Kala itu,
Sayatan demi sayatan terasa hingga ke relung hatiku.
Goresan demi goresan berbakat tajam, seakan menyatakan seberapa dalam pisau tak terlihat itu ditancapkan.
Rasa perih mulai mengalir dari tubuhku.
Namun, apa yang bisa aku lakukan?
Apa yang aku harus teriakkan?
Apa yang harus aku perjuangkan?
Apa yang harus aku lakukan?
Apa yang harus ku cemburukan?
Apa aku memiliki hak?
Apa aku memiliki hak untuk meneriakimu bahwa aku sedang terluka di sini?
Terluka ketika silih berganti senyuman yang tak pernah kau tunjukan padaku.
Terluka ketika pujian demi pujian kau sajak kan demi bunga putih kecil itu.
Apa aku tak berhak berharap?
Apa aku tak berhak mencintaimu.
Mengapa mencintaimu begitu menyakitkan?
Mengapa yang ku cintai itu harus dirimu.
PenaJingga_