webnovel

Kembali Kemasa Itu 1

"Sebenarnya aku tidak ingin membuatmu khawatir karena itu tadinya aku ingin merahasiakan hal ini serapat mungkin. tetapi..., setelah kejadian gaib ini menimpa kita semua, aku rasa sebaiknya semua yang terlibat, harus mengetahui ini"

"Kau mengenali tempat asing itu? Melalui mimpi?" tanya Berta lebih seperti sedang bergumam.

"Kurasa hantu itu sedang berusaha meminta bantuan kita. tetapi..., bantuan semacam apa?" lirih Theo semakin penasaran.

"Bukankah peristiwa terakhir mereka berdua terjebak ke dalam sebuah ledakan peluru? Mungkinkah..., dia ingin keluarganya tahu bagaimana kronologi kematiannya? Ah, siapa tahu, jazadnya tidak dikuburkan dengan layak karena telah hancur berkeping-keping" Casandra mulai mencoba menelusuri setiap kejadian demi kejadian yang mereka alami bersama. Berusaha mencari tahu, motif sang hantu meminta tolong.

"Hey, mengapa kita memusingkan itu? Yang paling penting adalah, bagaimana mencari keadilan bagi hantu ini. Yah, itu pun kalau dia memang pernah ada. Siapa tahu, jika kita ungkap siapa, pelaku sesungguhnya, maksudku siapa yang menyewa para pembunuh misterius tersebut, dia akan tenang dan tidak akan mengganggu kita semua, lagi" Casandra mulai memberikan ide yang mustahil.

"Ini bukan tujuan kita Guys..., ingat mengapa kita semua ada di sini? Hanya untuk berlibur, bersenang-senang" tandas Theo menegaskan.

"Kau pikir, kami semua bisa tenang menikmati liburan ini? meskipun ada teror makhluk halus ditempat ini? Apa kau serius?!" tentang Casandra mulai emosi.

"Lalu kau mau apa? Memang ada yang percaya, jika kau katakan pada semua orang telah bertemu hantu penunggu Winter Water Park? Dan satu lagi. Bagaimana caranya kau, bisa mengetahui siapa pelakunya? Itu terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Bahkan Polisi pun akan menutup kasus orang hilang jika korbannya tak kunjung ditemukan. Kau tahu mengapa? Karena pasti orang itu dianggap sudah mati" Theo mulai terpancing emosi.

"Cukup!!" teriakan Zack mampu membuat Theo dan Casandra bungkam sejenak.

"Kau terlalu gegabah, bereaksi dengan peristiwa gaib ini Casandra. Kita tidak pernah tahu, hantu itu menipu sekaligus berusaha menjebak kita atau, meminta tolong pada kita. Kalau dia tidak nyata, liburan kita akan sia-sia, sekaligus berantakkan hanya karenanya." Zack meminta pengertian Casandra.

"Kalau dia benar pernah hidup di dunia ini bagaimana? Apa kita akan diam saja? Di teror tanpa ada habisnya?"

"Oke, kalau dia nyata sekalipun, Bagaimana caramu menolong Wanita itu?! Bukti kejahatan apa, yang kau punya? Tahun, tanggal, jam dan bulan di saat kejadian, apa kau bisa menyebutkannya dengan akurat? Siapa nama lengkap dari korban? di mana tempat tinggalnya, tempat dia bekerja, siapa keluarganya apa kau bisa mengetahui sampai sedetail itu?"

"Kita melapor pun, Polisi tidak akan mau bergerak karena tidak ada bukti pendukung laporanmu. Sampai di sini jelas bukan? Kita hanya perlu berusaha untuk tidak mengosongkan pikiran kita semua, selama berada ditempat ini. Sibukkan pikiranmu dengan berbagai macam rencana berlibur kita. Ini yang paling tepat. Anggap saja yang baru saja terjadi hanya mimpi buruk" Zack jengah terus membicarakan hal diluar logika seperti saat ini.

Rencana Theodor untuk memanjakan teman-temannya menjadi berantakan. Meski mereka kini tinggal di Apartemen mewah, masih di seputar Winter Water Park, mereka tidak bisa melupakan kejadian buruk tetapi beberapa dari mereka sangat luar biasa, karena masih bisa tidur nyenyak malam ini. Kecuali Theodor, Lucas dan Casandra. Gadis bernama Casandra sedari dua jam yang lalu hanya membalikkan badan miring ke kanan dan ke kiri tetapi usahanya untuk tidur...sia-sia.

Rasa haus menggelitiki kerongkongannya maka dia berjalan menuju ruang dapur. dia menatap seseorang sudah duduk di depan meja makan, dengan 9 cangkir bekas kopi, dan cangkir ke 10 masih utuh.

"Kau menghabiskan itu semua sendiri?" kekeh Casandra sambil membuat segelas cokelat hangat setidaknya mungkin dengan itu bisa tidur nyenyak nantinya.

"Eh, kau belum tidur?" balas Theodor kaget menyadari ada orang lain di sana.

"Kau pikir akan mudah, tidur setelah mendapatkan kejutan luar biasa?" balas Casandra membawa gelasnya ke arah Theodor berada. dia duduk di depan Theodor sambil menikmati cokelat hangatnya.

"Wah, ternyata ada dua orang yang sedang begadang di sini" suara Lucas mengalihkan perhatian mereka.

"Kau juga susah tidur?" kekeh Casandra. Theo menyesap kopinya dengan tenang.

"Satu-satunya orang yang terlihat sangat tenang adalah dia" jawab Lucas menunjuk Theo.

"Aku sudah terbiasa melalui malam yang panjang dengan semua ini" tandas Theo sambil membuka halaman demi halaman surat kabar.

"Kau benar-benar...mendapatkan mimpi buruk, setiap malam?!" pekik Lucas duduk disamping Theo tak menyangka itulah kebenarannya.

"hmm, karena itu aku akan berusaha semaksimal mungkin tidak tidur"

"Apa kau waras? Kita ditempat ini setidaknya tiga hari. Apa kau tetap tidak tidur selama tiga hari berturut-turut?!" bentak Casandra membuat suara keras dengan gelasnya ke atas meja.

"Kau pasti diajarkan Psikiatermu bagaimana cara...meredakan gangguan tidur itu bukan? Apa lagi disaat seperti ini" Lucas mencoba membujuk Theo agar mengurungkan niat tidak tidur tiga hari berturut-turut.

"Aku kesini untuk bersenang-senang dengan seluruh sahabatku bukan malah membebani kalian semua dengan masalah tidurku"

"Kau yakin, mimpimu sesuai berdasarkan dengan apa yang kita lihat saat terseret ke dimensi lain?" Casandra mulai penasaran.

"Aku sudah bilang itu benar. mengapa kau menanyaiku sampai dua kali?" balas Theo melipat surat kabarnya dan menaruh benda itu di atas meja.

"Kalau begitu, kau seperti melihat sebuah film layar lebar yang berepisode" tebak Casandra takjub.

"Seperti itulah"

"Dengar. Jika kita ingin teror ini berakhir, kita harus mencari tahu siapa hantu itu, di mana dia tinggal, di mana keluarganya? Dan..., tempat mana saja, yang pernah dia kunjungi" Casandra berkobar-kobar bicara panjang lebar.

"Memang kita akan memulai pencarian jejak hantu Wanita itu di mana? Bahkan kita tidak tahu di mana jazadnya berada. Kau terlalu sering menonton film detektif sih," keluh Lucas mengacak-acak rambutnya.

"Jika mimpi Theodor adalah peristiwa nyata yang belum terungkap siapa pembunuhnya, di mana jenazahnya, bahkan pelakunya belum tertangkap? Kau ingin akan ada korban selanjutnya berjatuhan?"

"Bagaimana kalau kau lupakan saja, khayalan menjadi detektif gadunganmu sekarang? Waktu istirahat kita dari masalah hidup kita ini hanya tiga hari. Kau, masih mau menambah beban hidup?!" bentak Lucas.

"Theo apa saja yang ada dalam mimpimu?" Casandra masih bersikeras.

"Kurasa kau tidak perlu tahu" Theodor berusaha mengacuhkan Casandra agar rasa penasarannya berkurang.

"Oke. Bagaimana jika kita taruhan? Kalau aku sampai berhasil mengetahui siapa hantu itu, kau akan memberi tahu isi dari mimpi burukmu, juga kalian semua, harus mendukungku untuk mengungkapkan kasus ini. Bagaimana? Setuju?"

"Terserah kau sajalah" para Pria kompak menjawab dengan dinginnya. Casandra pergi dari hadapan mereka, masuk ke kamar para Gadis. Lucas menggelengkan kepala heran bukan main sementara Theo, terkekeh geli sambil menepuk bahu Lucas. Tak lama kemudian, Theo dan Lucas saling memandang satu sama lain melihat Casandra keluar dari kamar, mengenakan jaket hitam dan setelan celana jeans.

"Kau mau ke mana malam-malam begini?" Theo bertanya kebingungan.

"Winter Water Park"

"Jam sekian?! Casandra Huibert setan apa yang merasukimu huh?!" maki Lucas panas dingin.

"Kalau aku ingin memenangkan taruhan kali ini, tentu sekaranglah waktunya. Mana mungkin aku melakukan ini di saat banyak orang berada di sana. Aku sedang akan mencari bukti di TKP"

"Tempat itu sudah berubah menjadi Winter Water Park. Semuanya pasti sudah berubah. Kau tak mungkin mendapatkan petunjuk apa pun di sana!"

"Tidak ada yang tidak mungkin untuk seorang Casandra. Bye!!" teriak Casandra berlari keluar sambil menggenggam senter di tangannya.

"Lucas. Temani Gadis keras kepala itu. maaf aku sedikit pusing. Tolong bawa dia kembali" kata Theo sangat serius. Lucas mengangguk, menepuk lengan Theo lalu berlari menyusul Casandra.

Di depan pintu gerbang yang biasanya sebagai akses para pengunjung keluar masuk, Casandra dan Lucas memeriksa situasi. Kabut tipis menyelimuti tempat itu. Casandra berlari, mencoba memanjat tembok.

Krieeeeek...

Casandra dan Lucas yang sudah siap merayap ke dinding, mencari asal suara waspada. Jangan sampai, keamanan di tempat ini menemukan mereka dengan cara seperti ini. tetapi, mereka melongo saling memandang.

"Kita pulang saja ke Apartemen oke, saat masih ada matahari pun tempat ini sudah menunjukkan sisi horornya. Apa lagi malam seperti ini" rayu Lucas pada Gadis itu.

"Ada kesempatan masuk mengapa malah pergi? Kau pulang saja sendiri. Aku harus memenangkan taruhan itu"

"Woy, taruhanmu dengan Theo tidak membuatmu kaya raya. mengapa kau begitu keras kepala?!"geram Lucas terpaksa ikut masuk melalui gerbang yang terbuka dengan sendirinya itu.

Sebuah cahaya benderang tiba-tiba menyorot ke sebuah jalanan beraspal. Mereka mulai menegang ketika ada bayangan siluet semakin lama semakin mendekat ke arah mereka datang. Sosok bayangan tersebut hanya diam tak berkutik setelah tiada jarak di antara keduanya.

Ketakutan berubah menjadi sebuah kekaguman ketika banyak kunang-kunang beterbangan mengelilingi mereka lalu membentuk kalimat.

"di mana Theodor Rulf? Aku membutuhkan bantuannya. Hanya dia yang bisa mengungkap di mana jasadku berada. Tolong bawa aku padanya" Lucas Kelf mengeja dengan sangat jelas.

"Kau ada hubungan apa dengan Theo? Setidaknya siapa...namamu?" jawab Casandra tetapi makhluk astral itu menghilang.

"Ayo kembali. Kita tidak akan menemukan petunjuk apa pun tanpa Theo. Dia menunggu kedatangan Theo bukan kita" tegas Lucas sambil menggandeng Casandra keluar dari tempat seram itu.

Mereka akhirnya pulang, dan Lucas mulai memucat ketika melihat Casandra yang lain, ada di dekat teman-temannya, mencoba memberi pertolongan pada Theodor yang pingsan di atas lantai. Lucas menoleh ke samping tempat si Casandra yang sudah lama bersamanya, berdiri. dia masih merasakan telapak tangan Casandra yang sedingin es disampingnya tadi. tetapi....Casandra sudah menghilang.

"Lucas!! ke mana saja kau? Tadi Theo berbicara dengan kita seperti biasanya. Lalu, mengapa dia tiba-tiba pingsan begini? Dan kau, mengapa malam-malam keluyuran sendirian?!" omel Casandra marah, ketika Theo sudah di baringkan di atas tempat tidur.

"Setelah kau masuk ke kamar tadi, apa kau keluar lagi?" Lucas mendekat pada Casandra linglung.

"Tentu saja aku berusaha untuk tidur"

"Hantu sialan itu mengerjaiku atau apa?!" pekik Lucas meninju dinding.

"Maksudmu, baru saja dia mencoba berkomunikasi denganmu? Begitu?" sahut Berta Staley mendekati Lucas dan Casandra.

"Kurasa dia ingin kita menghubungkannya dengan Theodor. Seolah hanya Theo yang bisa membantunya mencari jejak jenazahnya" jawab Lucas bergidik ngeri.

Nächstes Kapitel