webnovel

Bab 17 part II

Berli triples up date untuk kalian

Selamat membaca ya

Jangan lupa dukungan dan juga komentarnya

Loves....loves

Tampaknya mejaku yang kosong sudah terisi penuh. Kau juga datang Dante sapa Max hati-hati!".

Dante mengabaikan Max, menatap Lardo dan Ramond yang juga duduk menikmati minumannya tanpa ada wanita dipangkuan mereka, tampaknya mereka datang hanya untuk minum seperti dirinya. "Aku hanya datang untuk menikmati minumanku Max, kau bisa melanjutkan kesenanganmu aku akan membayar semua minuman kalian.

Max mendesah….lagi-lagi perkataan yang sama, ketiga bajingan yang ada didepannya ini hanya datang untuk minum, apanya yang seru pikir Max kesal, mengusir wanita yang duduk dipangkuannya, aku akan mengirim uang sesuai keinginanmu baby, Max mengecup sebentar bibir ramun gadisnya, aku hanya akan minum saja hari ini menemani para bajingan itu tunjuk Max pada ketiga sahabatnya yang membisu dengan gelas minuman di tangan masing-masing. Aku akan menghubungimu lagi nanti bisiknya mengigit pelan telingah mungil gadisnya, saat aku bergairah dan membutuhkanmu sebagai pelepasan, persiapkan dirimu baby, kau akan kubuat mengerang keras malam ini.

Gadis cantik itu menatap Max sedikit kecewa, lalu mengangguk dengan senyum mengoda, aku akan menunggu kabar baik darimu, aku akan siap kapanpun kau mau sayang, model cantik itu mendesah mengoda di telingah Max.

Max menatap sahabatnya satu-persatu. Aku datang kesini untuk berpesta buka duduk diam tanpa suara, ayolah ada apa dengan kalian, "apa kalian bertiga putus cinta sama seperti Ramond?"

"Bisakah kau menutup mulutmu Max", Lardo, Dante dan Ramond serentak membentak Max agar menutup mulutnya.

Max menyandarkan kepala ke sopa, "baiklah", Max mengangkat kedua tanganya ke atas. Berbisik pada Liam yang berada tepat di sampingnya, aku akan gila menghadapi para bajingan ini.

Liam menatap tidak setuju, anda juga sama bajinganya dengan mereka sir, sindirnya.

Max menatap ketiga sahabatnya bergantian. Lardo tampak menikmati minumanya dengan wajah datar yang sesekali menatap ke floor dance dimana banyak wanita seksi menari dengan tatapan penuh kebosanan. Sedang Ramond tampak kacau dengan menegak minumannya terus menerus, tidak berbeda dengan Dante yang juga tampaknya berkeingninan mabuk malam ini.

"Liam kenapa kau tidak duduk dan bergabung bersama kami ajak Max", setelah bosan mengamati ketiga sahabatnya yang tampak engan membuka suara.

"Aku sedang bertugas sir, saat bertugs aku biasanya tidak minum alkhol. Kalau-kalau dibutuhkan saat anda mabuk dan tidak sadarkan diri, cemooh Liam.

"Aku tidak pernah kehilangan kesadaranku semabuk apapun aku". Max marah tidak terima

"Siapa yang tahu sir, jawab Liam datar".

"Apa kalian hanya akan duduk dan minum tanpa bicara, tanya Max lagi, yang masih kesal mendapat bentakan dari ketiga bajingan didepannya.

Lardo yang pertama kali menyahuti Max. Aku ingin menghabiskan waktuku selama mungkin disini, aku membutuhkan pengalihan untuk menahan hasrat liarku jadi aku akan duduk sampai aku mabuk dan tidak berdaya.

Max mengernyit. Ada banyak wanita disini, aku sudah menawarkannya padamu. Kau bisa melepaskan hasratmu, kenapa kau malah menahannya dan minum-minum tidak jelas, menghabiskan waktumu sampai pagi puaskan hasrat terliarmu dan bayar mereka setelahnya, seperti biasanya kau lakukan, lalu dimana masalahmu sepupu?". Tanya Max bingung

Lardo menatap malas Max. Aku bosan dengan wanita-wanita yang kau bawa Max, aku memiliki wanitaku sendiri di apartemen.

Lagi-lagi Max menahan kesal dengan tingkah Lardo. Lalu apa yang kau lakukan disini. Kenapa kau tidak pergi padanya dan habiskan malam ini dengan mengerang puas di atasnya?.

Lardo tidak menjawab. Memilih menyesap minumannya

Max mendengus. Merasa kembali diabaikan

"Apa masih belum ada kabar Dante?", tanya Lardo setelah diam sesaat.

Dante mengeleng. Orang-orangku masih terus mencari.

"Aku bisa meminjamkan orang-orangku seperti tawaranku sebelumnya", kau tinggal mengatakannya padaku, mereka akan siap.

Dante menatap datar Lardo, terima kasih. Aku tidak membutuhkannya. Aku mempercayai orang-orangku Lardo.

"Terserah kau saja, hubungi aku kapanpun kau membutuhkanku, aku akan selalu siap membantu. Setelah mengatakan itu mereka kembali sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sedang Max masih menatap bingung pada obrolan Dante dan Lardo.

"Sepertinya aku dianggap manusia kasat mata disini, kedatangan kalian bertiga benar-benar merusak my party, Max turun ke floord dance menari mengikuti irama, meninggalkan ketiga temannya.

Liam membawa tiga pria dewasa yang sedang mabuk berat ke dalam mobil. Sedang Max sengaja ditinggalkannya di club karena memilih menginap di kamar salah satu club untuk menghabiskan malamnya.

Liam harus mengantar Ramond terlebih dulu selanjutnya Dante dan yang terakhir Lardo. Entah apa yang terjadi pada ketiga bajingan ini, tidak seperti biasanya Lardo dan Dante sangat jarang minum sampai teler, kecuali Max dan Ramond yang masih mudah.

Kemana perginya Robi orang kepercayaan Lardo, tidak biasanya Lardo berpergian tanpa didampingi Robi. "Liam menghela napas!".

Liam harus memapah Lardo sampai ke dalam apartemennya.

"Tuan muda!", Subbi membuka pintu dan pendapati Lardo yang tampak tidak sadarkan diri karena mabuk.

Liam membantu Subbi memapah Lardo ke kamar.

"Kenapa tuan muda banyak minum hari ini?, tanya Subbi pada Liam

Liam hanya mengeleng. Saya tidak tahu bi, bukan hanya Lardo saja, Ramond dan Dante juga minum sampai mabuk.

"Sampai disini saja sir, biar saya yang membawa tuan Lardo masuk kedalam kamar.

Liam mengernyit, apa bi Subbi kuat memapah tuan Lardo ke dalam kamar.

"Saya bisa sir, terima kasih sudah membawa tuan Lardo pulang, Subbi memapah Lardo masuk kedalam kamar. Meninggalkan Liam yang kebingungan. Tidak seperti biasanya pikir Liam.

Subi kepayahan mempah tubuh besar Lardo sampai ke dalam kamar. Subi menghentikan Liam sampai di depan pintu kamar Lardo karena tidak ingin Liam melihat Lalita yang sedang tidur di ranjang Lardo. Bagaimanapun Subi harus menjaga privasi tuan mudanya, ia tidak ingin keesokan harinya Lardo memarahinya karena membiarkan Liam melihat keberadaan Lalita.

Lardo memegangi kepalanya yang terasa sakit, shit mambuk memang selalu membuat dirinya merasakan sakit kepala.

Lardo turun dari ranjang, mengernyit karena tidak menemukan Lalita di ranjangnya, kemana perginya Lalita sepagi ini. Ya meskipun pulang dalam keadaan mabuk, Lardo selalu bangun cukup pagi, yaitu pukul 05.00Wib pagi setiap harinya.

Sambil memegangi kepalanya yang sakit, Lardo menatap kamarnya mencari-cari Lalita, kenapa Lalita tidur di sopa?". Lardo mendekati sopa dimana Lalita sedang terlelap, membawa Lalita dalam gendongannya membaringkan Lalita keranjang besar miliknya, Lardo mengecup lembut kelopak mata Lalita, mengendus leher Lalita, menyesapnya lembut.

"Shit", maki Lardo, tidak bisa menghentikan dirinya untuk menyentuh Lalita, bibir Lardo mulai bergerak menyesap kulit pungung Lalita yang terbuka.

"Umm….".Lalita mengeliat bergerak dalam tidurnya yang terganggu oleh bibir Lardo yang terus mengodanya.

"Bangun Lalita panggil Lardo dengan suara serak". Niat awal Lardo hanya untuk memindahkan Lalita ke ranjang berubah menjadi gairah pagi yang harus ia lepaskan. "Bangun sayang!!, aku membutuhkanmu. Lardo menindih tubuh Lalita menyingkap gaun pendek yang Lalita kenakan, satu tangan Lardo membelai paha putih Lalita.

Lalita bergerak-gerak dalam tidur merasa terganggu.

Lardo semakin liar menyentuh tubuh Lalita, menurunkan resleting gaun Lalita, mencumbuh setiap jengkal tubuh Lalita, hasrat Lardo yang dari semalam ia tahan pagi ini tidak terbendung. Kebutuhan Lardo akan tubuh Lalita semakin memuncak.

"Sir….!!", Lalita menghentikan tangan Lardo yang berada dipuncak pahanya, apa yang_____",

Lardo melumat bibir Lalita dengan rakus tidak memberi waktu Lalita untuk memprotes tindakannya. Aku membutuhkanmu sayang, jangan hentikan aku Lardo berbisik serak disela-sela lumatan bibirnya.

Lardo menarik kedua tangan Lalita ke atas kepala, mengikatnya dengan dasi yang masih dikenakannya semalam, meloloskan dress biru dari tubuh mungil Lalita.

Lalita mencoba menahan gerakan Lardo. Merasa malu dengan tubuh polosnya yang ditatap Lardo dengan tatapan memuja, kau sangat indah sayang, Lardo mengecup puncak payudara Lalita, membelai payudara Lalita dengan jari-jarinya yang ahli.

Lalita tidak kuasa menahan suara desahannya yang keluar begitu saja dari mulutnya setiap kali Lardo membelai puncak payudaranya.

Lardo meneruskan mencumbuh tubuh Lalita meninggalkan banyak kiss mark dikulit putih Lalita. Memuja setiap jengkal tubuh Lalita hingga tepat didapan tubuh Lalita yang paling sensitive. Lardo menjilat, mengesap membuat tubuh Lalita mengelinjang nikmat, deru napas Lalita semakin cepat, menatap Lardo yang bekerja pada bagian bawah tubuhnya, lidah Lardo bergerak lincah menjilat milik Lalita, satu jari Lardo didorong masuk kedalam milik Lalita, memberikan kenikmatan berlipat pada Lalita.

Lalita mengerang keras mendapatkan organsme pertamanya pagi ini, wajah memerah Lalita membuatnya tampak semakin cantik.

Terima kasih sudah baca karya Berli

Mohon dukungan dan ulasannya ya

Loves.....loves

Nächstes Kapitel