Peluru pun terbang ke langit. Karena Yanto menendang senjata api itu.
Duel pun terjadi lagi. Di tengah-tengah duel, Yanto merasa aneh dengan Abimanyu. Pasalnya, pisaunya masih berada di punggung tangan pria itu, darah pun terus menetes. Namun kenapa Abimanyu tak nampak kesakitan sama sekali? itu yang ia pertanyakan.
Jefri muncul di belakang rumah, dia langsung menembakkan senjata apinya pada Abimanyu. Pria itu ternyata sangat lincah, dengan cepat Abimanyu menghindar dan bersembunyi.
"Berikan senjata itu, selamatkan Anya," ucap Yanto.
Jefri patuh, dia mengangguk lantas memberikan senjata api miliknya ke Yanto. Dia bergegas mencari sang kekasih, yang ternyata berada tak jauh darinya. Saat dia melihat bagaimana kondisi Anya, dia terbelalak. Manik keduanya saling bertemu, sang kekasih telah menitikkan air mata seraya memanggil lirih namanya. "Jefri."
"Anya!" serunya.
Dor do dor!
Mereka diserang oleh Abimanyu dari tempat persembunyiannya.
"Cepat bawa Anya pergi," seru Yanto.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com