webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Serangan Tidak Terduga

Pesta yang dilewati dengan meriah untuk merayakan kebahagiaan Zen dan Asuna yang sudah resmi menjadi suami istri, akhirnya selesai. Semua tamu memang belum pulang, tetapi mereka mulai menikmati akomodasi mewah pada hotel yang mewah ditempat ini.

Hotel ini merupakan salah satu Hotel yang dibangun Yuna untuk bisnisnya, dan sekarang menjadi tempat menginap bagi seluruh tamu yang diundang dalam acara pernikahan Zen. Beberapa tamu merasa bahagia, karena bisa menginap dihotel ini, dikarenakan cukup jauh jika mereka kembali kekediaman mereka masing – masing.

Malam semakin larut, namun tidak dengan sepasang manusia yang baru saja memulai aksinya saat ini. Dinginnya malam itu terasa hangat pada kamar mereka, karena mereka saat ini sedang menghangatkan satu sama lainnya.

"Pelan – pelan Zen, aku tidak mau terjadi sesuatu pada anak kita" kata Asuna setelah melepas ciuman panasnya dari Zen, karena pria tersebut sudah siap untuk melanjutkan kegiatan panas mereka saat ini.

"Baiklah" kata Zen sambil memasukannya asetnya dengan perlahan kedalam diri Asuna.

Asuna mulai meremas selimut tempat tidurnya sambil mengerang kenikmatan, sambil menikmati tindakan pria yang saat ini sudah memulai aksinya. Mereka melakukannya sepanjang malam dan entah berapa kali mereka melakukan adegan panas itu, hingga hari baru akhirnya muncul.

Dikamar lain, Lyutillis saat ini masih saja merasakan perasaan tidak enak pada benaknya. Awalnya dia mengira perasaan ini berasal dari Zen yang salah paham kepadanya, namun dia salah karena Zen sempat menyapanya dengan lembut tadi.

Saat ini dia sekamar dengan Tio, namun Tio sudah meninggalkannya menuju alam mimpi, dan dia sampai saat ini belum bisa menutup matanya untuk menyusul Tio memasuki alam mimpinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" gumamnya setelah sudah membolak balikan tubuhnya pada tempat tidurnya, untuk mencari tempat yang nyaman untuk terlelap.

"Tunggu... Miledi" katanya yang mengingat bahwa dia meninggalkan Miledi sendirian dan akhirnya dia menyadari perasaan tidak enaknya berasal dari sahabatnya tersebut. Lyutillis langsung dengan sigap beranjak dari tempat tidurnya dan menghilang dari sana.

Ditempat lain, seorang wanita sedang fokus membuat berbagai macam golem yang menjadi keahliannya saat ini. Tidak dipungkiri, saat dia dihidupkan kembali dia dengan mudah membuat berbagai macam golem saat ini.

Sebelumnya, dia sempat memohon kepada Zen untuk memberikan kesempatan menghidupkan seseorang kepada seseorang yang sudah dianggap menjadi Kakaknya. Namun nyatanya, perkataan Zen membatalkan niatnya tersebut.

"Apakah kamu sudah siap dihidupkan?" kata Zen.

"Ya, tetapi apakah jiwaku pada golem ini bisa kamu transferkan pada tubuhku itu?" tanya Miledi yang saat itu masih dalam wujud golem.

"Aku bisa melakukannya" kata Zen.

Lalu dengan sigap, Zen menggunakan kemampuan Necromancernya yang sudah dipadukan oleh Spirit Magic dan Restoration Magic, lalu mengambil jiwa dari Miledi dan menaruhnya pada mayat tubuhnya dahulu, yang saat ini terlihat seperti tengkorak.

Perlahan, perubahan tubuh Miledi mulai berubah seperti apa yang dialami oleh mayat Lyutillis dahulu saat dihidupkan oleh Zen. Tubuh wanita yang cantik berambut sama seperti Yue, mulai terbentuk saat ini.

Tubuh telanjangnya yang polos mulai bangkit dengan perlahan, dari tempat yang menjadi peti matinya dan mulai membuka matanya saat ini. Perlahan Miledi yang sudah memastikan jiwanya sudah berada didalam tubuhnya, akhirnya mulai menggerakan semua anggota tubuhnya, namun dia menyadari sesuatu.

"KYAAAAAA!" teriaknya dan langsung menampar Zen, karena saat ini dia baru sadar bahwa dia tidak menggunakan sehelai benangpun.

Dia hanya tersenyum membayangkan menampar Zen sebelumnya, karena melihat tubuh polosnya saat dia selesai dibangkitkan, sambil dia terus menyempurnakan golem yang sedang dibuatnya saat ini.

Namun lamunanya itu terhenti, setelah suara ledakan memenuhi Labirin yang dibuatnya saat ini. Perlahan dia mulai melihat beberapa benda menyerupai kamera pengintai, untuk mengawasi semua tempat pada labirinnya.

"Apakah ada seseorang yang mengikuti ujian dari Labirinku?" gumamnya.

Namun dia merasa aneh, karena Miledi akan merasakan jika seseorang memasuki pintu masuk Labirinnya. Namun saat ini dia tidak merasakan sesuatu memasuki Labirinnya tetapi dia mendengar suara ledakan yang berasal dari dalamnya.

Miledi terus mencari setiap sudut Labirinnya, hingga dia menemukan sesosok manusia bersayap yang membuatnya langsung emosi saat ini. Lalu dia mulai mengaktifkan semua golemnya dan bersiap melawan utusan laknat tersebut.

"Kalian semua meremehkanku" kata Miledi dan meninggalkan ruangan rahasianya dan mencoba menyergap para Apostle yang datang menuju labirinnya.

Beberapa Apostle ditugaskan oleh Masternya untuk mencari sesuatu didalam tempat ini, karena masternya merasakan sesuatu yang sangat kuat berasal dari dalamnya. Namun mereka saat ini masih mencoba melewati beberapa jebakan yang berada didalam labirin ini.

"Jangan harap kalian bisa melakukan tindakan yang seenaknya ditempat ini" teriak sebuah suara, dan diikuti beberapa langkah kaki yang berat menuju kearah para Apostle tersebut.

Seorang Apostle yang merasakan bahaya, perlahan mencoba waspada saat ini. Namun sebuah golem berarmor langsung menyerangnya. Awalnya dia bisa menghalangi serangannya menggunakan pedang yang dibawanya.

Namun golem itu langsung mengeluarkan skill gravitasi yang ditanamkan kepadanya dan membuat para Apostle yang lain mulai bersiap melawannya saat ini, setelah seorang Apostle yang mencoba melawan golem itu sudah tumbang.

Miledi dengan fokus mengendalikan semua Golemnya agar tidak terjadi kesalahan apapun, saat pertarungan ini. Golem yang dibuatnya sudah banyak melenyapkan beberapa Apostle, tetapi yang dia tidak tahu Apostle yang datang ketempat ini sangatlah banyak.

"Mengapa mereka tidak ada habisnya" kata Miledi.

Bahkan beberapa golem yang dibuatnya juga mulai kalah satu persatu, namun dengan sigap dia mulai mengendalikan beberapa golem yang masih dimilikinya saat ini. Pertarungan sengit didalam labirin itu berlangsung sangat lama, tetapi pihak yang akan kalah mulai terlihat.

Seorang wanita sudah berusaha dengan sekuat tenaga menggunakan setiap inci kekuatannya yang tersisa, untuk melawan para Apostle yang sudah menghabisi semua golem yang dibawanya.

"Menyerahlah" kata seorang Apostle berwajah sangat dingin saat ini.

.

.

Disisi lain, seorang wanita yang masih menggunakan piyama tidurnya, sudah tiba pada sebuah tempat yang menjadi ruangannya bersama sahabatnya, untuk membuat sesuatu. Namun saat melihat sekeliling, semua golem yang dibuat sahabatnya tidak berada disini.

Ditempat ini, hanya tersisa beberapa golem yang rencananya dia akan buat bersama sahabatnya tersebut, yang saat ini belum sepenuhnya rampung dan masih tersimpan dengan rapi.

"Kemana perginya dirinya?" kata Lyutillis yang sudah tiba ketempat labirin Miledi berada, yang langsung meteleportkan dirinya saat dia merasa sahabatnya tersebut mengalami sesuatu.

Perlahan dia mulai keluar dan mencari keberadaan Miledi, namun yang dia lihat hanya bekas pertarungan yang intens ditempat ini. Lyutillis sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi disini.

"Miledi!" teriaknya.

Namun suaranya hanya menggema pada tempat yang sudah hancur lebur ini. Namun perlahan dia menemukan beberapa golem yang sudah hancur, dan beberapa mayat Apostle dan beberapa bercak darah.

"Sial, apakah Miledi sudah diculik?" kata Lyutillis yang mulai panik saat ini, karena tidak menemukan keberadaan sahabatnya tersebut.

Lyutillis saat ini sangat bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Dia hendak menghubungi Zen dan meminta bantuannya, tetapi dia tidak mau mengganggu hari bahagianya bersama Asuna saat ini.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"