Bulir bening kristal tiba-tiba saja keluar dan menetes membasahi pipi Diandra, dia sontak langsung menyeka air mata itu dan melihat telapak tangannya yang basah.
"Kok nangis sih? Kok aku sakit?" gumam Diandra. Dia lalu melihat ke arah Andra dan Zea yang tengah berjalan bersama, terlihat Andra yang tengah mengajak Zea mengobrol.
Dan Zea yang mendengar pria itu berbicara membalas ucapan pria itu dengan tawa pelan. Entah apa yang Andra katakan hingga membuat wanita itu tersenyum.
Melihat mereka yang berjalan bersama seraya mengobrol dan tertawa itu membuat hati Diandra teriris pilu.
"Nyatanya, walau aku diratukan pria lain, aku masih berharap diratukan olehmu, aku berharap yang ada di samping kamu itu aku, bukan wanita lain. Nyatanya walau aku benci melihat wajahmu, tapi aku masih mencintaimu, walau aku takut saat bersama denganmu, walau aku kesal dan sangat enggan menatap matamu, nyatanya hatiku masih untukmu. Walau Rafli sangat mencintaiku, tapi nyatanya kamu masih pemenangnya."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com