webnovel

Ulah Si Bebek Gila (2)

"Hanya sedikit keseleo". Jawab Nana dalam bahasa inggris. Setelah mengatakan itu, Nana memalingkan wajahnya dari pemuda itu sambil menggrutu menggunakan bahasa Indonesia.

"Siapa bilang aku tidak apa-apa? sebenarnya kakiku sakit karena keseleo. Harusnya orang ini peka melihatku menahan sakit begini. Seenggaknya dia nawarin untuk mengantarku pulang gitu, ini malah naya apa aku baik-baik saja apa tidak".

Walaupun suara Nana kecil tapi lelaki itu masih bisa mendengarnya bahkan dia tertawa mendengar perkataan Nana. Nana langsung melirik pemuda itu dengan heran sambil bertanya, "Kenapa kamu tertawa? apa ada yang lucu?.

Mendengar pertanyaan Nana. Pemuda itu langsung berhenti tertawa dan menatap Nana kembali.

"Maaf aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja makanya aku bertanya, tapi jangan khawatir karena aku pasti mengantarmu pulang." kata pemuda itu dengan menggunakan bahasa Indonesia yang lancar.

Nana kaget sekaligus malu, wajahnya merah padam seperti cabe, dengan segera dia memalingkan wajahnya karena tidak kuasa menahan malu.

'Bagaimana mungkin dia bisa bahasa Indonesia? wajahnya saja bukan khas Indonesia. Ah, Nana lain kali tolong jaga mulutmu sekarang yang malu sendiri adalah kamu kan! ini gara-gara ulah si bebek gila itu. Awas saja dia. Kim Lion, bersiaplah kamu menyambut hari pembalasanku'. Batin Nana.

"Heii apa kamu baik-baik saja? kenapa kamu diam? kesambet ya? " tanya pemuda itu sambil senyum-senyum lucu melihat gelagat Nana.

Mendengar pertanyaan pemuda itu, Nana langsung berbalik menatapnya sambil tersenyum. "Hee saya tidak mungkin kesambet secara saya lebih menakutkan dari pada hantu hahah haa.. "

Seseorang tertentu berusaha membuat lelucon untuk mengalihkan rasa malunya.

Pemuda itu tidak bisa menahan tawanya, dia tertawa penuh semangat, dia berfikir Nana benar-benar gadis imut yang lucu, dan itu untuk pertama kalinya dia tertawa lebar hanya karena seorang wanita itupun yang baru dia temui.

Nana menyeringai aneh melihat pemuda itu tertawa kegirangan. "Apa ada yang lucu lagi ?"

Pemuda itu mengangguk. "Kamu gadis imut yang lucu, terimakasih telah membuat orang sibuk ini tertawa, oh ya di sini panas, mari kita masuk mobil, kita lanjutkan bicaranya di mobil saja! "

Nana menatap terik matahari karena itu memang siang hari yang panas. Setelah itu dia menatap pemuda itu tanpa curiga dia akhirnya menganggukkan kepalanya karena dia merasa pemuda itu orang yang baik apalagi dia bisa bahasa Indonesia.

Namun sayang Nana kesulitan saat akan berdiri. Melihat Nana kesulitan, pemuda itu tersenyum dan segera mengambil inisiatip untuk menggendong Nana. "Hei, apa yang kamu lakukan? turunkan Aku! " teriak Nana.

"Tenanglah, aku tidak akan membuatmu malu" ucap pemuda itu sambil membawa Nana ke mobilnya.

Nana tidak bisa berbuat apa-apa selain menutup wajahnya. Setelah Nana duduk dengan nyaman, pemuda itu langsung masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya dengan santai.

"Kamu orang mana? " tanya Nana memecah keheningan diantara mereka.

Mendengar pertanyaan Nana, pemuda itu langsung meliriknya. "Namaku Albert, aku dari Amerika tapi tinggal di Indonesia bersama kedua orang tuaku selama 10 tahun, dan aku baru beberapa minggu di korea untuk bisnis".

Nana terdiam sejenak karena merasa heran dengan informasi lengkap yang baru saja dia terima, bukankah dia hanya bertanya kalau dia dari mana ? tapi nyatanya dia menadapat informasi lebih dari itu.

"Oh gitu, pantas kamu bisa bahasa Indonesia" ucap Nana sambil tersenyum. Albert juga tersenyum namun tidak mengatakan apapun.

Sesaat kemudian, perhatian Nana tertuju pada gantungan kunci yang ada di laci mobil.

Nana mencoba memperhatikan gantungan kunci itu lebih dekat. Ternyata itu Foto seorang wanita yang berjilbab dan seorang lelaki bule.

Nana kembali melirik Albert dengan penuh arti.

"Apa kamu muslim? " Albert tersenyum dan mengangguk.

"Kenapa? apa kamu heran?"

"Enggak kok, aku hanya senang karena bisa bertemu sesama muslim di negara yang lebih banyak menganut agama non islam ini" jawab Nana.

"Jadi kamu juga muslim? kalau begitu senang bertemu denganmu." ucap Albert. "Oh iya, nama kamu siapa dan kamu darimana? lanjut Albert.

"Panggil saja Nana, aku dari Indonesia dan baru sebulan lebih aku di sini untuk bekerja" jawab Nana.

"Oh ya? kamu kerja di mana? " tanya Albert dengan antusias.

"Di Star Magazine" jawab Nana.

"Wao, Amazing, apa kamu suka menulis? " tanya Albert lagi.

Nana tersenyum riang sambil berkata, "Menulis itu hoby ku, dan aku ingin menjadi novelis, akan tetapi aku tidak punya banyak ilmunya, takutnya salah tulis begitu"

"Kebetulan sekali, kalau kamu ingin menjadi penulis yang baik, aku bisa membantumu karena aku kenal banyak editor" ucap Albert.

Ekspresi Nana menjadi cerah. "Memangnya kamu kerja apa dan di mana? "

"Aku memiliki banyak pekerjaan oleh karena itu aku sering terbang ke beberapa negara untuk bisnis, itu sebabnya aku tidak pernah liburan, dan tidak ada waktu untuk diriku sendiri. " jawab Albert dengan cembrut.

Nana sedikit kasihan melihat Albert yang memiliki hidup membosankan. "Karena kamu mau membantuku, maka aku akan mengajakmu ke suatu tempat besok mumpung hari libur, bagaimana? "

Albert tersenyum sambil melirik Nana, setelah beberapa saat, dia mengangguk meskipun dia tidak yakin akan ada waktu tapi dia benar-benar tertarik dengan tawaran Nana apalagi Nana membuatnya nyaman dan bisa tertawa lepas.

"Setuju, kalau begitu aku akan menjemputmu besok, ini kartu namaku, nanti kamu kirim pesan padaku biar aku simpan nomermu, oke? " kata Albert sambil menjulurkan kartu nama kepada Nana.

Nächstes Kapitel