Dengan senang hati Nana mengambil kartu nama itu, setelah itu dia berkata, "Tolong berhenti di depan kantor di ujung sana, aku akan langsung ke kantorku"
"Oke, sampai jumpa lagi" ucap Albert setelah membantu Nana keluar dari mobilnya.
Setelah Albert pergi. Nana langsung menarik kakinya untuk masuk ke kantor. Ketika sampai di ruangannya dia tidak menemukan siapapun.
"Kemana orang-orang?" tanya Nana pada dirinya sendiri.
Nana menghelai nafas panjang dan segera menuju mejanya. Namun dia terlihat heran ketika melihat Yuri tampak marah di ruangan Joon.
Karena penasaran, Nana dengan pelan berjalan mendekati pintu ruangan Joon.
Dari balik pintu Nana mendengar suara Yuri yang sedikit meninggi.
"Joon aku tidak akan pernah mendukungmu untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan Shin Youra, dia hanya ingin menjebakmu" ucap Yuri.
"Yuri sebenarnya kamu kenapa sih? dulu kamu tidak seperti ini? "Joon benar-benar bingung dengan cara berfikir Yuri kali ini.
Yuri tau betul kalau Youra sangat menyukai Lee Joon. Entah karena apa Yuri benar-benar tidak menyukai sikap Youra yang kecentilan bila bertemu Lee Joon.
"Kamu memang tidak pernah berubah Joon, kalau begitu terserah kamu" kata Yuri sambil berpaling dari Joon.
Joon menarik tangan Yuri dan menatapnya penuh arti. "Yuri sebenarnya kamu kenapa? kita sudah saling mengenal lama, bahkan kita adalah patner yang hebat, selalu sepemikiran dan saling mendukung tapi kenapa sekarang kamu malah berubah? "
Yuri melepas genggaman tangan Joon, dia tidak habis fikir kenapa sampai detik ini Joon belum juga mengerti perasaannya, berkali-kali Joon mengabaikan perasaannya, bahkan Joon sering terlihat dekat dengan banyak wanita di depan Yuri, dan berkali-kali juga Yuri harus menahan rasa cemburunya, tapi dia tidak mungkin mengatakan perasaannya.
"Kamu fikir saja sendiri, aku tidak mau berdebat denganmu lagi, lebih baik aku segera pulang" setelah mengatakan itu Yuri bergegas keluar.
Mendengar perdebatan dua orang di dalam, Nana langsung mengerti bagaimana perasaan Yuri pada Lee Joon. Sebelum ketahuan Nana bergegas menarik kakinya yang sakit menuju tempat duduknya. Yuri keluar begitu saja dari ruangan Joon dan bergegas keruangannya tanpa menyadari kalau ada Nana.
»Hotel«
Di sebuah hotel bintang lima yang ada di bawah perusahaan KI Grup. Albert masuk ke salah satu restauran mewah yang ada di hotel itu. Dan di sana dia sudah di tunggu oleh Lion dan Hyun Ae.
Melihat Lion duduk dengan tenang sambil menatapnya. Albert tersenyum dan menyapanya "Hai tuan Lion, apakah anda sudah lama? senang bisa bertemu kawan lama lagi. "
Lion membuka kaca matanya dan menatap Albert tanpa ekspresi. "Baru saja sampai, "
"Oh aku kira kalau aku terlambat. Bagaimana kalau kita langsung membahas bisnis kita saja" ucap Albert. Lion mengangguk setelah itu dia menatap Albert penuh arti, "Aku dengar kamu juga menawarkan kerja sama dengan JK Grup, lalu kenapa kamu meminta bertemu denganku? "
"Kamu benar, akan tetapi aku tidak suka konsep yang di tawarkan oleh Jk Grup, setelah itu aku melakukan survei pada KI Grup dan langsung cocok, itu sebabnya aku menghubungi asistenmu" jelas Albert.
"Baiklah, kalau begitu mari kita bahas karena sejujurnya saya juga tertarik merambah pasar Amerika" lanjut Lion sambil menyilangkan kakinya.
"Bagus kalau begitu" ucap Albert sambil tersenyum pada Lion.
Lion adalah orang yang tidak mudah di tipu, hanya dengan sekali lihat dia sudah tau mana orang yang dia harus percaya dengan yang bukan. Walaupun kenyataannya Lion tidak pernah memberi kepercayaan penuh pada orang.
Setelah menyelesaikan urusan bisnisnya, Lion dan Albert menyantap hidangan yang di suguhkan di meja sambil ngobrol ringan.
"Sampai kapan kamu akan di Korea ? aku dengar kalau perusahaan tempatmu bekerja hanya mengijinkanmu pergi beberapa hari saja?" tanya Lion sambil menyesap minumannya.
"Sepertinya akan lama di Korea, karena aku menemukan seseorang yang aku cari selama ini, dia imut dan lucu ha ha. " jawab Albert.
Lion menjepit alisnya "Apakah itu wanita?. Albert mengangguk, "Tentu"
"Itu artinya kamu sudah putus dengan Maurin? " lanjut Lion.
Lion masih ingat waktu dia menyelesaikan S1 nya di London bersama David, dia pernah mendengar kalau Albert teman kelasnya berpacaran dengan salah satu mahasiswi Indonesia 3 tahun di bawahnya.
Lion mengingat wanita itu karena kemanapun dia pergi pasti di ikuti olehnya. Sehingga dia sangat membencinya, dia juga tau kalau wanita itu adalah keponakan dari Ceo perusahaan tempat Albert bekerja.
Mendengar pertanyaan Lion, Albert tertawa sambil memegang perutnya, untung saja restauran itu sudah di boking oleh Lion, jelas sepi kalau tidak mungkin orang akan aneh melihat Albert tertawa .
Albert menarik nafas setelah selesai tertawa. "Tadi kamu bilang Maurin? ayolah Lion apa kamu tidak bisa paham juga? Maurin mendekatiku hanya untuk mencari tau tentangmu, semenjak kamu menghadiri pesta perusahaan ayahnya. Dia selalu memintaku untuk mempertemukannya denganmu, bahkan dia sekarang pindah ke warganegaraan demi kamu"
Lion sedikit terkejut. "Jadi dia ada di sini sekarang? " Albert mengangguk "Bahkan sebentar lagi dia akan datang ke sini"
Ekspresi Lion menjadi gelap, dia tidak mungkin mengusir keponakan dari rekan kerjanya, dan sekarang Lion serba salah, Maurin memang cantik dan pintar akan tetapi dia tidak bisa menaklukkan benteng kokoh di hati Lion.
"Seriusly? " Lion benar-benar tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Albert dan bergidik ngeri mengingat betapa agresipnya gadis itu.