webnovel

Bab 19 : Warisan

Jalanan desa Konohagakure No Sato terlihat seorang laki-laki yang memiliki rambut putih yang diatur ke belakang, kulit sawo matang, serta memakai pakaian kaos putih sederhana, celana panjang hitam serta sebuah sepatu shinobi. Laki-laki itu adalah Shirou yang ingin jalan-jalan di sekitar Konoha setelah menyelesaikan berbagai hal yang ada di rumah. Sepanjang jalan Shirou banyak melihat berbagai macam orang yang bahu membahu untuk membangun beberapa stan makanan dan hiburan "Kalau tidak salah hari ini tanggal 8 oktober. Jadi lusa perayaan dari kemenangan Yondaime atau Kurama. Menarik, saya ingin menikmati festival itu pada saat itu" Pikir Shirou yang cukup senang menunggu festival kyubi dilakukan.

Sepanjang perjalanan melihat desa Konoha, Shirou banyak menemukan warga desa Konoha yang saling berinteraksi satu sama lainnya dengan senyum dan tawa "Jika saya mereka melakukan hal ini kepada Naruto, Naruto mungkin tidak akan merasakan kesepian" Pikir Shirou yang terus berjalan-jalan di desa Konoha sampai dia merasakan energi yang familiar dari arah belakangnya.

"Energi ini… Hamura" Pikir Shirou sambil berbalik ke arah belakang dan melihat seorang anak perempuan kecil yang terlihat bingung menatap ke setiap arah. Anak itu memiliki rambut biru pendek, kulit putih, serta memiliki mata putih yang indah. Shirou menatap anak tersebut dengan seksama "Energi yang keluar dari anak itu adalah energi Hamura. Jadi jiwa dan tekad Hamura sepertinya bangkit kepada seorang perempuan. Ini bisa jadi bahan ledekkan kepada dirinya pada saat saya bertemu dengan dia di bulan nanti" Pikir Shirou sambil tersenyum menatap ke arah gadis kecil itu.

Alis Shirou terangkat ke atas "Apa anak itu tersesat?. Apa Klan Hyuga tidak menyiapkan penjagaan kepada anak itu?" Pikir Shirou sambil mencoba merasakan area sekitarnya dan menemukan bahwa tidak ada tanda-tanda orang dari Klan Hyuga di sekitar tempat tersebut. Shirou menghela nafas sambil berjalan menuju ke arah anak kecil itu.

Sesampainya di dekat anak kecil itu, anak kecil berpaling dan menatap ke arah Shirou dengan tatapan penasaran "Anak kecil apa kamu tersesat?" Tanya Shirou dengan halus.

Anak itu langsung menundukkan kepalanya dengan malu-malu sambil menyatukan kedua jari telunjuknya sambil mengangguk "I-iya" Kata Anak itu.

"Lalu bagaimana kalau saya mengantarkan kamu ke rumah? Ngomong-ngomong nama saya Emiya Shirou, siapa namamu?" Tanya Shirou sambil berjongkok di depan anak kecil itu.

"N-nama saya H-hinata, Hyuga Hinata" Kata Anak kecil itu dengan nada malu-malu kepada Shirou.

"Hinata? Nama yang manis. Ayo saya akan mengantarkan kamu ke kompleks Hyuga" Kata Shirou yang langsung bangkit dari jongkoknya.

Mendapatkan pujian terhadap namanya, Hinata sangat senang sambil mengikuti Shirou dari arah samping. Shirou yang ingin membantu Hinata dengan cepat langsung melepaskan Haki pengamatan miliknya yang menutupi seluruh area Konoha. Dengan bantuan kekuatan miliknya, Shirou dengan mudah mendapatkan lokasi rumah Klan Hyuga.

Rumah Klan Hyuga berada ditengah-tengah dari desa Konoha. Berhubung Klan ini adalah salah satu Klan yang terkuat di desa, rumah dari Klan Hyuga sangat besar serta juga tembok yang menjulang tinggi. Pada saat melihat rumah tersebut, Shirou tidak melanjutkan perjalanan dan hanya menepuk kepala Hinata dengan lembut "Saya hanya bisa mengantarkan kamu sampai di sini Hinata-chan. Di depan itu adalah rumah kamu, kamu sudah bisa pergi sendiri bukan?" Tanya Shirou dengan lembut.

Hinata mengangguk sambil menatap ke Shirou "T-terima kasih karena telah membantu saya. Ano. Shirou-san, apa kami masih bisa bertemu kembali?" Tanya Hinata dengan gugup.

Shirou hanya tersenyum "Mungkin di masa depan. Kamu harus segera kembali Hinata-chan. Karena mungkin dengan kamu tersesat orang tua kamu sedang mengkhawatirkanmu" Kata Shirou.

Hinata mengangguk sambil Shirou berjalan kembali ke arah desa Konoha untuk melanjutkan jalan-jalannya. Hinata yang melihat kepergian Shirou sedikit sedih karena hanya sedikit orang yang memperlakukan dirinya dengan sangat baik seperti Shirou lakukan. Hinata yang akan melangkah ke depan tiba-tiba mendengar suara dari belakang.

"Hinata-sama"

Mendengar suara dari arah belakang, Hinata berbalik dan melihat seorang laki-laki yang memiliki penampilan dewasa sambil mengenakan kimono berjalan ke arah dirinya dengan raut wajah khawatir "Dari mana saja Hinata-sama? Saya sudah mencari dari tadi tapi tidak menemukan keberadaan Hinata-sama" Kata orang itu.

"Maaf Ko-san. Saya sebelumnya tersesat sebelum ada seorang kakak laki-laki yang mengantarkan saya ke sini" Kata Hinata dengan raut wajah menyesal.

"Seorang kakak laki-laki? Saya harus memberitahukan ini kepada Hiashi-sama" Pikir Ko sambil menatap Hinata "Kalau begitu Hinata-sama. Kita harus kembali untuk melanjutkan latihan kamu. Jika tidak Hiashi-sama mungkin akan kecewa akibat ketidakikutsertaan dalam latihan" Kata Ko.

Hinata mengangguk sedih sambil mengikuti Ko dari samping sambil memegang tangannya "Apa saya bisa bertemu dengan Shirou-san lagi?" Pikir Hinata

*****

Shirou yang telah selesai mengantarkan pewaris dari kekuatan Hamura telah kembali ke jalanan Konoha dan melihat berbagai macam stan yang akan dibangun oleh para warga sipil. Stan yang dibangun cukup beragam ada stan makanan, ada stan mainan, dan juga berbagai macam stan lainnya yang mungkin akan sangat menyenangkan untuk dimainkan pada saat festival berlangsung "Dua pewaris dari kekuatan sudah lahir. Jika memang seperti itu, kemungkinan pewaris ketiga dari kekuatan tersebut juga akan bangkit. Akan sangat bagus untuk saya bisa bertemu dengan pewaris ketiga ini tanpa perlu mencari menggunakan kekuatan" Pikir Shirou sambil terus berjalan melewati berbagai macam warga sipil.

"Apa Shikaku sudah selesai melakukan transaksi pembayaran? Saya masih memerlukan buku tabungan untuk mengganti emas menjadi uang tunai. Sangat sulit untuk menahan diri sendiri pada saat ini" Pikir Shirou yang terus menerus melihat berbagai jajanan yang ada di sekitarnya "Memang benar bahwa jajan ini tidak terlalu enak dibandingkan berbagai makanan yang saya buat. Tetapi perasaan berbelanja itu yang menyenangkan. Apa ini juga yang dirasakan oleh para wanita?" Pikir Shirou.

Shirou terus berjalan santai sampai dia merasakan gelombang kekuatan yang akrab datang dari sebuah tempat makan ringan "Kekuatan ini.. Pewaris Indra" Pikir Shirou sambil berbalik menatap ke arah seorang anak kecil dengan rambut hitam, kulit putih serta mengenakan pakaian hitam dengan kerah panjang, celana pendek putih serta lambang Klan Uchiha di belakang bajunya "Jadi anak itu yang menjadi pewaris dari Indra selanjutnya. Sungguh desa ini sangat beruntung karena ketiga pewaris telah terbangun. Biasanya hanya ada dua yang berasal dari Hagoromo, tetapi pada saat ini pewaris Hamura telah lahir. Akan sangat menyenangkan melihat bagaimana mereka tumbuh di masa depan" Pikir Shirou.

Shirou melihat wajah dari pewaris indra itu tersenyum senang bersama dengan seorang laki-laki yang lebih tua dari dirinya dengan pakaian yang sama tetapi penampilan sedikit berbeda. Laki-laki itu memiliki rambut hitam panjang yang diikat, kulit putih serta wajah yang terlihat dewasa "Apa itu Kakak laki-lakinya? Dia memiliki penyakit" Pikir Shirou. Merasa bahwa tujuan dari perjalanannya sudah tercapai, Shirou langsung berbalik dan berjalan kembali dengan senyum di wajahnya.

Kepergian Shirou ini tidak luput dari perhatian dari kakak pewaris Indra itu. Dia menatap ke arah Shirou sambil memeriksa kekuatan dari Shirou "Apa itu hanya pikiran saya? Atau laki-laki itu sebelumnya menatap Sasuke? Sepertinya saya perlu memeriksa informasi tentang laki-laki itu" Pikir laki-laki tersebut.

"Apa yang terjadi Nii-san?" Tanya Sasuke kepada kakaknya yang sedang menatap ke arah luar.

Mendengar pertanyaan Sasuke, Itachi hanya tersenyum "Tidak ada apa-apa. Ayo Sasuke kita harus kembali, kita harus membawa kembali barang belanjaan ini agar Ibu tidak marah kepada kami" Kata Itachi.

"Baik Nii-san" Kata Sasuke dengan ceria sambil berdiri dari tempat duduknya dan mengambil tas belanjaan mereka sedangkan Itachi berbalik pergi ke meja kasir untuk membayar makanan yang mereka makan.

Nächstes Kapitel