Kala itu,
Kutuliskan seribu rasa dalam goresan saksi bisu pengungkap cinta.
Kala itu,
Ku ukiran senyum bahagia ketika sayup sayup kudengar melodi suara mu yang membuat ku bahagia.
Kala itu,
Keringat menetes dan tangan dingin yang ku bawa ketika pertama kali ku menyapa dirimu di depan fatamorgana.
Namun kala itu pula,
Ku teteskan embun bisu pengungkap rasa dari iris layu ku ketika melihat kau membawa senyum bahagia bersamanya.
Kala itu,
Remahan retakan sederhana terdengar bergema pembawa perih ku bawa bersama diriku yang seakan akan rapuh ketika kau tiupkan cinta pada dirinya.
Kala itu pula,
Aku menyadari, aku tak diizinkan Tuhan untuk merasakan bahagianya cinta.
PenaJingga_