"Terimakasih, silahkan datang kembali" ujar Iqmal ramah kepada seorang customer. Setelahnya Iqmal kembali sibuk menghitung jumlah uang yang berada dimesin kasir.

"Mal meja disebelah sana minta tambah order orange jus satu" ujar salah seorang rekan kerjanya menunjuk kesalah satu meja. Iqmal mengacungkan jempol kearah rekannya tersebut dan mulai membuat pesanan yang diminta.

"Mal, hari ini sepi keluar gih cari customer" pinta rekannya terebut setelah Iqmal menyerahkan orange jus kepadanya

"Mal.. Mel.. Mal.. Mel.. Nama gua Iqmal bukan mala" ucap Iqmal kesal dibuatnya, rekan kerjanya yang mendengar hanya menyengir

"Yaudah gantian jaga kasir" ucap Iqmal lagi, dia mengambil daftar menu sebelum akhirnya keluar menawarkan orang yang berlalu lalang diluar.

Sudah satu jam lebih Yuki menemani Elsa berkeliling tenaganya nyaris habis namun Elsa justru masih terlihat segar seperti pertama kali masuk. Padahal Elsa telah banyak memegang barang yang dibelinya, tapi sepertinya Elsa sama sekali tidak merasa pegal.

"Sa?" panggil Yuki kepada sahabatnya yang masih semangat

Hm

Elsa yang berada disebelahnya hanya berdeham, sesekali matanya melihat sekeliling mencari barang apa lagi yang ingin dibelinya.

"Elsaaa!" rengek Yuki sembari menggerakkan tangan Elsa berharap mendapat perhatian dari sahabatnya

"Apa?" sahut Elsa tanpa menoleh kearah Yuki yang sudah terlihat seperti babu dan Elsa majikannya

Masih dengan rengekkannya Yuki mencoba membujuk Elsa, "Gua lapar ayok kita cari makan?"

"Lapar banget?" goda Elsa membuat Yuki bersungut-sungut

"Iyalah, dari pagi gua belum sarapan lu udah ajak pergi aja. Mana gak dikasih makan lagi, beliin apa gitu" omel Yuki

Elsa yang melihat ekspresi Yuki terkekeh dibuatnya, "Ululu.. kasiannya anak orang, yaudah ayok kita cari makan"

"Dimana?"

Elsa melihat layar handphonenya sebelum akhirnya tersenyum tipis, "Gimana kalo kesini? Kebetulan aku juga mau cari pasangan buat Gary" Elsa menunjukkan layar handphone kepada Yuki yang menampilkan sebuah cafe dengan konsep hewan.

***

Tidak jauh dari mall yang sebelumnya mereka kunjungi diluar dari mall tersebut berdiri cafe-cafe cantik yang juga banyak didatangi para pengunjung. Cafe tersebut menyajikan berbagai pilihan menu yang dapat memuaskan para pembelinya, dengan mengusung berbagai tema membuat pengunjung semakin antusias dibuatnya.

"Cafenya rame juga" ujar Yuki setibanya didepan pintu masuk cafe tersebut

"Tentu saja, banyak orang mampir bukan cuman nyicipin makanannya tapi juga bermain dengan hewan berbulu itu" balas Elsa matanya berbinar saat melihat sosok berbulu yang tengah bersantai dihadapan para pengunjung yang lain. Yuki hanya menatapnya tidak peduli, baginya terpenting sekarang adalah mengisi tenaganya yang telah terkuras

"Yaudah yok!" ajak Yuki kepada Elsa yang dibalas dengan semangat.

Bel yang terpasang diatas pintu berbunyi mengisratkan jika ada seseorang yang masuk ataupun keluar, pegawai cafe yang mengetahui dengan cepat menyapa pengunjung sesuai standar SOP yang berlaku.

"Selamat datang di Catyland, mau pesan apa?" sapa seorang waitres dengan ramah kepada Yuki dan Elsa setibanya mereka didalam.

Yuki dan Elsa melihat daftar menu yang terpajang diatas, mereka nampak memilih menu mana yang cocok untuk mereka. Beberapa menit kemudian Elsa menunjuk salah satu menu yang dipilihnya.

"Nomer 14" ujar Elsa kepada waitress tersebut sedangkan Yuki masih sibuk melihat menu, dia tidak tahu apakah rasa menu tersebut sesuai dengannya atau tidak.

"Kamu mau apa?" tanya Elsa kepada Yuki yang belum menentukan pilihannya

Yuki menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, "Entah, menu favorit disini apa?" tanya Yuki akhirnya kepada waitress tersebut

"Untuk menu manis kita ada cloudsoft cake kak, untuk menu karbonnya kita ada pasta. Pasta favorit disini pasta jamur kak atau jika kakak mau bisa pilih paket nomer 7 semua menu didalamnya adalah best seller disini" jelas waitress tersebut dengan sopan.

Yuki mengangguk mengerti dia akhirnya memilih paket nomer 7 yang menjadi rekomndasi waitress tersebut. Setelah memesan dan membayar terlebih dahulu mereka duduk ditempat yang kosong menunggu hidangan mereka tersedia. Sesekali Elsa memperhatikan diruangan yang berada disebelah mereka, melihat mata-mata hewan tersebut seakan meminta untuk mengelus mereka.

Di dalam cafe memang terbagi menjadi beberapa ruangan, diantaranya ruangan untuk para tamu makan dan ruangan dimana mereka bisa bermain dengan para anabul juga ada ruangan lain untuk pengunjung bisa membeli makanan atau mainan khusus kucing peliharaan mereka dirumah.

Elsa beranjak dari tempat duduknya, "Gua kesana dulu ya?" ijin Elsa tidak tahan dengan kelucuan yang dilihatnya. Yuki mengangguk pelan sebagai jawaban. Sekitar 5 menit kemudian pesanan mereka tiba

"Permisi, pesanannya.." belum selesai kalimat yang keluar dari seorang waitress tersebut pandangan mereka saling bertatapan membuat keduanya terdiam

"Iqmal?" ujar Yuki saat mengenali pria dihadapannya. Yuki melihat Iqmal yang sama seperti dengan baju waitress yang ada disini.

"Selamat menikmati hidangannya" ucap Iqmal tanpa memedulikan keterkejutan yang terpancar diwajah gadis berkulit putih tersebut.

***

Tahun 2039,

Felicia terlihat fokus dibalik layar monitornya tatapannya tidak bisa lepas dari layar yang menampilkan sebuah grafik dan kode komputer yang hanya dirinya dan sebagian orang yang mengerti artinya, kita biasa menyebutnya sebagai bahasa alien karena memang bahasanya mirip seperti alien tidak mudah dimengerti bahkan untuk orang yang sudah berpengalaman sekalipun.

Tampilan layar monitor berubah saat Felicia mengetikkan sesuatu, dia menunggu proses scanning yang dilakukan oleh komputer.

[ Processing 50%.. 57%.. 68%.. 73%.. 80%.. ]

Proses scanning berjalan melambat namun jantung Felicia justru berdetak sebaliknya.

[ Processing 90%.. 95%.. 97%.. 98%.. 99%.. Error]

Wajah kecewa terlihat saat hasil akhir tidak menunjukkan yang diharapkan yang terlihat justru menunjukkan kata 'Error' perasaan yang hanya bisa dirasakan bagi para programmer diseluruh dunia. Felicia mengusap wajahnya yang lelah, sejak kembali dari kantor dia langsung masuk kedalam labnya tapi hingga saat ini belum ada juga kemajuan dari hasil penelitiannya.

Dreet.. dreet.. dreet

Smartphonenya berbunyi sebuah alarm yang sebelumnya dia pasang menyala, Felicia meraih smarphonenya tersebut melihat jam yang tertera disana sudah menunjukkan pukul 5 pagi dia melepas jas putih yang sedari tadi digunakannya dirinya bangkit dari tempat duduk yang sudah panas akibat didudukinya hingga 7 jam sebelumnya, saat hendak ke toilet sebuah notifikasi smarphonenya berbunyi.

Felicia mengusap perlahan lengan tangannya membuat layar 4D muncul dihadapannya, dilihatnya pesan masuk tersebut. Raut wajah Felicia seketika berubah, Felicia dengan terburu-buru keluar dari labnya diapun pergi entah kemana.

***

Ditempat yang lain Yohan tengah memeriksa berkas file tentang Felicia namun dia menemukan sesuatu yang aneh didalamnya. Data latar belakang Felicia terlihat sangat aneh didalam berkas tidak ada satupun tertulis tentang latar belakang pendidikan maupun keluarganya, Yohan memeriksa kembali perhatiannya tertuju kepada sebuah alamat yang tidak asing. Yohan mengambil smartphonenya dan mengetikkan alamat yang tertera disana namun hasil pencarian tidak menemukan alamat yang tertera.

"Han, minta data untuk besok" pinta Rich tiba-tiba membuat Yohan sedikit terkejut.

"Hah? Iya nanti gua kirim" balasnya singkat. Rich yang penasaran apa yang sedang dilakukan oleh temannya itu akhirnya berjalan menuju tempat Yohan duduk, dia melihat tampilan layar yang dilihat Yohan

"Kenapa? Ada yang aneh?" tanya Rich

Yohan bersandar ke kursinya, "No, hanya saja alamat ini seperti tidak asing"

Rich memicingkan matanya melihat lebih jeli alamat yang dimaksud oleh Yohan.

"Udah cari maps?" tanya Rich masih memperhatikan alamat tersebut.

Yohan mengangguk, "Udah, tapi tidak ditemukan"

Rich menaikkan sebelah alisnya, "Dia menggunakan alamat palsu?"

"Aku tidak tahu. Aku akan mengeceknya kembali" sahut Yohan yang dibalas anggukan pelan oleh Rich.

Diruangannya Rich kembali sibuk dengan aktivitasnya, mata dan tangannya bekerjasama dengan kompak dalam melihat data yang ada. Selesai dengan data Rich berpindah folder pengajuan proposal yang berada dibasis datanya, saat hendak mengklik folder yang dituju entah kenapa Rich ingin melihat yang lain tepatnya file project yang sebelumnya dikirimkan oleh Felicia pada waktu itu.

Rich membaca perhalaman dari file tersebut hingga sampai disebuah halaman tentang subjek pengujiannya disana tertulis nama lengkap dan juga alamat, iya alamat yang tertulis didalamnya sama dengan alamat yang barusan dia lihat dimonitor Yohan namun namanya jelas berbeda. Rich ingat ucapan Felicia yang mengatakan bahwa orang yang menjdai subjek mereka adalah seorang karyawan yang berada disini, dengan cepat Rich mencari tahu nama tersebut namun sayang database tidak bisa menemukan data dari nama itu.

Rich akhirnya memfotonya dan mengirimkannya kepada Felicia dia juga meminta bertemu pada hari ini. Setelahnya Rich kembali ke layar monitornya namun Rich sepertinya melewatkan sesuatu yang lebih penting, dibawah file tersebut ternyata ada sebuah folder bernama "Happy Memories" yang akan menjadi kotak pandora dalam cerita ini.

***

Flashback sebelum Yuki kembali,

Tahun 2039,

Terlihat seorang pria sedang memasang sebuah kamera dia memperhatikan sudut yang akan diambil agar terlihat bagus, setelah di rasa cukup menurutnya dia segera menuju kearah kamera, tangannya melambai kearah kamera berada dan seketika kamera mulai merekam.

Pria tersebut melambai kembali kedepan kamera menandakan videonya telah usai, setelah merekam video yang dia inginkan pra tersebut tersenyum kearah kamera yang telah selesai merekam dirinya, seakan melihat dirinya sendiri dia bergumam

"Kamu harus mengingatnya.. kamu harus ingat.." gumam pria tersebut berulang kali.

Flashback off

Nächstes Kapitel