webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urban
Not enough ratings
278 Chs

Diamnya James!

James pergi ke kampus lebih awal, ia meninggalkan Jasmine dan terlihat dua orang mahasiswa yang sempat berdebat dengannya mendekati, James.

"Heh, pembunuh.." ujar salah satu mahasiswa tersebut.

James hanya diam dan tidak merespon ucapan mereka. Ia hanya mengabaikan ucapan tersebut dan masuk ke dalam ruangan. Dua Mahasiswa tersebut mengikuti mereka dan tertawa saat melihat meja yang tempat biasa James duduki dipenuhi coretan dan telur busuk yang berserakan. James menghela napasnya dan duduk di kursi yang sudah dilumuri tepung.

Para mahasiswa/i tertawa dan James hanya memilih diam. Ervin masuk ke dalam ruangan dan menatap Mahasiswa/i dengan tatapan kesal. "Apaan sih?! Kaya bocah kalian semua!" Tegas Ervin.

"Pembunuh harus digituin sayang, kalau enggak nanti dia malah membunuh Mahasiswa/i di sini satu persatu. Aku gak mau mati loh," ujar Mahasiswi.

"Gila kalian, dia bukan pembunuh. Bukan dia yang dorong Laura, tapi orang lain!" Tegas Ervin.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com