webnovel

The rumour

"Kim Sohyun, fotokopi ini tujuh kali!"

"Siap. Laksanakan!"

"Kim Sohyun, masukkan data-data ini ke sistem."

"Ne."

"Kim Sohyun, belilah kopi dan beberapa camilan di mini market depan!"

"Di mini market simpang tiga depan? Kenapa tidak di kafeteria saja?"

"Di sana lebih murah."

"Ahh... Ne."

"Kim Sohyun, antara dokumen-dokumen ini ke departemen marketing!"

"Ne? Tapi saya harus mengantar berkas-berkas ini ke departemen akuntansi di lantai tiga," memprotes sambil menunjukkan setumpuk berkas di kedua tangannya.

"Kalau begitu, kau bisa mampir dulu ke lantai dua." Eunha menaruh beberapa lembar dokumen ke atas tumpukan berkas Sohyun.

"Ahhh. Neee," jawab Sohyun lemas.

"Dan jangan lupa bawakan minuman kaleng kalau nanti kembali," perintah Eunha disusul Sowon dan Choi Bomgyu. "Aku juga."

"Tapi sunbaee--" Menunjukkan semua barang bawaannya.

"Kau bisa pasti bisa. Fighting!" Ucap Sowon setelah mengalungkan kartu kredit perusahaan miliknya ke leher Sohyun. Karena kedua tangan gadis itu sejatinya tak lagi sanggup menampung benda lagi.

Brengsek! Sialan! Dan beberapa umpatan lain sudah berada di ujung lidah. Namun tak mampu mengeluarkannya sembarangan.

Ck. Kalau begini sih namanya bukan karyawan, tapi babu, iya kan?

Kim Sohyun duduk bersandar di kloset. Masih di bilik kamar mandi setelah menuaikan hajatnya. Namun tak urung keluar dan kembali ke ruangan. Masih merasa lelah dan meratapi nasibnya sebagai pegawai rasa babu. Ternyata tak lebih baik dari bekerja di peternakan sang paman. Mentang-mentang dirinya orang baru dan masih muda, begitu? Jadi dianggap remeh oleh yang lain. Ya walaupun secara gaji bisa dibilang lumayan sih untuk karyawan magang. Bahkan hampir setara rata-rata gaji pegawai tetap di perusahaan yang ada di Seoul.

Dia lantas membuka aplikasi kakaonya. Kembali mengecek namun sama sekali tak ada pesan masuk. Terlebih dari sang daddy. Sudah hampir seminggu daddy tak membalas pesannya setelah ps terakhir. Tentu saja Sohyun kecewa. Di saat-saat seperti ini, dia butuh teman curhat.

Sohyun tak terlalu pandai bergaul di dunia nyata. Berbeda ketika di dunia maya. Hanya saja, kesibukannya sekarang membuat dirinya malas untuk bermain sosmed. Lebih baik tidur ketika ada waktu luang.

"Kau dengar, wanita rubah itu kembali dari Amerika?"

Terdengar suara wanita dari luar bilik.

"Siapa?" Tanya wanita yang lain.

Sepertinya ada dua orang lagi selain Sohyun di toilet wanita ini.

"Mantan tunangan CEO Min, Min Yeonwoo."

Mendengar nama sang presdir disebut, membuat Sohyun mengurungkan niatnya keluar dari bilik.

"Serius dia kembali? Dasar tidak tahu malu."

"Makanya. Padahal dia duluan yang meninggalkan presdir demi pria lain. Sekarang dia kembali setelah BH Delivery bisa sesukses ini. Bukankah sudah jelas? Dia hanya wanita matre!"

"Tapi bagaimana kalau ternyata presdir Min juga masih memiliki perasaan padanya? Bukankah dia itu cinta pertamanya presdir Min?"

"Entahlah. Ku pikir, fifty-fifty. Dilihat dari presdir yang menerimanya dengan mudah tapi juga sikapnya yang biasa-biasa saja."

"Atau jangan-jangan, rumor itu benar?"

"Yang mana?"

"Presdir Min itu gay."

"Hei, kecilkan suaramu! Bisa-bisanya kau berbicara seperti itu. Kalau ada yang mendengar bagaimana?"

"Ya kan aku juga hanya mendengar dari orang lain."

"Sudahlah, ayo kembali. Jam makan siang hampir berakhir."

Suara langkah kaki mereka mulai terdengar menjauh hingga menghilang. Baru Sohyun keluar dari tempat persembunyiannya. Menuju wastafel lalu mencuci kedua tangannya. Merapikan rambut, wajah, dan make upnya sambil bercermin. Hatinya membatin...

Ck! Sayang sekali kalau rumor itu benar. Berarti CEO Min semakin tak tergapai.

CEO min itu tampan, menurut Sohyun. Wajahnya maskulin dengan tubuh yang tak terlalu tinggi. Mungkin hanya sekitar 170an senti. Terbilang pendek sih untuk ukuran pria yang rata-rata memiliki tinggi di atas itu. Namun bukan semata-mata wajahnya yang selama ini membuat Sohyun dan beberapa wanita lain menggilainya, tapi otaknya. Ya, bisa dibilang CEO Min itu pria berotak seksi--cerdas.

Diusianya yang baru tiga puluh tiga tahun, sudah banyak prestasi yang ditorehkan. Menurut gosip yang di dengarnya, CEO Min itu dulunya juara olympic di bidang fisika. Cita-citanya adalah menjadi ilmuwan, kalau menurut wawancara yang pernah dibacanya. Memang Sohyun sebucin itu hingga--membaca baca artikel, interview, pokoknya yang berhubungan dengan pria itu. Namun karena ayahnya meninggal, pria itu memilih banting setir menjadi business man di usianya yang masih muda-- dua puluh satu tahun waktu itu. Meninggalkan bangku kuliahnya dan meneruskan usaha sang ayah. Membangun perusahaan jasa berupa layanan antar dari nol, bahkan mungkin minus karena sang ayah meninggal dalam keadaan banyak hutang.

Dan sebuah informasi besar Sohyun dapatkan. Informasi yang sempat membuat dirinya patah hati dan mungkin semua wanita yang sebelumnya menaruh rasa, juga merasakan hal yang sama.

CEO Min telah menikah. Dia menikah muda, yaitu saat usia dua puluh tiga tahun. Kalau gosip yang tadi di dengarnya benar, berarti setelah dia ditinggalkan tunangan yang merupakan sepupunya sendiri, Min Yeonwoo.

Pria Min itu akhirnya menikah dengan Lee Jieun, putri semata wayang dan penerus tunggal BH Group-- sebuah perusahaan jasa yang memiliki banyak cabang usaha dan maupun perusahaan yang tersebar di seluruh Korea bahkan ke manca negara. Setelah menikah, maka perusahaan pria Min itu menjadi salah satu anak perusahaan BH Group dan berganti nama menjadi BH Delivery.

Sepuluh tahun menikah, pasangan CEO itu belum dikarunia seorang anak. Dari desas-desus yang terdengar, pernikahan mereka itu hanyalah pernikahan bisnis. Biasalah, hasil perjodohan antat dua keluarga yang sudah saling mengenal. Hanya formalitas, begitu katanya. Makanya sekarang CEO tampan itu lebih sering menetap di Gosan daripada di Seoul, tinggal bersama sang istri yang sama-sama sibuk.

CEO Min yang malang. Tapi tidak, bagi Sohyun maupun wanita lain yang juga memiliki perasaan padanya. Ini seperti sebuah kesempatan. Ya, walaupun sepertinya juga tak akan mudah.

Pria Min itu seperti tak tergapai. Meski hubungannya dengan sang istri tak terlalu bagus, dia tetap mempertahankan pernikahan mereka. Tak membiarkan seorang wanitapun masuk dalam mahligai rumah tangganya.

Tapi apa yang Sohyun barusan dengar di toilet, rasanya membuat semuanya makin rumit.

Jadi apakah sang ceo belum bisa menerima pernikahannya karena masih menaruh hati pada sang mantan tunangan?

Atau jangan-jangan, pria itu memang gay, namun karena terlanjur terikat dengan pernikahan dan juga bisnis, dia dan istrinya tak bisa berpisah?

Nächstes Kapitel