webnovel

Chapter 16

Suasana dikediaman Keluarga Mahendra sangat sunyi, padahal di sana terdapat 3 orang dengan fikiran mereka masing-masing, sedangkan seorang gadis lain sedang mengambil minuman untuk tamunya.

Angga melihat kekasih dan juga kenalan mereka Dea yang masih terdiam, tak lama Reina datang dengan 4 minuman hangat yang ia bawa.

Tak

Reina menyimpan nampan tersebut diatas meja dan membuat atensi Raisa maupun Dea ke arahnya.

" Jadi kalian bisa cerita sekarang? Tenang disini aman kok" Reina mendudukan dirinya dan memulai percakapan.

" Ia, kalian jangan takut aku sama Reina jagain kalian" Angga pun mulai membantu membujuk mereka untuk memberitahukan kejadian tadi.

" Kak Rein, Hiks " Dea berpindah tempat duduk ke sisi Reina dan mulai memeluknya sambil terisak kembali.

" Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian hmm" Tanya Reina lembut.

" Hiks... Kak, kami takut"

" Takut? Dea bisa cerita semuanya ke Kakak, jangan takut Kakak dan Kak Angga ada disini" Reina mengusap punggung Dea untuk menenangkannya.

Angga mengangukan kepalanya meyakinkan Dea, sedangkan Raisa masih melamun. Angga yang melihat kondisi kekasihnya masih shock mengusap tangannya dan tersenyum sambil berkata " Jangan takut, aku disini"

Raisa melihat Angga sambil berkaca-kaca dan kembali terisak.

Dea yang mendengarkan isakan di sofa depannya mulai mengendurkan pelukannya dan mulai berbicara.

" Dea yang akan cerita semua " ucapnya yakin dan di jawab anggukan kepala Reina.

" Sebenarnya tadi Dea kebetulan lihat kak Raisa di sekitar kampus bagian barat sedang mengikuti seorang pria, awalnya Dea kira itu kak Angga yang sedang bermain sama Kak Raisa tapi pada saat sampai di depan ruang kelas senior olahraga, Dea mendengar suara jeritan dan kak Raisa yang membeku melihat ke arah kelas tersebut. Lalu Hiks..." Dea menghentikan ceritanya dan kembali terisak.

" Aku menyaksikan sendiri apa yang sebenarnya kak Raisa lihat... Hiks... "

Reina dan Angga menunggu dengan sabar kelanjutan cerita Dea yang sesekali sesegukan dan masih terisak.

" Aku ngak sanggup Hiks..." Dea semakin menenggelamkan kepalanya diatas lipatan kakinya.

Raisa melirik Dea yang semakin bergetar, dan ia menghapus jejak air mata di pipinya.

" Kami melihat penyiksaan bruntal di kelas tersebut terhadap seorang wanita" Raisa melanjutkan cerita Dea dengan mata berkaca-kaca dan masih bergetar.

" Kita tidak tahu awalnya tapi kondisi wanita itu sungguh mengenaskan bahkan ia tak berpakaian,ia juga terluka parah terlihat dari banyak darah di sekitar tubuhnya terutama bagian kepalanya seperti kena pukul suatu benda" Raisa terdiam kembali dan melamun mengingat kejadian tadi.

"Hiks..." Raisa menangis kembali.

" Saking shocknya aku melihat itu tanpa sengaja tempat sampah yang ada disana tersenggol dan mereka yang mendengar itu melihat aku dan Dea, setelah aku dan Dea ketahuan melihat kejadian itu,kita langsung lari dari sana"

Tangisan Raisa yang ketakutan membuat Angga memeluknya kembali lebih erat sedangkan Reina yang mendengar semua itu langsung berfikir ' kemana para penjaga? Ku dengar mereka tak mengikuti acara itu?' batin Reina.

Reno yang dari tadi menguping di dekat tembok pun mendekati mereka.

" Abang" kaget Reina yang melihat Abangnya pulang cepat.

Reno hanya tersenyum kemudian duduk di sofa singel yang ada disana.

" Abang dengar ada sesuatu yang terjadi sama sahabat kamu, jadi abang pulang cepat"

" Tapi kok Abang bisa tahu? Padahal disana tidak ada siapa-siapa? Atau Abang nyuruh orang buat ikutin Reina" tanya dan selidik Reina.

Reno menganggukan kepalanya " Ia Dek, dan maaf Abang ngak minta persetujuan kamu dulu, ini ada alasannya"

" Apa alasannya Bang?"

" Kita tunggu Sena sebentar"

Reina mengernyitkan dahinya ' Kak Sena juga?' batinnya.

Ting Tong

" Tunggu sebentar, dan Dek maaf buatin kopi buat Abang sama Sena"

Reina menganggukan kepalanya dan berlalu ke dapur, sedangkan 3 orang lainnya masih terdiam dengan suara isakan dua gadis disana.

Setelah Reno datang kembali bersama Sena tak lama Reina pun muncul kembali membawa kopi untuk keduanya.

" Jadi, bisa Abang jelaskan sekarang?"

Reno menghirup kopinya sambil melirik Sena yang mengangukan kepalanya.

" Biar Kakak yang jelaskan Na"

Sena pun mulai menceritakan kejanggalan datangnya Lee tiba-tiba dan sampai seseorang yang mengikuti Reina saat sedang bersama Raisa, tapi dia tidak menceritakan semuanya apalagi mengenai adiknya karena dia masih mencari idntitas asli orang tersebut.

" Dek" setelah Sena mengakhiri ceritanya Reno mulai membuka mulutnya.

" Ia Bang "

" Apakah kamu tidak curiga sama sekali saat hari pertama orang itu memanggil kamu untuk ketemu Sena?"

Reina hanya menggelengkan kepalanya saja tapi tidak dengan Raisa yang langsung membuka mulutnya.

" Kak Reno dan Kak Sena benar" ia pun melepaskan pelukan Angga dan duduk tegak.

" Saat seminar waktu itu beberapa kali Raisa memergoki Mr. Lee melirik Reina, awalnya aku berfikir mungkin Mr. Lee melihat Giselle si primadona yang berada di belakang kami,tapi saat Reina tak sengaja tersenyum dengan candaan kami aku melihat ekspresi yang tak bisa digambarkan mungkin" Raisa menarik nafanya kembali.

" Dan tak lama setelah seminar Reina di panggil dosen untuk mengantar Mr. Lee"

Reno yang mendengar itu semakin yakin apalagi setelah banyak bukti yang menunjuk pada orang itu yang dari awal menargetkan adiknya.

Reina mencerna semuanya " Tapi apa tujuannya? Aku tak punya apa-apa"

Reno dan Sena melihat tangan Reina bergetar karena takut.

" Kak Sena dan Abangmu masih belum tahu Dek "

" Jadi ini maksud Abang nempatin Bodyguard disekitar Reina?" tanya Reina berkaca-kaca.

Reno yang tak tahan melihat kondisi Reina mendekatinya dan memeluknya.

" Ia Dek, semua ini untuk keselamatanmu"

" Tapi Kak apa hubungannya dengan kejadian tadi? " Angga yang masih penasaran dengan Sena dan Reno yang tiba-tiba datang.

Sena melihat semua orang yang ada disana.

" Aku mengerti sebagian ceritanya dan masih belum bisa meyakinkan apakah 100% kejadian ini bersangkutan dengan orang itu atau tidak, tapi untuk lebih waspadanya aku dan Reno akan memperketat penjagaan kalian apalagi Raisa dan juga gadis itu menjadi saksi mata"

Angga mengganggukan kepalanya " Aku mengerti Kak, aku juga akan mencoba mengerahkan anak buah ku untuk menjaga kami"

Dea yang mendengar itu menghela nafas " Terima kasih semuanya, dan mungkin aku juga akan meminta Daddy untuk mencari tahu itu"

Semuanya menatap Dea kecuali Reina " Kalian tenang saja dan Bang kamu ingat dengan Om Jason? Dea ini anak Om Jason"

Reno mengangukan kepalnya " Yah Kakak ingat, minggu kemarin kita bertemu tante Jessica"

" Jadi namamu Dea?" tanya Sena dan dijawab anggukan oleh Dea.

" Bisakah kau merahasiakan untuk kasus Mr. Lee dulu? Kamu bisa menceritakan kejadian apa yang kamu lihat dengan Raisa dikampus tapi untuk orang itu masih banyak yang harus di selidiki oleh Kakak dan Kak Reno"

Dea yang paham akan kondisi pun menjawab " Baik Kak"

Sena tersenyum mendengar hal itu dan melirik Reno yang setuju.

" Untuk hari ini kalian bisa menginap disini "

Raisa menganggukan kepalanya setuju sedangkan Angga dan Dea menggelengkan kepalanya.

" Maaf Kak, Aku masih ada urusan dan untuk penyelidikan masalah tadi jika ada info dari anak buahku akan aku sampaikan" Jawab Angga.

" Aku juga minta maaf Kak, aku harus pulang Mommy takan mengizinkan pulang lebih dari jam 8 sebenarnya"

Reno dan Sena pun mengerti.

" Kalo begitu Kak Sena akan mengantarmu pulang"

Dea melirik Reina yang menganggukan kepalanya " Kamu aman bersama Kak Sena, dan ia termasuk profesor kita di kampus"

Dea yang mengerti penjelasan Reina menganggukan kepalanya " Baik Kak"

Setelah itu Dea pun diantarkan kerumahnya oleh Sena dan menyisakan 4 orang yang masih terdian disana.

" Na"

Reina yang merasa terpanggil melirik Abangnya " Kenapa Bang?"

" Kamu bisa percayakan masalah ini ke Abang, Sena dan teman-teman kamu kan?"

Reina mengerti arah pembicaraan yang dimaksud oleh Reno " Ia Bang, intinya Bunda sama Ayah untuk sementara ini tidak boleh tahu kan?"

Reno tersenyum dengan jawaban Reina " Kamu benar Dek, kita bereskan masalah ini dengan diam-diam tanpa melibatkan orang tua kita dan keselamatan keluarga, baik keluarga kita maupun keluarga teman-temanmu"

" Baik Kak! Tapi bagaimana dengan Dea? Sepertinya dia akan berbicara dengan Om Jason mengenai ini?"

" Kamu tenang Dek, Abang sudah mengenal om Jason dan besok Abang akan menemuinya untuk masalah ini"

" Baik Bang, Adek mengerti"

Raisa yang mendengar percakapan Adik Kakak tersebut mulai menegakan posisi duduknya.

" Kak Reno, Terima kasih untuk pelindungannya"

Reno tersenyum " Ia dan jaga diri kalian baik-baik. Jika ada sesuatu yang mencurigakan ataupun kondisi kalian terancam hubungi aku,Angga atau pun Sena"

" Baik Kak/ Bang " Ucap kompak Raisa dan Reina.

Sedangkan Angga yang dari tadi sedang menghubungi anak buahnya pun segera berdiri dan akan berpamitan.

" Kalo begitu aku pergi dulu yah Kak, Na"

Angga mencium kening Raisa dengan rasa sayang " Jaga diri baik-baik aku dan Kak Sena akan mengurus semuanya"

Raisa yang mendapatkan kasih sayang dan keamanan dari Angga pun tersenyum dan menganggukan kepalanya " Hati-hati Sayang"

Setelah kepergian Angga, Reno meminta Reina dan Raisa untuk beristirahat dan ia pun pergi ke ruangan kerja miliknya.