Camilla 2

Camilla bersiap untuk pergi pagi ini, semua kebutuhannya sudah lengkap, bahkan baterai ponselnya pun sudah penuh, di zaman sekarang sepertinya benda itu benar-benar di butuhkan.

Dengan langkah cepat dia menyusuri gang untuk segera keluar dari pemukiman yang penuh sesak, menuju jalan raya dan mencari kendaraan umum.

Bis umum menjadi pilihan Camilla untuk menuju tempat kerjanya. Hanya satu hari lagi, untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang tersisa, mencabut rumput liar di lapangan golf pribadi milik Bernardo Lanus.

"Maaf, Aku terlambat, Tuan!" Camilla membungkukan tubuhnya kepada pengawas.

"Temanmu sudah sampai sejak tadi," jawab pengawas tersebut.

"Tuan Lanus memberi perintah langsung. Kau bersihkan daerah timur dekat Hutan Hijau! Walaupun aku tidak mengerti, tidak biasanya Tuan memberi perintah," ucap pengawas tersebut.

'Hutan Hijau?'

"Hey, cepat kerjakan tugasmu!" perintah pengawas tersebut.

"Tapi Tuan, temanku berada di tepi barat hari ini." Camilla berkata gugup.

"Sudah kukatakan ini perintah langsung dari Tuan Lanus, cepat pergi!" Pengawas itu berkata sedikit keras, dan membuat gadis itu terkejut.

...

Hanya sendiri, kali ini Camilla bekerja sendirian, sepatu boot yang dipakainya terasa berat, peralatan memotong rumput sudah lengkap, tidak lupa sebuah topi yang terpasang di kepalanya.

Gadis itu berjalan sangat jauh dari pos pengawas, tetapi dia tidak mengeluh sama sekali. Dia menghentikan langkah, dan menatap ke arah depan, semua peralatan yang dibawanya dia letakan di atas rumput.

'Hutan Hijau!!'

"Hutan terlarang, terlihat menakutkan." Gadis itu menelan ludah, saat melihat kumpulan pohon yang menjulang tinggi, pepohonan yang tumbuh lebat dengan daun yang rindang dan tumbuh berdekatan.

Dia melihat ke sekeliling, sangat aneh, tidak ada rumput liar yang tumbuh, semua rapi dan bersih, lapangan yang luas dan terang, terasa begitu kontras dengan hutan yang terlihat gelap, bahkan sepertinya cahaya matahari tidak bisa masuk sedikitpun melalui celah dedaunan.

"Apa yang harus kubersihkan?" Camilla berguman, gadis itu mengambil kembali peralatan yang disimpannya tadi, bermaksud untuk kembali karena tidak ada rumput liar yang harus di bersihkan.

Hanya sekejap, dia mengurungkan niat mengambil barang-barangnya, kembali menatap hutan yang berada tidak jauh di depan matanya.

"Sepertinya aku melihat seseorang?" Camilla menajamkan penglihatannya, di dalam kegelapan hutan ada bayangan yang memang dilihatnya.

Camilla membulatkan mata, gadis itu terkejut, saat secepat kilat bayangan wanita bergaun putih tertangkap di indra penglihatannya.

Wanita itu tersenyum dan melambaikan tangannya, ingin sekali gadis itu berbalik kemudian berlari, tapi tubuhnya diam dan terasa berat, tubuh Camilla terpaku di sana.

Pikiran gadis itu mengatakan dia harus segera lari, tetapi tubuhnya bergerak sendiri, kedua kakinya melangkah semakin mendekat pada bayangan wanita itu.

"Tidaakkk, Vigo, Nado, tolong akuuu!!" Camilla berteriak tetapi suaranya tercekat dan tidak bisa keluar.

Tubuhnya masuk kedalam hutan, rasa dingin yang menusuk terasa di kulit saat menginjak tanah yang tertutupi bayangan dari dedaunan.

Si Gadis meronta namun tidak bisa, tubuhnya semakin jauh melangkah ke dalam hutan mengikuti bayangan wanita itu.

Mengalihkan tatapan ke belakang, sinar matahari yang menerangi lapangan golf sudah tidak terlihat, hanya ada pohon-pohon besar yang sudah tua.

Camilla terus mengikuti bayangan wanita itu yang melesat jauh. Iya, wanita itu tidak berjalan, melainkan melayang satu jengkal dari atas tanah, sedangkan Camilla berjalan terseok. Terkadang banyak ranting kering yang melukai tangan, kaki bahkan wajahnya, terasa perih dan sakit, Dia juga harus menahan sakit saat kakinya tersandung batu dan terjatuh.

'Seseorang tolong Aku!!'

Dalam setengah kesadaran, Dia masih mengharapkam kejadian yang tengah dialaminya hanya mimpi dan berharap dia bisa selamat.

ZEPPAND DRAGON

Gemuruh air deras terasa memekakan gendang telinga. Namun, tidak membuat suara kicau burung tersamar, serangga kecil beterbangan, bunga liar dan dedaunan tumbuh subur ditepian tebing air terjun.

Cipratan air yang membasahi pipi, terasa sedikit perih karena lukanya terkena air. Camilla mengerjap dan membuka mata, mengumpulkan kesadaran kemudian mengingat kembali kejadian yang dialaminya.

"Dimana aku?" Camilla terperanjat dan segera terbangun dari pembaringannya, secepat mungkin dia harus melarikan diri, itulah yang ada dipikirannya. Dia berada di tengah batu besar tepat di depan air terjun, gadis itu berusaha turun dari batu tersebut, namun dia tidak tahu, bahwa air sungai itu begitu dalam.

Byurrr "Achhh ...Tolong ...."

Bulb...

Bulb... "Tolong ...."

Camilla meminta tolong, karena ternyata gadis itu tidak bisa berenang, dia menggerakan kaki seperti menendang tetapi sia-sia karena kakinya yang mati rasa sulit untuk digerakkan.

"Hhh, uhukk ... uhukkk ...." Gadis itu terbatuk, karena sepertinya air masuk ke tenggorokan, dan ke paru-parunya. Dia sudah kelelahan mungkin sebentar lagi dia akan tenggelam, kenapa dirinya harus terjebak dalam situasi yang begitu aneh.

Sett ... Ada yang melesat di dalam air, Camilla merasakannya, air bergelombang dan membuat tubuhnya terbawa oleh gerakan arus, entah hewan atau mahluk apa itu? Karena yang jelas, sesuatu yang begitu besar sedang menuju ke arahnya, dan membuat gadis itu panik juga ketakutan.

Camilla menjerit dengan keras, tubuhnya tertarik kedalam air, walaupun dengan buram, dia bisa melihat rupa dari mahluk tersebut, semakin mendekat, mata dari mahluk itu sangat besar seolah menatap nyalang pada dirinya.

"Arghhh ...."

Syuttt...

Bruggg...

Dengan suara yang hampir hilang, Camilla kembali menjerit saat mahluk itu mengangkat tubuhnya yang tenggelam, makhluk itu menggunakan kepalanya untuk mendorong Camilla keluar dari air, seketika tubuh gadis itu melayang dan mendarat di atas bebatuan kecil dengan posisi tengkurap.

Gadis itu kesakitan, untuk pertama kalinya dia merasa putus asa. Apakah makhluk air itu akan membunuhnya sekarang?

Sepertinya hari ini Camilla merasa akan menemui ajalnya, tulang kakinya patah saat terjatuh, dengan nafas yang terputus, gadis itu menitikkan air mata betapa sakit seluruh tubuhnya saat ini.

...

Merasakan tubuh yang begitu nyeri Camilla mencoba untuk bangkit, seluruh tenaganya hilang, seluruh tubuh bergetar menahan sakit, di tengah perjuangan untuk bangun, saat itu pula dia melihat kembali wanita bergaun putih, dia ingin sekali mengatakan sesuatu pada wanita hantu tersebut, tapi tidak bisa, dia sudah merasa sekarat.

Srakkk...

Camilla semakin menangis dan ketakutam saat melihat makhluk mengerikan yang berada di belakang wanita bergaun putih, matanya membulat sempurna, kali ini begitu jelas wajah wanita itu juga sangat menakutkan, makhluk hitam seukuran raksasa bersisik seperti ular, ah tidak mahluk itu memang ular raksasa hitam dengan giginya yang tajam, hewan besar melata itu seperti menyapu dedaunan kering saat tubuhnya merayap di tanah hutan.

Wanita hantu tersenyum, dan melihat ke arah Camilla yang masih tengkurap.

'Bawa Dia, Morgana! Katakan pada yang mulia tugasku sudah selesai, setelah ini aku akan menagih janjinya!'

Wanita bergaun putih itu berkata pada makhluk besar tersebut, dengan suara yang tidak seperti manusia biasa, suaranya terdengar menggema.

Rrrr...

Ular itu bersuara seperti suara jeritan yang memekakan gendang telinga, terlihat giginya yang tajam seperti taring saat makhluk itu membuka mulut.

Makhluk itu mendekat, Camilla menangis dan ingin menjerit. Namun, tubuhnya sudah lemas, mungkin dia akan merasakan tubuhnya tercabik kali ini, jika hari ini adalah hari kematiannya, maka dia hanya berharap tidak merasakan rasa sakit lagi.

...

Brakk..

Duk ...

Tiba-tiba ular Morgana terlempar jauh dari Camilla, wanita bergaun putih itu juga terlihat terkejut. Camilla menatap nanar, apa yang terjadi? Mata gadis itu semakin meredup.

Makhluk yang jauh lebih besar dari Morgana berdiri tepat di depan ular itu, jauh lebih menyeramkan dari Morgana, makhluk itu memiliki kaki seperti naga, dengan cakar yang tajam, sayapnya yang lebar dan terlihat kokoh.

'Dragon King?'

Wanita bergaun putih itu menyerukan sebuah nama, makhluk itu menggeram dengan suara yang menggema di sekitar hutan.

'Pergilah, Yang Mulia, Anda tidak memiliki urusan disini!'

Wanita bergaun putih berbicara pada naga besar tersebut.

Bukannya menjawab, naga itu menyemburkan api dari dalam mulutnya, dan membuat ular Morgana menjerit.

'Magora Grand King tidak akan mengampuni Anda, Yang Mulia!'

'Ayo, Morgana!!'

Pada akhirnya, wanita bergaun putih dan ular Morgana pergi meninggalkan naga tersebut karena takut.

....

"Hiks ... hiks ...." Camilla menangis, tubuhnya sudah tidak bergerak, gadis itu histeris dengan suara yang sudah hilang, tapi bahunya terlihat bergetar.

Dia merasa takut, pada makhluk menyeramkan yang mendekatinya, tanah pun bergetar saat makhluk itu berjalan, kali ini dia pasti di makan hidup-hidup oleh makhluk tersebut.

Saat kesadaran gadis itu mulai habis, dia masih bisa melihat dengan penglihatannya yang sudah memburam, dia melihat seseorang yang berjalan ke arahnya, kemudian semua menjadi gelap.

Seorang pria dengan jirah hitam lengkap dengan pedang yang bersarang pada tempatnya, sepatu boot dengan warna yang sama, tubuh tegap dan mata sekelam malam berkilat cahaya.

To be continue

See you next chapter

Jangan lupa kunjungi akunku dan baca semua karyaku, ok?