webnovel

You Will Be My Queen

Faniya Dwi Putri Wahyudi wanita memiliki tubuh besar dan tinggi membuat banyak lelaki menghindar dari nya akibat tinggi tubuh nya yang mencapai 171cm dan berat badan yang mencapai 90kg tapi hal tersebut tidaklah membuat semangat nya menurun malah bertambah membara semangat nya untuk kurung namun makan masih saja banyak dan jarang berolahraga, Semangat untuk sukses tapi malam belajar dan selalu saja menghabiskan waktu keluar dan keluar nya bukan untuk shoping atau berpoya poya melainkan untuk mengenyangkan perut nya. Dia memiliki lelaki yang di sukai nya yakni Rendi Adijaya Triono yang terkenal cuek dan dingin terhadap siapapun dan sama sekali tidak pernah mencintai wanita dengan tulus tapi entah kenapa dia bisa mencintai Faniya yang sama sekali tidak masuk dalam kriteria nya apa lagi jika di bandingkan dengan banyaknya wanita yang mendekati nya. Ryhan Purnama Darmawan lelaki tampan yang terkenal dingin kepada siapapun kecuali Faniya, Dia memiliki tinggi tubuh yang mencapai 182cm dan berat badan hanya 60kg berteman dekat dengan Faniya dan memiliki perasaan kepada Faniya, Jika di bandingkan soal fisik kedua nya sangatlah tidak cocok tetapi itu bukan pengahalang untuk Ryhan yang primadona sekolah sejak duduk di sekolah dasar mencintai Faniya yang sama sekali tidak bagus segi fisik.

Suci_lestari · Fantasy
Not enough ratings
36 Chs

Part 36

"Siapa bilang kayak gitu? Malahan dengan kamu ngejauhin papa kayak gini dia bakal makin sedih" ucap Tirtan.

"Gak ada yang bilang cuma Faniya aja yang mikir gitu, Faniya gak mau papa sedih, Faniya mau papa seneng terus gimana pun cara nya mau itu Faniya jauh dari dia juga gapapa yang penting papa bahagia terus, Faniya sayang sama papa kak, Hikssss" Faniya menangis sesegukan memikirkan papa nya yang sedang mendengar percakapan nya.

Mata Wahyu terpejam, Rasa bersalah menghampiri nya, Bersalah sudah menghancurkan hati anak kecil tersebut dengan hancur nya rumah tangga nya, Bersalah karna memikirkan kebahagiaan nya lah Faniya menjauh dari nya. "Iya kakak tau kok kamu sayang banget sama papa, Kakak juga tau kamu lebih mentingin orang lain dari pada diri kamu sendiri tapi kamu gak boleh ya jauh jauh lagi dari papa, Papa lebih butuh kamu dari kakak" ucap Tirtan dengan mengusap punggung adik nya mencoba menenangkan adik kecil nya yang sedang menangis itu.

"Iya nanti Faniya bakal minta maaf sama papa" jawab Faniya dengan melepaskan pelukan nya dan mengusap air mata nya. Tirtan ikut mengusap air mata adik nya yang membasahi wajah nya.

"Udah nangis nya ya nanti ilang cantik nya" ucap Tirtan dan merapikan rambut adik nya yang berantakan itu.

"Iya Faniya gak nangis lagi" jawab Faniya dan meredakan tangis nya.

"Oiya kak nanti Faniya mau keluar" ucap Faniya.

"Keluar? Kemana?" tanya Tirtan.

"Tadi waktu Faniya ke sekolah ada temen ngajakin Faniya makan malam, Gapapa kan kalo Faniya pergi?" tanya Faniya.

"Siapa? Ryhan? Greeta? atau Nasya?" tanya Tirtan memastikan adik nya pergi dengan orang yang di kenal oleh nya.

"Bukan mereka tapi Rendi" jawab Faniya.

Tirtan terdiam saat mendengar jawaban tersebut. "Maksud kamu Rendi yang kamu suka dan sering kamu ceritain ke kakak?" tanya Tirtan dengan menatap tajam wajah adik nya.

"Em" Faniya menganggukkan kepala nya mengiyakan pertanyaan kakak nya tersebut dengan tersenyum lebar.

"Boleh kan?" tanya Faniya dan memegang tangan kakak nya berharap agar kakak nya mengizinkan nya untuk pergi.

"Izin sama papa bukan sama kakak" jawab Tirtan dan berdiri dari duduk nya dan langsung berlalu dari kamar adik nya sedangkan Misyel dan juga Wahyu langsung berpindah dari sana dan berpura pura seperti tidak mendengar apapun.

"Heh Tirtan papa belum pulang makanya gue minta izin sama lo" teriak Faniya dengan kesal nya saat kakak nya tidak memberikan jawaban kepada nya.

"Bersih bersih aja dulu, Nanti kalo gak di izinin kabur aja" ucap Faniya dan berlalu untuk membersihkan tubuh nya.

"Mau kemana sayang?" tanya Ressa kepada anak nya yang baru saja turun dari kamar dengan membawa helm.

"Mau ngawasin Faniya" jawab Ryhan dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi ruang utama dan mengenakan sepatu nya. Ressa menatap ke arah anak nya saat mendengarkan jawaban tadi.

"Ngawasin Faniya? Maksud kamu?" tanya Ressa yang nampak bingung akan jawaban tersebut.

"Iya, Faniya mau makan malam sama Rendi jadi aku harus ngawasin dia takut Rendi ngapa ngapain dia" jawab Ryhan dan berdiri dari duduk nya.

"Duduk dulu, Kamu suka sama Faniya kan? Tapi kenapa kamu gak nyatain perasaan kamu sama dia? Dan sekarang kamu biarin dia deket sama cowo lain" ucap Ressa yang sangat sangat tai perasaan anak nya kepada Faniya.

"Biarin dia ngelakuin yang dia suka, Ryhan gak bisa ngajakin dia pacaran" jawb Ryhan dengan wajah datar nya.

"Ryhan pamit" pamit Ryhan dengan mencium punggung tangan ibu nya.

Ressa masih terdiam dan menatap kepergian anak nya tersebut. "Aneh, Dia suka sama Faniya tapi dia gak mau ngajak Faniya pacaran" ucap Ressa dengan wajah bingung menatap kepergian anak nya.

Ryhan langsung menghidupkan mesin motor nya dan langsung melajukan motor ke tempat Faniya. Seperti biasa dia menunggu di tempat yang jauh di lihat dari tempat tinggal Faniya agar tidak ketahuan jika dia mengikuti Faniya nanti nya.

"Kak gue pamit" pamit Faniya dengan kesal nya kepada kakak nya.

"Udah kakak bilang tadi, Minta izin sama papa" balas Tirtan dengan wajah datar nya membuat Misyel heran akan kekasih nya yang malah nampak tidak suka Faniya jalan dengan lelaki lain.

"Papa belum....."

"Sayang mau kemana?" tanya Wahyu yang tiba tiba muncul dari belakang membuat Faniya langsung membalikkan tubuh nya.

"Faniya mau ketemu sama temen, Faniya pamit" pamit Faniya dengan malas nya dan mencium punggung tangan ayah nya, Wahyu menggenggam tangan anak nya tersebut sehingga membuat Faniya menatap tajam ke arah nya.

"Mau ketemu siapa? Greeta sama Nasya?" tanya Wahyu dengan menatap lekat wajah anak nya padahal dia sudah tau kemana tujuan anak nya pergi.

"Bukan tapi Rendi" jawab Faniya dengan wajah datar nya.

"Faniya pamit" pamit Faniya dan menyalami ayah nya.

"Mau pergi pakai mobil sayang?" teriak Wahyu.

"Enggak, Faniya naik kendaraan umum" teriak Faniya dari luar hingga membuat Ryhan langsung menatap ke arah nya.

"Syukur kalo pake baju itu" ucap Ryhan dengan tersenyum saat melihat Faniya yang menggunakan pakaian tertutup.

Faniya memulai melangkahkan kaki nya menjauh dari rumah nya dan Ryhan ikut melangkahkan kaki mengikuti wanita itu dengan mendorong motor nya. Faniya menghentikan langkah kaki nya saat berada tepat di jalan raya saat masuk ke rumah nya. Dia menghentikan angkot yang melintas di hadapan nya dan langsung masuk ke dalam nya.

Angkot langsung melaju dengan kecepatan sedang hingga membuat Ryhan langsung maniki motor nya dan mengikuti angkot yang di naiki oleh Faniya dari belakang.

Hanya memerlukan waktu beberapa belas menit akhir nya Faniya sampai di tempat yang di janjikan oleh Rendi. Dia membayar angkot tersebut dan langsung turun, "Mana Rendi?" guman Faniya saat tidak menemukan Rendi di halaman cafe.

Ryhan langsung menghentikan motor nya tepat di depan cafe yang sama dan memarkirkan motor nya di parkiran.

"Hey" sapa Rendi yang tiba tiba datang saat Faniya baru saja hendak menghubungi nya.

"Aku baju aja mau nelpon kamu" ucap Faniya dan menurunkan ponsel nya.

"Aku dari tadi nungguin di dalam, Ayo masuk" ajak Rendi.

"Iya" jawab Faniya dan mereka masuk bersama. Ryhan mengikuti mereka dari belakang dan saat mereka berdua mendudukkan tubuh mereka di atas tempat yang sudah di siapkan Rendi, Ryhan ikut mendudukkan tubuh nya dengan tempat yang cukup jauh dari Faniya dan juga Rendi.

"Mau makan apa?" tanya Rendi kepada Faniya dengan memegang menu makanan.

"Apa aja" jawab Faniya dengan senyum nya menatap Rendi. Rendi tidak menjawab nya dan memesankan menu yang sama untuk nya dan juga Faniya.