webnovel

YOU ARE MY ONLY SUNSHINE (SUB INDONESIA)

Sunny adalah seorang wanita yang ceria dan sangat suka menulis, tetapi sejak ia bertemu cinta pertamanya kehidupannya mulai berubah hingga berbagai tragedi yang ia alami yang menyebabkan luka yang mendalam di dalam hatinya. Bagaimana tidak wanita yang berusia 17 tahun harus mengalami koma selama kurang lebih 10 tahun lamanya dan terbangun di usia 28 tahun dan harus kehilangan waktu, harapan, cita-cita dan orang yang dia sayangi. Berbeda dengan Arka seorang pria ideal pujaan semua wanita yang mempunyai kepribadian yang cuek dan dingin pada orang lain tetapi takut untuk mencintai wanita, hingga suatu hari hati yang ia kunci begitu rapat di buka paksa oleh seorang wanita. Namun tak sampai di situ karena ia harus kehilangan orang-orang yang sangat ia cintai dan mengalami berbagai hal yang tak pernah sama sekali ia fikirkan. Bebagai masalah datang silih berganti di dalam kehidupan mereka dan akankah mereka terus bersama atau tersesat di dalam dunia mereka sendiri. ••• Cinta yang tulus dari Sunny akankah dapat mematahkan keangkuhan dari Arka? Bisakah luka yang begitu dalam yg sudah melekat di dalam hati bisa disembuhkan? Dan dapatkah mereka menerima kenyataan yang terjadi di dalam hidup mereka? (Arka yang berarti Matahari dan Sunny yang berarti Cahaya Matahari) "Terkadang hal yg sangat menyentuh hati adalah hal yg dapat melukai hatimu.. Semakin besar Cinta yg kau dapatkan maka semakin besar luka yg bisa kau rasakan."

misyelllsunshine · General
Not enough ratings
7 Chs

2. PERUBAHAN

Akhirnya mendekati ujian sekolah, tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Masa sma akan segera berlalu dan aku akan segera kuliah untuk menggapai cita-citaku.

Saat mendekati Ujian aku dan Arka pergi belajar di perpustakaan bersama. Terasa tenang, nyaman dan romantis. Bisa duduk berdua di perpustakaan bersama orang yang aku cintai tapi tentu saja aku harus fokus belajar karena jika tidak aku tidak bisa masuk universitas yang sama dengan Arka.

Arka membuatku semakin termotivasi belajar, meskipun sejujurnya aku tak suka belajar tapi entah kenapa saat aku melihatnya belajar dan berusaha keras. Akupun ingin dan melakukan hal yang sama dengannya. Ngomong-ngomong ini adalah kencan pertama kami meskipun kami tak pernah mengatakan kami berpacaran, tetapi hati kami sudah tahu bahwa kami sedang berpacaran sekarang, meski hanya aku dan Arka yang tahu.

Hari ujian sekolah pun tiba, aku sudah jauh dari kata siap apalagi dengan Arka yang tak usah di pertanyakan lagi. Hari pertama sampai dengan hari terakhir kami ujian, semua berjalan dengan sangat lancar.

Saat Ujian selesai inilah yang aku tunggu-tunggu karena aku sudah mempersiapkan jadwal untuk kencan kita besok hari. Dari nonton bioskop, jalan-jalan, makan bersama sampai pergi ke puncak bersama.

"Ngak bisa!" kata mama dengan tegas untuk melarang aku pergi ke puncak.

"Tapi hanya hari ini aja kok, besok Sunny janji pagi-pagi udah tiba dirumah. Pleasee..." kata aku untuk membujuk mama. Namun tetap saja mama hanya terdiam dan ngak mau bicara.

Akupun merajuk dan masuk ke kamar. Tiba-tiba handphone aku berbunyi, ternyata Arka yang menelfonku "Halo, Arka gimana nih mama ngak ijinin aku buat pergi." kataku dengan betenya.

"Yaudah, lain waktu aja kalo gitu." jawab Arka dengan singkat.

"Apa? Kok lain waktu sih, kamu gitu banget deh. Ngak ngertiin perasaan aku kamukan udah janji selesai ujian kita bakal jalan-jalan! Ah yaudah deh terserah kamu aja tapi kalo kita ngak jalan hari ini mending kita ngak usah ketemu lagi." kataku sambil marah dan langsung mematikan panggilan.

"Aishh, kok aku bilang gitu sih! Gimana kalo dia ngak dateng, aku ngak bakal ketemu dia lagi dong. Huftt... Bodoh, bodoh, bodoh..." kataku sambil memukul boneka di tempat tidur.

"Sunny!!" suara mama aku yang memanggil. Tetapi karna aku lagi kesel sama mama, aku pura-pura ngak dengerin. "Sunny?!" teriak mama

Tiba-tiba mama membuka pintu kamarku dan mengatakan, "Kau bisa pergi ke puncak, cepat kemasi barang-barangmu karna Arka sudah menunggumu di bawah." Aku langsung berdiri dan kaget banget pas Arka datang ke rumahku.

"Makasih mama, udah ijinin Sunny. Mama yang paling the best deh." kataku sambil memeluk mama.

Jawab mama, "Iya, iya.. tapi hati-hati yah dan ingat pulang besok pagi-pagi, okey?"

Sambil mengambil koper aku mengatakan, "siapp mam.. I love you"

Dengan cepat aku turun ke bawah

Dan bertemu dengan Arka sambil tersipu malu.

"Liat wajahmu memerah seperti tomat." kata Arka Sambil mengambil koperku.

"Karna aku pakai riasan tau! Ayo pergi." kataku dengan spontan dan langsung masuk ke dalam mobil.

Pria ini masih saja sama seperti dulu yang selalu membuatku khawatir, gugup dan selalu mengejutkanku. Entah kenapa dirinya begitu sulit untuk di tebak, tetapi satu hal yang paling aku suka padanya yaitu dia sangat mempedulikan aku meskipun dengan caranya sendiri.

Kami pergi menonton bioskop, dan juga pergi jalan-jalan sambil berbelanja. Terasa sangat menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersamanya, setelah itu kami makan dan melanjutkan perjalanan kami ke puncak.

Langit sudah gelap ketika kami tiba dan ternyata puncak itu milik kakeknya. Dan disana hanya tinggal kakeknya seorang diri, pantas saja ibu mengijinkan aku untuk datang kesini. Akupun di perkenalkan Arka kepada kakeknya sebagai pacarnya, agak gugup karna ini pertama kali aku di perkenalkan sebagai pacarnya.

Setelah kami selesai berbincang-bincang, akupun langsung ke kamar yang sudah di sediakan dan pergi ke kamar mandi. Kemudian kamipun makan malam bersama-sama, "Bagaimana dengan sekolah kalian, apakah kalian mengerjakan ujian dengan baik?" tanya kakek Arka. Jawab saya sambil menatap Arka "Ya, kami mengerjakan soal ujian dengan sangat baik. Semua itu berkat Arka yang sudah membantuku belajar dan kami tinggal menunggu saja surat kelulusan."

"Baguslah, terus setelah lulus apa yang akan kau lakukan?" kata kakek Arka kepadaku. "Aku akan masuk kuliah jurusan keperawatan agar aku bisa merawat orang yang sakit." jawabku pada kakeknya Arka. "Baguslah, kau bisa menjadi ibu yang baik di masa depan. Ya sudah kakek ke kamar dulu." kata kakek sambil berdiri dan menuju ke kamarnya.

Sejujurnya aku ingin menjadi perawat karena ingin bisa merawat Arka dengan baik nantinya, setelah kami selesai makan Arka mengajakku ke taman belakang dan duduk disana. Tempat itu sangat indah dan kau bisa melihat bintang di sana dengan sangat jelas, dan akupun memulai percakapan agar tak terasa canggung.

"Arka, bagaimana denganmu? Jurusan apa yang akan kau ambil?" tanyaku kepada Arka. Jawabnya "Mungkin aku akan menjadi seorang pilot." Akupun sangat terkejut dengan jawabannya itu. "Apa maksudmu bukankah kau ingin menjadi dokter? Kau sangat cocok untuk memakai seragam dokter, dan kita bisa selalu bersama. Merawat dan menyelamatkan nyawa manusia, kenapa kau mau ingin menjadi pilot?" kataku dengan spontan. "Apa bedanya dengan pilot, setiap hari ratusan nyawa adalah tanggung jawabmu untuk mengatarkan mereka ke tujuan dengan selamat." kata Arka.

Tetapi aku teringat kata kakeknya bawah neneknya Arka meninggal karena kecelakaan pesawat. "Baiklah aku mau jadi pramugari saja, agar mereka tak menggodamu." Jawabku dengan spontan. Tetapi dia hanya tersenyum kecil dan mengatakan "Bukankah kau mau merawat orang sakit? Bagaimana kau bisa berubah pikiran dengan begitu cepat."

"Apa kau kira menjadi pramugari juga tidak merawat ratusan orang? Agar mereka nyaman dan selamat sampai tujuan" jawabku sambil memukul bahunya. "Lebih baik kau menjadi perawat saja agar kau bisa merawatku ketika aku sakit." kata Arka.

"Apa maksudmu? Aku juga bisa merawatmu meskipun aku bukan perawat. Atau kau tidak mau yah aku menjadi pramugari agar kau bisa bersama dengan pramugari-pramugari yang cantik di sana?" jawabku dengan kesal. "Tenang saja karna hanya kau satu-satunya wanita yang bisa membuatku jatuh cinta. Aku hanya akan mengkhawatirkan kamu setiap hari jika kau menjadi pramugari." kata Arka sambil memegang tanganku.

Tetapi aku tetap saja kesal dan kembali ke kamar karena kesal dengannya. Bagaimana bisa dia tidak memikirkan perasaanku yang juga harus khawatir setiap hari jika dia menjadi seorang pilot. Dan pastinya dia juga akan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Oh Gosh! Aku tak bisa terima kenyataan ini.

Setelah pagi-pagi buta kami bersiap untuk kembali ke rumah, tetapi aku tetap saja ngambek dan tak mau bicara. Dalam perjalanan pulang Arka terus mengajakku bicara tetapi aku tak mau menjawabnya. "Udahlah ngambeknya, itu aku punya hadiah untuk kamu. Buka aja kotak yang ada di laci mobil." kata Arka.

Tetapi karena aku orangnya keras kepala, aku masih saja tetap dengan pemikiranku. Dan akhirnya dia pun yang mengambilkan kotak itu untukku. Tetapi tiba-tiba saat dia mengambil kotak itu, aku menghadap kesamping dan melihat Mobil yang berkecepatan tinggi datang ke arahku, dengan spontan akupun langsung berteriak!.

•••

BERSAMBUNG...