webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urban
Not enough ratings
278 Chs

Kehilangan.

Semua orang tengah berada di depan ruang operasi. Mereka benar-benar khawatir dengan keadaan, Putri. Eric yang tipikal anak ceria, hanya bisa diam sambil menatap pintu ruang operasi dengan tatapan kosong. Ervin terus saja menangis sambil memeluk Nyonya Dina yang tengah berdoa agar anaknya selamat. Adit hanya bisa duduk diam di depan pintu sambil menundukkan kepalanya.

Oliv memeluk adiknya yang terlihat sangat hancur dan rapuh. "Adit kamu harus kuat, kita doakan istri kamu baik-baik saja ya..." Ujar Oliv.

Tuan Dimas datang bersama sang istri, ia langsung menatap kearah anak dan cucunya. Ia berlari kearah Adit dan memegang bahu Adit. "Adit, sadarlah! Jangan melamun seperti ini.." ujar Tuan Dimas.

Adit tidak merespon sedikitpun karena ia benar-benar dalam keadaan rapuh saat ini. Rose yang baru saja datang langsung memeluk Eric yang hanya diam sambil menatap pintu dengan tatapan kosong. "Eric, kamu kenapa? Sadar, Eric.." ujar Rose.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com