webnovel

Sikap yang Membuatmu Kesal

Redakteur: Wave Literature

Napas Dongfang Yu seketika menjadi dingin.

Dia tidak mengatakan apa-apa dan langsung mengambil telepon selulernya untuk menghubungi nomor Hai Xiaotang.

"Halo…" teleponnya dengan cepat sudah dijawab. Itu adalah suara Hai Xiaotang yang acuh tak acuh.

Nada suara Dongfang Yu sangat dingin, "Siapa yang mengizinkanmu pergi? Cepat pulang sekarang!"

Hai Xiaotang memutar bola matanya, apa dia mengira Hai Xiaotang masih sama seperti yang dulu, bisa dipanggil datang dan disuruh pergi semaunya?

"Maaf ya, aku yang memberi izin diriku sendiri pergi, sama sekali tidak ada urusannya denganmu. Lagian, aku tidak tahu bagaimana bisa langsung pulang sekarang, tolong kamu beri tahu caranya!"

"Hai Xiaotang…" Suara Dongfang Yu menjadi suram, "Apa-apaan sikapmu ini?"

"Ya sikap yang membuatmu kesal kan."

Dalam sekejap, Hai Xiaotang seperti bisa merasakan aura penuh tekanan yang dikeluarkan Dongfang Yu di balik sambungan telepon yang dingin itu.

Tidak ingin berbicara omong kosong lebih jauh lagi dengan Dongfang Yu, Hai Xiaotang berkata dengan acuh tak acuh, "Bukankah aku pergi malah bagus? Jadi tidak akan ada yang mengganggumu. Dan juga, beberapa hari ini kau cepatlah urus surat-suratnya, semoga waktu aku pulang nanti, aku sudah bisa mendapatkan surat cerai darimu."

Tanpa memberinya kesempatan membalas, Hai Xiaotang langsung mematikan sambungan telepon.

Dongfang Yu mencengkram teleponnya, lalu tertawa dingin dengan nada mengejek.

Matanya mengeluarkan sinar gelap.

"Hai Xiaotang…" Dongfang Yu memejamkan matanya sejenak, menarik napas dalam-dalam dan berusaha meredam kemarahan dalam hatinya.

Kalau tidak, dia takut tidak bisa menahan keinginannya untuk menyusul ke Kota B dan memberi pelajaran kepada Hai Xiaotang!

********** 

"Xiaotang, tehnya masih belum selesai?" Terdengar suara Hai Zhiyuan dari ruang tamu.

Hai Xiaotang bergegas menyimpan telepon selulernya, lalu membawa dua cangkir teh keluar, "Segera, Kakek."

Hai Zhiyuan berbincang-bincang dengan sahabat lamanya di ruang tamu.

Hai Xiaotang meletakkan teh di depan mereka, "Silakan tehnya, Kakek Tao. Silakan tehnya, Kakek."

Tao Weimin tertawa gembira, "Hahaha, kukatakan kepadamu Hai tua, cucumu ini, semakin lama melihatnya aku semakin suka. Bagaimana kalau jadi cucu menantuku saja. Cucuku itu, kamu juga sudah lihat fotonya, dia sangat berbakat. Kalau kamu suka, kita jodohkan saja mereka berdua, bagaimana?"

Hai Zhiyuan tertawa kecil, "Aku belum bilang padamu ya, Xiaotang sudah lama menikah. Suaminya adalah pilihannya sendiri."

Tao Weimin terkejut. Hai Xiaotang masih berumur 19 tahun, kenapa cepat sekali sudah menikah?

Dia tidak banyak bertanya, hanya merasa sedikit menyesal, "Kalau saja dulu aku tahu Xiaotang begitu populer, aku sudah cepat-cepat mendahului cucuku itu untuk bergerak. Yah, dia sungguh tidak beruntung."

Hai Xiaotang sangat ingin berkata bahwa orang yang tidak beruntung adalah dirinya.

Dialah yang cepat-cepat ingin menyelesaikan urusan percintaannya. Pernikahannya adalah kebahagiaannya sendiri.

Tidak tahu apakah nanti di kemudian hari dia masih bisa mencintai lagi…

…..

Saat ini Tao Weimin menderita kanker stadium akhir, dia sudah menyerah dengan pengobatan dan hanya tinggal di rumah merawat penyakitnya itu.

Bisa dikatakan bahwa hidupnya tinggal menghitung hari.

Putranya sudah lama meninggal, sedangkan menantunya juga sudah lama menikah lagi dengan orang lain. Hanya tersisa seorang cucu laki-laki yang bekerja sebagai prajurit khusus.

Tetapi cucunya itu sudah lama sekali tidak pulang. Dia selalu bertugas di luar dan tidak bisa dihubungi.

Tao Weimin juga tidak ingin mengganggu pekerjaan cucunya, apalagi semua yang dilakukannya adalah pekerjaan berisiko tinggi. Dia harus fokus.

Karena itu, selain dokter dan perawat yang mengurusnya, tidak ada lagi orang yang menemaninya.

Untunglah Hai Xiaotang dan kakeknya datang. Hai Zhiyuan bermaksud untuk tidak kembali pulang dan tetap berada di kota B menemani Tao Weimin menghabiskan sisa umurnya.

Kalau kakeknya tidak mau pulang, Hai Xiaotang juga tidak mau.

Toh tinggal lama disini juga tidak masalah. Dia sudah tidak peduli lagi pada Dongfang Yu.

Oleh karena itu, Hai Xiaotang setiap hari selalu mengurus kedua orang tua itu dengan sepenuh hati.

Nächstes Kapitel