webnovel

Chapter 20

" Aku pulang"

" Selamat datang Nak, kamu sudah makan malam?"

" Sudah Mom, Daddy dimana?"

" Daddy mu belum pulang Vin, ia sedang mengerjakan sesuatu yang penting"

Kevin yang mendengar itu mengingat percakapannya tadi pagi dengan Daddynya.

" Dimana Dea?" tanya nya yang teringat dengan Adiknya itu.

" Dia sudah tidur" Jawab Jessica yang menikmati acara menontonnya.

" Mom"

" Yah"

" Aku ingin bertanya tentang masalah kemarin yang terjadi kepada Dea"

Jessica yang akan meminum teh nya kembali pun terhenti.

" Daddy mu sudah menceritakannya yah?"

" Ia Mom, Kevin mengetahui hal ini ari Daddy"

Jessica yang melihat ekspresi serius Kevin pun meminta putranya itu untuk duduk disampingnya.

" Bunda hanya mendengar penjelasan dari Dea dan Pria yang mengantarnya kemarin jadi kamu dengarkan baik-baik yah"

Kevin hanya menganggukan kepalanya.

Jessica pun mulai menceritakan detailnya dari datangnya putri mereka dalam keadaan sembab yang diantar Sena hingga Sena pamit pulang.

Kevin yang mendengarkan hal tersebut terkejut dan menggempalkan tangannya.

" Kevin akan meminta salah satu anak buah kepercayaan kevin untuk menjaga Dea"

Jessica yang mendengar itu tersenyum " Baiklah Nak, Mommy minta bantuanmu yah"

Kevin pun hanya menganggukan kepalanya dan ia akan menunggu ayahnya pulang untuk meminta kejelasan tentang rencana ayahnya dan calon kakak iparnya itu.

' Aku akan melindungi kalian berdua' batinnya.

*Kediaman Mahendra

" Kami pulang"

" Selamat datang sayang, kalian mandilah terlebih dahulu dan langsung kemeja makan setelahnya"

" Baik Bun/ Sayang" ucap anak dan ayah tersebut kompak.

" Abang sama Ayah udah pulang yah Bun?" tanya Reina

" Ia sayang, kamu sudah selesai dengan tugasmu itu?"

" Sudah Bun"

" Kalo begitu sekarang kamu bantu Bunda yah buat menyiapkan makanan penutupnya"

" Oke Bun"

Keduanya pun berjalan ke arah dapur dan menyiapkan menu penutup untuk makan malam nanti.

" Raisa sudah sampai rumah kan?" tanya Rose.

" Sudah Bun" Jawab Reina.

" Syukurlah"

Setelah membuat makanan penutup mereka berdua pun duduk di meja makan sambil menunggu kedua pria yang masih berada dikamar mereka masing-masing.

Suara tawa menggelegar dari arah tangga yang membuat kedua wanita yang sedang menunggu itu mengernyitkan dahi mereka.

" Ayolah Nak, ikut pertemuan itu"

" Ngak yah"

" Kamu mau menjomblo selamanya? Hahaha, ayah sudah menginginkan cucu darimu"

" Hentikan Ayah, jomblo begini pun aku masih memiliki adik kesayanganku"

" Adikmu ngak akan selamanya tetap disampingmu anak bodoh, dia juga setelah sukses akan memiliki keluarganya sendiri"

Perdebatan mereka terus berjalan sampai meja makan dan membuat Rose kesal.

" Ayolah para priaku, saatnya kalian makan bukan bercengkrama, kasihan putri manisku kelaparan"

Ayah dan Reno pun melirik ke arah Reina dan tersenyum.

" Maaf adikku tersayang"

" Ayo kita makan putri kecilku"

Reina yang mendengar hal itu menghela nafas " Aku sudah besar Bang, Yah"

" Tapi dimata kami kamu tetap putri dan adik kecil bahkan manis kami" ucap Rose.

" Terserah kalian saja"

Mereka bertiga terkekeh dengan kepasrahan Reina.

Setelah kedua pria tersebut duduk mereka pun mulai acara makan malam mereka dengan hening.

Sedangkan ditempat lain,

Di sebuh tempat hiburan malam terdapat beberpa pria yang sedang berkumpul dengan berbagai botol minuman dan wanita penghibur.

" Korban selanjutnya kedua wanita yang memergoki kita itu bagaimana?" salah satu pria bertanya

" Kamu yakin?"

" Yah sangat yakin, mereka adalah saksi mata jadi kita harus membunuh mereka berdua"

" Tapi, ku dengar salah satu dari keduanya itu adalah putri konglomerat. Yah walaupun kelakuannya tidak mencerminkan"

" Putri siapa itu?"

" Putri kesayangan Jason Rahardia"

" Wow, kau dengar itu Kapten? Putri dari salah satu musuhmu"

Seseorang yang dipanggil kapten tersebut menyeringai " Dunia memang begitu sempit. Buatlah taktik tipuan untuk menculik putri Jason, karena aku tahu dia orang yang sangat cerdik. Tapi jangan lupa kita lebih licik dari mereka"

" Baik Kapten"

Semua pria tersebut tertawa dan melanjutkan pesta mereka.

*Kediaman Rahardia

" Hosh, hosh.... tidak, DEA" Jessica terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat dingin.

" Sayang, ada apa denganmu? Kamu bermimpi buruk" tanya Jason yang terbangun karena teriakan sang istri.

Jessica pun memeluk Jason " Putriku Jas, dia baik-baik saja kan?" air mata tak terbendung lagi Jessica menangis dipelukan Jason.

" Kamu tenang saja, putri kita baik-baik saja. Aku dan Kevin akan selalu menjaganya" Jason yang mendengar kegelisahan istrinya mencium pucuk kepala istrinya tersebut untuk menenangkannya.

" Aku ingin melihat Dea sekarang"

" Shuut.... tenanglah putrimu sedang beristirahat"

" Tapi..."

" Besok saja yah, kamu butuh istirahat sayang"

Mau tak mau jessica pun menganggukan kepalanya dan mulai berbaring dan memeluk Jason dengan erat.

Setelah Jessica terlelap kembali Jason pun mulai berfikir dengan mimpi yang dialami istrinya.

" Firasatku buruk jika Jessica sampai bermimpi seperti itu"

Ia pun beranjak untuk ke kamar putranya.

Tok

Tok

" Nak, apa kamu sudah tidur?"

Cklek

Pintu pun terbuka dan terlihat kevin yang sedang memakai kacamata, ia masih berkutat dengan pekerjaannya.

" Daddy, masuklah"

" Aku tahu kamu pasti menunggu cerita Daddy tentang pertemuan tadi"

Kevin hanya menganggukan kepalanya.

" Baiklah Daddy akan menceritakannya dan Daddy minta kau semakin perketat pengawasan untuk adikmu, Daddy punya firasat tak enak setelah Mommy mu bermimpi buruk barusan"

Kevin yang mendengar itu awalnya mengernyitkan kepalanya tapi dia mengerti akan ke khawatiran Daddynya tentang adiknya dan ini pasti masalah yang lebih serius apalagi Daddynya tadi sudah berdiskusi dengan Reno.

" Baiklah Daddy, demi keselamatan Dea dan keluarga ini Kevin akan memperketat pengawasan baik di rumah maupun saat kita keluar rumah"

Jason tersenyum bangga dan mulai menceritakan pertemuannya dengan Reno dan Sena tadi, sampai bukti apa saja yang tadi ia lihat.

Setelah selesai bercerita Kevin terdiam membisu memikirkan kejadian yang diceritakan oleh Daddynya tersebut.

" Daddy"

" Yes, Son"

" Apakah Daddy sebelum memperbolehkan Dea kuliah disana, Daddy mencari sesuatu yang berhubungan dengan masalah universitas itu"

" Sayangnya tidak Vin. Tapi, Daddy pernah mendengar mantan teman Daddy menjadi penyumbang terbesar disana"

Kevin yang mendengar itu terkejut " Apakah orang itu?"

Jason yang mengerti pertanyaan Kevin berarah kepada siapa hanya tersenyum " Kamu memang anakku yang cerdas, dan ia orang itu"

" Tapi, bukankah orang itu seharusnya di tahan?"

" Dia terbebas 2 tahun yang lalu Nak"

Kevin terdiam membisu.

" Walaupun Daddy sudah melihat rekaman CCTV itu Daddy belum melihat nya di sekelompok pria-pria itu, tapi Daddy mencurigai pria yang menggunakan topi dan menutupi dirinya dengan jubah adalah Dia"

Jason mengeluarkan satu foto kehadapan putranya.

" Disetiap kejadian orang itu berpakaian seperti itu"

" Walaupun kita tidak tahu ini siapa, kita harus tetap waspada Dad. Daddy ingat kelicikan dia dulu? Aku tak ingin terjadi apa-apa pada Dea dan keluarga kita Dad"

" Daddy juga ingin begitu Vin, tapi sekarang ini kita sudah terlibat dan kita harus menuntaskan semuanya dan melindungi keluarga kita"

" Baiklah Kevin akan berusaha semaksimal mungkin supaya tidak ada hal buruk yang akan terjadi pada keluarga kita"

" Daddy sangat mempercayaimu Son, dan terima kasih"

Kevin hanya tersenyum membalas perkataan Jason.

Mungkin masalah ini tidak hanya melibatkan dua keluarga saja akan tetapi beberapa keluarga apalagi yang sudah kehilangan putri mereka yang menjadi korban kesadisan kelompok pria tersebut.

*Disuatu perusahaan

Tok

Tok

" Masuk"

Cklek

" Anda memanggil saya Bos"

" Ia, laporkan apa yang terjadi pada mereka"

" Kudengar teman Nona Reina melihat pembunuhan sadis"

" Hm, pembunuhan sadis yah? Apakah itu dilakukan oleh kelompok mereka?"

" Benar Bos"

Orang yang dipanggil Bos tersebut menyeringai.

" Kita ambil kesempatan ini untuk mencari kesayanganku Selly dan menculik cintaku Reina, selagi mereka mengurus masalah lain dan lengah"

Yah orang tersebut adalah Lee.

" Baik Bos"

" Satu lagi, kalian berhati-hatilah dalam bertindak. Bisa-bisa kita yang terkena masalah kelompok itu"

" Akan kami usahakan Bos"

" Baguslah, kau bisa beristirahat"

Setelah pria tersebut pergi, Lee pun mendekati bingkai foto yang ada di atas meja kerjanya.

" Aku akan menjemputmu sayang, Kakakmu sedang mengurus hal lain jadi aku bisa segera menemukanmu"