webnovel

Ujian di Kapal Pesiar (1)

"Ahhhh, ini hari libur, kenapa harus mengasah otak? Bahkan dalam ujian ini, ada yang aneh...."

"Kebetulan aku juga memikirkan hal yang sama."

"Oh?"

"Halo."

Dua remaja penyendiri yang sekarang berada di luar dek Bright Ehangwen saling menatap satu sama lain dengan pandangan yang membosankan.

Remaja pertama memiliki penampilan rata-rata, ditambah dengan mata ikan matinya, dia terlihat sangat tidak bisa diandalkan.

Remaja yang lain memiliki perawakan yang bagus dengan rambut coklatnya, tapi matanya yang kosong hampir membuatnya memiliki kemiripan dengan remaja tadi.

"Halo, aku kira?"

"Ayanokoji Kiyotaka, kelas 1-D"

".....Aku Hikigaya Hachiman, kelas 1-A"

Setelah saling mengenal satu sama lain, keduanya sedikit menjauh satu sama lain sembari memikirkan sesuatu yang sejujurnya hampir sama.

Di Sakura International Highshool, pembagian kelas memang acak. Tapi setelah hasil ujian semester keluar, hasilnya bisa diketahui bahwa dominasi antar kelas bisa dibedakan.

Kelas Hikigaya Hachiman, kelas 1-A adalah kelas dengan nilai tertinggi di kelas pertama, sementara kelas Ayanokoji, kelas 1-D ternyata adalah yang terendah.

Tapi keduanya bukanlah orang yang peduli pada nilai ini.

Hikigaya menjauh karena dia berpikir bahwa orang disebelahnya itu merepotkan. Matanya selalu bisa membedakan orang dengan baik. Dan di matanya, Ayanokoji ini, terlihat seperti monster dalam kulit manusia, bahkan matanya selalu menunjukkan kebohongan.

Sementara Ayanokoji menjauh karena dia harus terlihat "biasa" di mata orang lain. Artinya, dia harus terlihat pengecut ketika bertemu oleh seseorang dari kelas atas!

....Atau begitulah yang dia pikirkan.

"Ayanokoji, kan? Apakah kau tadi mengatakan hal aneh? Apa yang kau maksud?" Hachiman tiba-tiba menanyakan ini.

Sebenarnya dia tidak mau, tapi dia juga perlu menemukan informasi sebanyaknya mengenai ujian ini.

"Apakah aku mengatakan itu tadi? Kau pasti salah mendengarnya."

Hikigaya menghela nafas dalam hatinya, dia menatap laut di sekitar ketika berbisik: "Ujian sudah dimulai, kau tidak mencari apa maksudnya? Banyak orang-orang itu sudah mulai mencari tahu itu, apa ujiannya."

Ayanokoji: "Lagipula, menjadi bagian khusus di Festival Bangsawan Sekolah, itu akan membuat eksposur menjadi lebih sering."

Hachiman: "Kau tidak tertarik?"

"Aku hanyalah orang beruntung yang bisa masuk ke sekolah ini. Apa yang bisa kukatakan adalah, aku tidak tahu apapun." Ayanokoji membelakangi sisi pengaman dek kapal dan menyandarkan kedua lengannya kesana.

Dia menatap Hikigaya Hachiman ringan seolah mengatakan "Aku itu bodoh, tahu?"

Hikigaya Hachiman sendiri juga mengatakan, "Kau masih lebih baik, aku bahkan tidak tahu kenapa aku bisa ke sekolah itu?"

"Maksudmu?"

Hachiman menutupi wajahnya dan mengatakan sesuatu dengan nada rendah: "Orang tuaku mendapatkan sebuah surat pada waktu itu yang menyatakan bahwa aku dipilih sebagai siswa terhormat dengan beasiswa penuh. Alhasil, aku diusir dari rumahku di Chiba untuk masuk ke asrama Sakura International Highshool....."

".....Belasungkawa."

"Tidak apa-apa, biaya bulanan di sekolah besar. Meskipun pembelajarannya lebih susah, dan lingkaran pertemanan sangatlah kacau."

Meskipun tidak ada yang membedakan antar siswa seperti layaknya First International Highshool yang membedakan mana siswa yang baik dan buruk, tapi Sakura International Highshool juga memiliki golongannya sendiri yang membedakan diri mereka dari siswa lainnya.

Seolah, meski itu adalah sekolah, rasanya sudah berada di masyarakat.

Yang kuat (pintar dan berkuasa melalui latar belakang) menindas yang lemah tanpa disadari.

"Lalu tadi, kau menyebutkan ada yang aneh, apa itu?" Ayanokoji menanyakan ini balik kepada Hikigaya Hachiman.

"Entahlah, hanya perasaan murni. Tapi sejak mengetahui bahwa kapal ini adalah benda 4D dengan banyak ruang aneh seperti lapangan golf ataupun casino, ditambah dengan adanya pelayan pribadi, aku merasakan kalau ujiannya sudah dimulai."

Hikigaya menghela nafas kecil, memainkan cabang rambut di dahinya dan berbisik: "Bagi mereka yang tidak sadar, mereka mungkin akan memperlakukannya sebagai hal biasa karena mereka paham dengan abnormalitas ciptaan Hayama Yuuki. Mereka yang seperti ini, aku menganggapnya sudah didiskualifikasi."

"Tidak mungkin dia akan sebegitu murahnya memberitahu bahwa ini adalah Ujian di ruang 4D, pasti ada kaitannya dengan itu."

"Tapi bagi mereka yang sadar dan mencoba mencari petunjuk, itu juga akan didiskualifikasi."

"Oh, kenapa itu terjadi?" Ayanokoji bertanya seolah penasaran, tapi nadanya masih sama.

Hachiman menatap Ayanokoji dan dia tidak pelit info: "Pencarian sebuah informasi tidak bisa begitu terang-terangan, ini yang aku ambil sebagai kesimpulan tersendiri dari game sebelumnya di sekolah untuk menentukan anggota Senbonzakura."

"....Artinya, ujian ini hanyalah jalan buntu?"

"Sejak awal, menganggap ini adalah ujian adalah hal bodoh." Hachiman menutupi dahinya dengan tangannya dan berkata: "Sejujurnya aku bahkan tidak tahu apakah ada yang bisa lulus ujian ini."

[Pengumuman, Pengumuman....Salah satu siswi dari kelas tiga yang tidak akan disebutkan namanya telah menyelesaikan ujian. Sisa kuota adalah 7, selamat berjuang ~~]

Hikigaya Hachiman: "....???"

Ayanokoji menatap Hachiman kosong, "Sepertinya ada yang berhasil?"

"....Yang benar saja? Apakah Kakak Kelas ini monster? Ujian ini bahkan tidak normal oke ?! Jika benar ujian kami dimulai saat kami naik ke Kapal Pesiar, itu bahkan belum sampai di paruh jam pertama!" kata Hachiman sambil menggertakkan giginya.

Ayanokoji bingung melihat ini, "Kau terlihat seperti tidak peduli dengan ujian ini, tapi kenapa kau sangat kesal sekarang?"

"Aku kesal? Bagaimana mungkin! Kesal atau semacamnya..... tunggu, kesal....kacau....Ujian ini bukannya tanpa petunjuk, tapi petunjuk itu....tidak, sejak awal aku sudah tahu, ujian ini....bukan, game ini adalah...pelayan dan siswa lainnya, eliminasi bertahap, yang terpenting adalah.....kuota?"

- Oh? Dia hampir menemukan intinya?

Ayanokoji sedikit terkejut dalam hatinya ketika Hikigaya Hachiman akhirnya menemukan kata kunci dalam ujian ini.

Siapa sangka dalam keadaan dimana dia menyebut sesuatu secara acak, orang yang baru dia kenal ini mampu menemukan inti ujiannya?

Diam-diam dia melirik sekitar dan menyipitkan matanya ketika akhirnya dia berbisik: "Lupakan ujiannya, tapi Kakak Kelas itu, Hayama Yuuki kan? Dia itu menakutkan, apakah sampai segitunya untuk membuat siswa sekolah semacam kami kebingungan dengan hal seperti ini?"

Dia terlihat sengaja mengatakan itu, dan benar saja, Hachiman bereaksi. Tapi itu bukan tanpa alasan, bahkan Hachiman sendiri merasa bahwa Ayanokoji sengaja mengatakan itu.

Hachiman hanya karena formalitas menjawab: "Mungkin itulah jenius?"

"....Jenius, kah?"

"Ya, jenius.... Pokoknya, aku akan kembali dulu. Jika ada kesempatan, jangan hubungi aku, Ayanokoji-kun." kata Hachiman dengan kalimat aneh anti sosialnya.

Ayanokoji menjawab, "Itu kata-kata yang jahat."

Keduanya akhirnya berada dalam posisi membelakangi satu sama lain dan pergi tanpa bicara apapun.

Ketika Ayanokoji pergi agak jauh, dia ditemukan oleh seorang wanita cantik dingin yang berkembang baik untuk gadis SMA seusianya.

"Ayanokoji, aku menemukan sesuatu yang sepertinya merupakan petunjuknya.....Kau, lagi ngapain?"

"Ohh, Horikita. Kenapa kau kesini?"

"Hanya kebetulan." kata gadia itu sambil mengibaskan rambut panjang hitamnya: "Apakah kau menemukan sesuatu?"

"Bisa dibilang. Apakah perlu kubagi denganmu?"

"Bagus. Seperti yang diharapkan darimu."

Mata Ayanokoji tetap tidak bergeming dan tak bernyawa bahkan dihadapan tanggapan gadis bernama Horikita itu yang sedikit antusias di sela wajah dinginnya itu.

Ayanokoji dengan kosong menatap pantulan sosok gadis itu ketika berpikir:

- Kau sudah gagal, Horikita. Sejak kau menganggap ini adalah ujian sejak awal sudah mengartikan kekalahanmu. Ini adalah ujian, tapi juga game.....Pembuat hal ini, seleranya benar-benar buruk.

- Tapi.....itu bukan urusanku. Horikita, jika kau ingin lulus, maka aku akan membantumu. Itu juga demi diriku juga.

Nächstes Kapitel