webnovel

Menodai Jiwaku Yang Murni

Redakteur: Wave Literature

Mendengar pertanyaan laki-laki itu membuat Li Beinian tertegun.

'Dia sudah tahu bahwa Li Xueqing sedang mencariku, dan sekarang dia malah menanyakan namaku untuk membuat perhitungan setelah ini?'

Li Beinian melihat ke arah Mu Donglin dengan kaget kemudian dia kembali bersembunyi di balik rak handuk.

Kerumunan orang yang mendengar pertanyaan Mu Donglin melihat ke arah Li Xueqing dengan tatapan kagum.

'Setelah mendengar nama Li Haoran sikap mereka seketika berubah?'

Li Xueqing menyukai situasi seperti ini dengan cepat dia berkata, "Aku… namaku…"

Laki-laki memotong perkataan Li Xueqing dengan suara dingin, "Aku tidak bertanya namamu."

Li Xueqing baru saja menikmati situasi tadi tapi setelah mendengar perkataan Mu Donglin dia seperti disiram dengan seember air dingin yang membuat suasana hatinya dalam sekejap menjadi buruk.

Melihat orang-orang di sekitarnya masih melihat ke arahnya, Li Xueqing menahan diri dan tetap tersenyum.

"Nama adikku… Li Beinian."

"Li Beinian…" kata laki-laki itu sambil mengucapkan nama Li Beinian dan matanya terlihat berbinar, kemudian alisnya terangkat dan dia berkata lagi, "Hm, kamu bisa pergi sekarang."

Li Xueqing tertawa canggung dan berkata, "Kalau begitu kami pergi dulu."

Tanpa menunggu laki-laki itu berkata-kata lagi mereka semua langsung pergi dari sana.

Laki-laki itu berpaling melihat ke arah rak handuk tempat Li Beinian bersembunyi tapi Li Beinian sudah menghilang.

'Sudah kabur? Cepat juga dia. Li Beinian… itu namamu kan?'

Kemudian dia kembali melihat ke depan dan melihat benda kecil yang bersinar di atas lantai.

Lalu terdengar suara pantofel mendekat dan terlihat bayangan seorang yang bertubuh tinggi.

Gu Mingye membungkukkan badannya dan mengambil benda kecil yang bersinar itu dari lantai, lalu dia berkata, "Tuan, bukankah ini milik seorang wanita?"

"Berikan kepadaku."

Gu Mingye bangkit berdiri kemudian dia memberikan benda itu kepada Mu Xichen lalu dia baru melihat dengan jelas itu adalah sebuah anting-anting kecil.

Anting-anting itu berbentuk ular berukuran kecil dengan detail sisik yang begitu jelas, juga terdapat berlian di atas anting-anting itu. Anting-anting itu berwarna hitam dan putih sehingga membuatnya terlihat begitu elegan.

"Selidiki tentang kejadian ini."

"Baik!"

Ini adalah tempat terlarang, bagaimana seorang perempuan dapat masuk kemari? Ada kemungkinan dia adalah mata-mata atau mungkin… dia ingin membunuh Mu Xichen!

Saat Gu Mingye baru saja akan pergi Mu Xichen kembali memanggilnya, "Tunggu dulu."

"Ada apa tuan?"

Mu Xichen mengulurkan tangannya yang memegang anting-anting itu kemudian setelah melihat dengan lebih seksama dia melihat sebuah simbol pembuat anting-anting itu.

Ini… adalah anting-anting yang dibuat oleh orang itu.

"Tidak perlu menyelidikinya, laporkan saja kejadian ini kepada polisi."

Gu Mingye terdiam sesaat kemudian wajahnya terlihat menjadi lebih serius.

'Membuat laporan di kantor polisi bukanlah hal yang sepele! Kenapa tuan mau membuat laporan hanya untuk masalah sepele seperti ini?'

"Apa tuan tahu siapa perempuan tadi?"

"Tidak, tapi dia sudah melecehkanku."

Saat mengatakan itu wajah Mu Xichen begitu tenang tidak terlihat marah maupun kesal sama sekali.

Tapi Gu Mingye yang mendengar itu langsung terbatuk-batuk karena tersedak air ludahnya sendiri.

'Melecehkan?'

"Perempuan itu sudah melakukan apa? Dia berhasil? Tidak mungkin!"

Kata Gu Mingye dengan panik, kemudian dia melihat ke arah Mu Xichen dengan wajah tidak percaya dan berkata lagi, "Tuan, tuan sudah menjaga diri selama 25 tahun dan sekarang tuan sudah tidak suci lagi!"

"Dasar jorok!" kata Mu Xichen sambil melihat ke arah Gu Mingye dengan tatapan kesal kemudian berkata, "Dia menciumku."

Gu Mingye terlihat tidak menyangka dengan jawaban Mu Xichen lalu dia berkata dengan keheranan, "Jadi tuan mau melaporkannya kepada polisi hanya karena dia mencium tuan?"

"Dia telah menodai jiwaku yang masih murni ini jadi dia layak dilaporkan ke kantor polisi."

Nächstes Kapitel