webnovel

Chapter 1. Sistem XXX

Rasheel, putra tertua seorang pengusaha kaya, tidak pernah menyangka bahwa hal seperti ini akan terjadi padanya suatu hari nanti. Dia baru saja tertidur pulas setelah bekerja keras selama 12 tahun (sekolah) dan bersiap untuk menempuh hidup baru tetapi hal ini malah terjadi padanya.

Sebuah truk besar melaju dengan kecepatan 1000 km perjam dan menabrak mobil milik Rasheel yang membuatnya meninggal.

Sebelum menutup matanya, Rasheel samar-samar dapat melihat sebuah layar biru melayang dihadapannya.

Layar biru : Selamat! Anda telah mengaktifkan sistem transmigrasi XXX! Anda adalah orang terpilih yang di undi secara resmi oleh sistem pusat! Dan waktu anda mengerjakan misi adalah,.....SEKARANG!!

Rasheel : Shit?

****

Namaku Rasheel, 17 tahun. Yah, itu aja si. Aku hidup sebagai manusia paling biasa yang pernah ada. Keseharianku hanya kisaran tidur, makan, dan belajar tanpa ada kegiatan lain. Mungkin ada beberapa, misalnya membantu ibu didapur, menjaga adik bungsu, bantu adik pertama mengerjakan pr, membantu ayah di kebun, membaca buku, menemani adik kedua main game, dan sebagainya.

Sangat biasa bukan? mungkin bagi mereka yang hanya melihat sekilas, kami adalah keluarga damai yang penuh kasih. Tapi itu tidak salah, dan tidak sepenuhnya benar juga. Aku sangat mencintai keluargaku pastinya, meski terkadang mereka agak menyebalkan.

Misalnya seperti ini;

*saat sd

"Sheel? dimana senyummu? ibu sudah bilang untuk terus tersenyum setiap kali kau bertemu seseorang. Apa kamu tidak senang melihat ibumu?"—kata ibu, meskipun saat itu aku sedang sedih karena teman sekelasku mencuri pensil favoritku. Dan setelah kujelaskan,

"Hanya pensil kan? kenapa hal seperti itu diributkan sih? ibu bisa beliin kamu sekalian dengan pabriknya besok. Sekarang, senyum."

Padahal pensil itu adalah pemberian dari kakak sepupuku yang tak akan pernah kulihat lagi.—Lalu aku tersenyum seolah tak ada yang terjadi.

*saat smp

"Sheel, kamu bebas menjadi apapun yang kamu mau."

*saat sma

"Sheel, kamu harus menjadi dokter."

"Sheel, kenapa kamu murung begitu? kamu harusnya bahagia."

"Sheel..."

"Sheel.."

...

Lalu hari ini tiba.

Bagi mereka yang suka membaca novel gratisan di internet harusnya tidak asing lagi dengan tema 'sistem' tetapi jika ini terjadi pada kalian, aku sangat penasaran akan hal yang akan kalian lakukan.

[Selamat! Anda telang mengaktifkan sistem transmigrasi XXX! Anda adalah orang terpilih yang di undi secara resmi oleh sistem pusat!]

Itu adalah kata yang aku lihat di layar biru. Mungkin sedikit buram karena darah yang sedikit menghalangi penglihatanku.

Ah, iya juga. Aku terluka.

Mungkin saja, ini adalah halusinasi? Mungkin saja aku menjalani skizofrenia karena benturan hebat. Semakin waktu berjalan, semakin aku menyadari rasa sakit yang datang. Rasanya lebih sakit daripada di-php in penulis yang lagi dalam masa hiatus dan katanya bakal comeback minggu depan tapi ternyata 2 tahun kemudian belum juga update.

Iya juga, bukankah aku juga seorang penulis? apakah pembacaku juga akan sedih jika aku hilang dan tidak update? entahlah, aku bahkan tidak yakin apakah aku punya pembaca.

Rasanya mataku sangat berat. Nafasku juga. jika memungkinkan, aku ingin berhenti, tapi jika aku tidak bernafas, aku akan mati. Tapi bukankah aku akan tetap mati.

Mataku mencoba melihat keluar kaca mobil. Sepertinya yang kecelakaan bukan hanya aku. Beberapa orang mencoba untuk membantu, beberapa lainnya hanya mengambil barang berharga para korban, dan ada juga mereka yang hanya merekam.

Mungkin saja liputan pertama tentang diriku bukanlah mengenai novelku, atau robot pertamaku, atau rancangan gedungku, tapi malah berita kematianku.

Sungguh dunia yang kejam.

eh, tunggu, sistemnya.

[Dan waktu anda mengerjakan misi adalah,.....SEKARANG!!]

sial?

apakah aku baru saja melewatkan sesuatu? misalnya tutorial atau semacamnya?

ditengah rasa bingung dan rasa sakit, aku menutup mataku karena sebuah rasa sakit baru yang mirip sengatan listrik.

Dan disinilah aku.

[Selamat datang didunia pertama anda, Tuan rumah! Ini adalah dunia dengan latar abad pertengahan dan sihir. Saya akan mengirimkan ingatan tubuh anda sebentar lagi. ini mungkin akan sedikit sakit, tapi tolong bertahanlah karena ini hanya sebentar!]

Kali ini bukan layar biru, tetapi suara anak kecil yang entah laki-laki atau perempuan malah berdenging ditelingaku saat aku menutup mataku.

Dan rasa sakit itupun datang.

Yah, dia mungkin benar mengenai tidak begitu sakit. Tetapi aku terlalu benci rasa sakit sehingga rasanya seperti seluruh tubuhku tersengat kabel listrik.

Lalu suatu fragmen ingatan muncul dalam pikiranku. Awalnya hanya satu, lalu dua, dan seterusnya.

__

"Rambut putih! Rambutnya putih!"

Suara bahagia seorang pria terdengar sangat jelas ditelinganya. sepertinya pria itu sangat menyukai rambut putih atau semacamnya, tetapi Rasheel tidak bisa melihat wujud pria itu karena matanya tidak bisa terbuka entah mengapa.

– Saat baru lahir, 'orangtuaku' sangat bahagia dengan rambut putihku.

waktu berlalu saat dia dibesarkan dengan cinta kedua orang tuanya. Tidak, mungkin lebih akurat untuk menyebutnya -obsesi-?

"uhuk!" aku terbatuk dengan keras saat dadaku terasa pengap. 'Orang tuaku' akan datang dan mengobatiku dengan cara yang aneh seperti sihir. saat itu usiaku mungkin sekitar 3 tahun.

— Dan saat usia 3 tahun, dokter mengatakan bahwa hidupku tidak akan lama.

"Anak ini berambut hitam!"

kata 'ayahku' dengan riang saat ia melihat kearah adikku. Awalnya aku berpikir bahwa ia akan memperlakukan adikku dengan obsesi sepertiku, tetapi aku tidak sepenuhnya salah.

Perasaan 'ayahku' pada adikku tetaplah termasuk dalam obsesi, tetapi dengan cara yang terbalik.

"Simpan dia di gudang bersama pengasuhnya."

Bahkan ibuku tidak ingin mengasuh adikku. Sungguh keluarga yang aneh.

"Sheel, jangan pedulikan anak itu. Oke? Tidak perlu repot-repot menghabiskan energi untuk anak itu." kata 'ayahku' sambil tersenyum padaku.

Tapi berlawanan dengan itu, aku diam-diam melihat adikku di tengah malam.

— Di usia 4 tahun, adik laki-lakiku lahir.

#Jika seorang anak berambut terang dari keluarga Zestian lahir, maka ia akan menjadi penguasa yang hebat tetapi memiliki tubuh yang lemah. cara menghilangkan kelemahan itu adalah dengan 'mengorbankan' anak dari keluarga Zestian dengan warna rambut gelap.#

Kalau dipikir-pikir, ayahku memikiki rambut pirang. Aku juga belum pernah melihat keluarga dari pihak ayahku selain kakek dan nenek.

— Di usia 7 tahun, aku mempelajari rahasia kotor keluargaku, juga caraku untuk hidup.

Hidup itu kejam, tetapi aku juga kejam. karena diam-diam 'aku' mengharapkan orang tuaku untuk mengorbankan 'anak itu.'

— Di usia 15 tahun, 'aku' tidak jauh beda dengan mereka.

– Di usia 18 tahun, 'adikku' yang seharusnya dikorbankan malah melarikan diri.

— Di usia 20 tahun, 'aku' mati.

— 3 tahun setelah kematianku 'adikku' membantai seluruh keluargaku bersama putra mahkota yang hilang dan kemudian 'adikku' mati karena perjanjiannya dengan iblis.

.

.

.

Aku membuka mataku setelah ingatan itu berakhir. Dan yah, layar biru memang ada disana. kali ini suara anak kecil juga muncul.

[Tuan rumah! bagaimana perasaanmu? maaf, tapi saat ini saya akan langsung menjelaskan misi kita! Tugas kita saat ini adalah, menyelamatkan 'adik' anda dan kerajaan ini!]

Lalu hening, karena aku tidak mengatakan apa-apa.

[Tuan rumah? apakah anda mungkin bisu?! Tidaak, maafkan saya! saya seharusnya lebih telit—]

"diam"

kataku singkat.

kepalaku sakit dan dadaku juga terasa sesak. Tetapi yang paling penting adalah, tanganku kecil.

Sambil mengatur informasi dikepalaku, aku menatap kesal kearah layar biru.

"Hei, apa yang akan terjadi jika aku gagal?"

mungkin karena bingung dengan pertanyaanku yang terlalu jelas, sistem menjelaskan dengan spontan.

[karena jika anda gagal dalam misi ini, maka tubuh utama anda akan mati! tapi jangan khawatir. saya akan selalu membantu anda dalam misi ini sehingga anda tidak akan menemui kegagalan! ngomong-ngomong, tuan rumah, bukankah anda harus sedikit lebih optimis? anda bahkan belum memulai tetapi sudah bertanya tentang kegagalan.]

"Terserah."

Kataku singkat.

Aku tahu ini mungkin tidak sopan, tetapi bukankah layar biru itu lebih tidak sopan lagi? main bawa-bawa dan ujung-ujungnya harus menyelesaikan misi.

Tidak, tunggu. Bukankah hal seperti ini seharusnya memiliki keuntungan? misalnya aku akan dapat hadiah jika menang.

"Lalu, apa yang akan aku dapatkan jika aku menang?"

aku tersenyum saat aku mengatakan itu.

[Anda akan mendapatkan 'Life Poin'! Itu bisa berguna untuk apa saja. Misalnya untuk membuka Mall secara premium, mendapatkan skill, dan sebagainya. Oh, jangan khawatir, anda akan mendapatkan tubuh utama anda setelah menyelesaikan misi dari 5 dunia! Tapi berhati-hatilah dengan kegagalan, itu akan sangat menyakitkan.]

Aku mendengarkan penjelasan sistem dengan seksama. Sebenarnya aku juga sambil membacanya karena di layar biru juga ada tulisan, jadi pemahamanku dobel.

intinya, ada banyak dunia di sini. dan aku harus menyelesaikannya sebanyak 5 kali.

Tapi yang paling membuatku fokus adalah, mengenai kata 'tubuh utama.'

Itu berarti aku belum mati?

Setelah geger otak, patah tulang, dan berdarah dimana-mana?

heh,

aku sedikit tertawa saat memikirkan itu.

[Tuan rumah? apa saya mengatakan hal yang lucu?]

"tidak juga, ngomong-ngomong, berapa usiaku saat ini?"

kataku dengan senyumku yang biasa.

[anda berusia 4 tahun. Sekitar 5 menit setelah kelahiran 'adik' laki-laki anda!]

Adik laki-laki? anak itu sudah lahir? Tidak, apa ini berarti aku memulai dari awal?

senyumku semakin lebar

bukankah ini sangat bagus?

Claude, itu adalah nama adik laki-lakiku. Dia akan mati karena membuat perjanjian dengan bangsa iblis untuk menghancurkan keluarga busuk ini.

Dan saat ini Claude, belum bernama Claude.

"hei, apa yang bisa aku beli di Mall? ah, apa aku punya uang?"

[Saat ini anda belum memiliki Life point, tetapi anda tetap bisa membeli barang di zona gratis setiap 2 jam sekali. Tentu saja, barang yang dijuan disana terbatas dan tidak memiliki efek khusus, tapi itu tetap berguna karena merupakan kebutuhan dasar.]

"lalu apakah disana ada susu formula?"

[Tentu saja ad—maaf?]

Sistem sepertinya ragu dengan apa yang dia dengar.

"lalu botol susu bayi. apakah Mall juga menyediakan itu?"

[Tentu, tapi Tuan rumah, apakah mungkin anda ingin,....]

"Yah,.. kau bilang misiku adalah menyelamatkan anak itu."

aku berbicara dengan nada bahwa itu sudah sangat jelas.

"Aku hanya perlu membesarkannya bukan?"