Zero yang awalnya memberontak mencoba melepaskan diri dari pelukanku, seketika berhenti. Dia tak lagi melakukan pergerakan apa pun begitu cahaya keemasan yang muncul setelah aku menyatukan kalung kami kini menyelimuti kami berdua.
Kuperhatikan wajah Zero dengan seksama, dan satu hal yang aku sadari, raut wajahnya perlahan berubah. Dia yang sejak tadi selalu menguarkan aura permusuhan dan hasrat untuk membunuh, kini tak seperti itu lagi. Raut wajahnya perlahan mulai tenang, seperti yang biasa kulihat di wajah Zeroku sebelum dikendalikan Sadin.
Dia perlahan memejamkan mata, sebelum kembali membukanya dan kini sedang menatapku. Bukan tatapan tajam nan menusuk seolah aku ini mangsa yang sedang dia buru. Melainkan tatapannya yang menyiratkan cinta dan kasih sayang seperti biasa saat dia menatapku dalam keadaan normal.
"Zero, kaukah itu?" tanyaku untuk memastikan bahwa dia yang ada di hadapanku adalah Zero, bukan Pangeran Clidert seperti tadi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com