webnovel

Chapter 04 - Melahirkan

Jungkook sangat terkejut dan bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.

Dia pikir, ibu-ibu itu hanya sedang kesulitan membawa barang belanjaannya. Namun, ternyata dia akan segera melahirkan.

"Aduh, maaf bu. Kalau urusannya begitu saya tidak bisa membantu. Saya bingung harus membantu ibu bagaimana." seru Jungkook yang masih terlihat panik dan kebingungan.

"Tolong antarkan saya ke rumah sakit saja secepatnya." lirih ibu-ibu itu.

"Hah? Kenapa harus saya?"

"Jangan banyak bicara! Cepat bawa saya ke rumah sakit saja. Saya sudah tidak tahan lagi. Cepat!" ucap ibu-ibu itu yang kini menaikkan suaranya karena sudah tidak tahan.

"Memangnya, suami ibu kemana?"

"Hei, jangan banyak bicara lah! Cepat, bawa saja saya ke rumah sakit. Apakah kamu akan membuat saya melahirkan di tengah jalan begini?" ketusnya.

Karena sangking paniknya, Jungkook langsung memanggil taksi yang kebetulan lewat di depannya, dan kemudian mengantarkan ibu-ibu itu yang ingin melahirkan.

"Ahjussi, tolong antar saya dan ibu ini ke rumah sakit terdekat. Soalnya dia mau melahirkan. Cepat, ahjussi!" ucap Jungkook sembaring kepanikan.

"Baik, tuan." sahut supir taksi itu dan segera membawa mereka pergi ke rumah sakit terdekat.

_____***_____

Rumah sakit.

Jungkook dan ibu-ibu itu segera turun dari taksi. Dengan sigap beberapa dari para suster langsung membawa bed ranjang rumah sakit dan membawa ibu itu ke ruang persalinan.

Dengan perasaan cemas dan bingung harus berbuat apa, sepertinya Jungkook tidak tega juga meninggalkan ibu-ibu itu melahirkan sendirian. Akhirnya, ia memutuskan untuk menunggunya hingga selesai melahirkan dan urusan ini pun selesai.

Saat tengah duduk di ruang tunggu dengan perasaan yang masih bingung, tiba-tiba seorang dokter memanggil Jungkook.

"Apakah anda suaminya, tuan Jungkook?" ucap dokter itu sembaring melihat ke arah bros nama yang memang sudah tertara di kemeja seragamnya.

"Ya! Dia adalah suami saya, dok." celetuk ibu-ibu itu tiba-tiba.

"Apa?? Tidak,, saya cuma-----"

"Baik, kalau begitu mari ikut saya ke ruang persalinan." ucap dokter itu yang kemudian masuk ke ruang persalinan untuk segera menangani pasien melahirkan itu.

Jungkook terlihat semakin bingung ingin berbuat apa. Dia tidak menyangka, bahwa ibu-ibu itu malah mengaku-mengaku dia adalah suaminya.

"Ah.. dokter maaf, apakah saya boleh menunggunya diuar saja?" tanya Jungkook.

"Tidak bisa, anda kan suaminya. Jadi, anda juga harus menemani istri anda yang sedang dalam keadaan darurat begini."

"Aduh, tapi saya bukan suam----" ucap Jungkook terhenti.

"Sudah, sudah! Mari ikut masuk sini." dokter itu langsung memotong pembicaraan Jungkook, dan mau tidak mau Jungkook ikut masuk ke ruang persalinan.

Jungkook seketika membulatkan kedua bola mata dan menelan saliva nya. Pandangan Jungkook terfokus dengan beberapa peralatan dokter yang akan menangani ibu-ibu itu melahirkan.

"Mari bu, angkat kedua pahanya dan tarik nafas dalam-dalam." perintah salah satu suster.

"Huh? Apakah itu tandanya aku juga akan melihat 'anu' perempuan secara langsung? Ah, kookie belum siap lihat!" teriak Jungkook dalam batin yang matanya kini malah melotot melihat selangkangan mulus ibu-ibu itu.

"Ah, apaan sih kau Jeon Jungkookie! Bisa-bisanya mata nakalmu ini malah fokus memperhatikan bagian tubuh perempuan begini." Jungkook segera membuang pikiran negatif itu jauh-jauh.

"Ayo bu, tarik nafas lebih dalam lagi dan.. buang! Dorong, bu keluar! Ya, tahan terus,.. Lalu, keluarkan!" dokter dan beberapa para suster masih berjuang memberikan perintah dan arahan untuk membantu ibu itu melahirkan calon bayinya.

"Sepertinya kookie tutup mata saja. Karena jika tidak, mana baik buat mata kookie? Ya, kookie harus terus menutup mata supaya mata kookie gak nakal ngeliat yang aneh-aneh. Sabar kookie, ini cobaan!"

Jungkook malah berusaha terus menutup kedua matanya, karena selain takut darah ia juga tidak mau pikirannya malah jorok dan kemana-mana. Tak lupa juga, ia menutup kedua telinganya pula.

"Kenapa malah menutup mata anda, tuan? Apakah selama ini anda belum pernah melihat tubuh istri anda sendiri?" ucap salah satu suster yang terlihat kebingungan dengan tingkah aneh Jungkook.

"Ah, kan sudah saya bilang. Kalau saya bukan suam----Ahhh..!!" seru Jungkook yang berteriak menahan sakit, karena tiba-tiba ibu itu menjambak rambutnya.

"Ah, sakit! Lepaskan kookie---"

"Itu adalah sebuah reaksi dari calon ibu, yang artinya dia tidak bisa lagi mengontrol rasa sakitnya." sahut salah satu suster.

"Segitu sakitnya kah, melahirkan itu?" batin Jungkook.

Ruangan kali ini pun menjadi gaduh dan ramai. Telinga Jungkook dipenuhi suara teriakan seseorang dan arahan dari dokter serta beberapa suster. Baru kali ini pengalamannya ia melihat perjuangan seorang ibu yang kelahiran calon bayi dalam kandungannya secara langsung.

Ada rasa cemas, sakit yang amat dahsyat, peluh yang membasahi seluruh tubuh, serta tenangan dan teriakan yang harus cukup untuk menyelesaikannya.

Ya, dari situ juga Jungkook tiba-tiba teringat dengan eomma nya yang selama ini juga melahirkan dan membesarkan dirinya hingga sekarang. Baru kali ini juga ia melihat betapa sulitnya perjuangan seorang ibu dalam mempertaruhkan hidup dan mati demi calon buah hatinya. Tanpa disadari, air mata Jungkook perlahan menetes dan membasahi pipinya.

"Yang kuat, ibu. Saya yakin, anda pasti bisa melahirkan dengan normal. Ini demi keselamatan ibu dan calon bayi ibu juga! Saya masih ada di sini, bu. Menemani ibu."

Entah keberanian dari mana tiba-tiba Jungkook malah memberi semangat pada ibu-ibu yang akan melahirkan bayinya itu.

Mungkin refleks, karena tidak tega melihat perjuangan layaknya seperti eomma nya yang dulu juga berjuang melahirkan Jeon Jungkook ke dunia.

"Iya bu, sedikit lagi tinggal dorong!" perintah salah satu suster kembali.

"Lebih kuat bu, tinggal beberapa langkah lagi ibu akan segera melihat kehadiran calon bayi ibu selama ini." ucap Jungkook yang masih memberi semangatnya lagi.

"Sedikit lagi, bu! 1, 2, 3, dan----"

(oweeek,... oweeeekk...., oweeeekk....)

Tangisan bayi kini akhirnya mulai terdengar gaduh dalam ruangan. Jungkook terkejut saat menatap bayi yang masih berlumur darah di sebagian tubuhnya.

.

.

.

.

.

.

.

~ to be continued ~