webnovel

you are mine until i die

"Kasta kita yang berbeda, hanya ada didalam dongeng saja seorang Upik abu bisa bersanding dengan seorang pangeran selamanya" ucap Naya dengan keputus asaanya. Itu adalah kata yang tidak pernah ingin Naya katakan, tapi Naya sadar bahwa itu adalah sebuah fakta yang tidak bisa ia elak. Mata Sehun mengkilat marah, dengan tatapan tajamnya ia mencengkram bahu naya dengan kuat. "Apa kau benar benar berpikir kita sejauh itu! sampai kau dengan lancarnya berkata seperti itu!!" Aura dominan Sehun membuat Naya tunduk bahkan tak berani menatap mata gelapnya saat ini. "Oke kalau kau terus beranggapan kekuasaanku setinggi itu hingga membuatmu tak pantas untuk terus bersamaku ..." Napas Sehun memburu, perpisahan adalah suatu hal yang dapat membuat seorang oh Sehun lemah, dan Naya adalah kelemahan terbesarnya. "Aku tak suka melihat mu menunduk dan tidak menatapku, bahkan saat aku bicara" ucap Sehun dengan penuh nada ancaman. Perlahan Naya memberanikan diri menatap Sehun. Sehun mencondongkan badannya sampai mata dia dan Naya benar benar dekat dan sejajar, sambil berucap pelan dengan aura dominannya. "Aku teruskan ucapanku, jika kau menganggap kekuasaanku setinggi itu maka, aku oh Sehun dengan semua kekuasaanku memerintahkan park naya untuk tidak pernah meninggalkan oh Sehun" Sehun memajukan badannya dan menempatkan bibirnya didekat telinga kanan naya, lalu berbisik. "Dan seseorang yang begitu lemah tidak bisa membantah seseorang ya ng berkuasa right?, Ini perintah mutlak.

Gheeputri · Book&Literature
Not enough ratings
2 Chs

you are mine until i die part 2

"se- ssehun .." seakan terhipnotis naya tidak bergerak sedikitpun, ia hanya memandang terkejut kearah Sehun.

"Sejak kapan kau lupa kalau aku tidak bisa dibohongi ?"

Masih dengan wajah datarnya Sehun semakin mengintimidasi Naya.

Naya menunduk tidak tau harus menjawab apa, ia tau alasan apapun yang ia gunakan tidak akan membantunya sama sekali.

"Masuk ke mobilku sekarang juga" perintah Sehun.

"Tapi masih banyak wartawan disana hun"

Naya bisa melihat didepan sana banyak wartawan yang sedang mengerubungi mobil Sehun, sebelum Sehun pergi wartawan tidak akan melewatkan satu detik pun pergerakan Sehun.

"Aku. tak. suka. dibantah." ucap Sehun dengan penekanan disetiap katanya.

Naya sadar Sehun saat ini, bukan Sehun yang manis dan selalu menurut pada Naya, Sehun sedang marah pada nanya, tapi tidak mungkin juga Naya ikut kedalam mobil Sehun dengan keadaan seperti ini.

"Hun.., maaf aku tau aku salah, tapi kau akan dapat masalah kalau aku ikut kedalam mobil mu sekarang" Naya mencoba membujuk Sehun.

"Kau mau jalan sendiri, atau ku gendong dan ku cium dihadapan semua wartawan tidak berguna itu ?" Ucap Sehun pelan tapi penuh dengan ancaman.

Naya semakin bingung, menurut Naya ini benar benar bisa berdampak besar bagi Sehun, dan dia tidak mau kekasihnya itu mendapat masalah karena dia.

"Padahal aku sudah berusaha baik dengan memberikanmu penawaran" Sehun menyeringai.

Mata Naya membelakak seketika, tubuhnya terasa berayun, Sehun memang  tidak pernah main main dengan ucapannya, Sehun menggendong Naya dan berjalan menuju mobilnya.

Naya mencoba menyembunyikan wajahnya di dada Sehun, suasana berubah riuh, suara kamera memenuhi pendengaran Naya, ingin rasanya Naya hilang saja saat ini.

Bodyguard Sehun sudah membukakan pintu mobil untuk Sehun dan Naya, tapi tiba tiba Naya merasakan Sehun tidak berjalan lagi, Naya sedikit mendongakkan kepalanya, mengintip pada Sehun.

"Hampir saja aku melupakan sesuatu baby"

Tiba tiba Sehun menurunkan naya didepan kerumunan wartawan itu, Naya benar benar terkejut.

Naya semakin terkejut saat Sehun dengan tiba tiba mencium tepat dibibirnya, memagut paksa dan mengunci badan Naya yang memberontak.

Setelah puas memagut paksa bibir naya, Sehun menarik Naya masuk kedalam mobilnya.

"Kau gila!" Naya berucap tidak percaya.

Sehun tidak menggubris, ia terus menatap datar kedepan, tanpa sedikitpun melirik Naya.

"Oh Sehun!" Emosi Naya semakin menjadi, ia tak suka didiamkan seperti ini, apalagi setelah kejadian tadi.

"Turunkan aku disini"

Naya sedikit panik pasalnya ini bukan jalan ke rumahnya, ia tidak tau akan dibawa kemana.

Sehun masih tetap pada posisinya, membuat Naya semakin kesal.

"Hun kau mendengarku tidak sih!" Naya benar benar sudah frustasi.

"Kau mau membawaku kemana?"

"Mansion or apartment, kau hanya diberikan waktu berpikir 10 detik dari sekarang" ucap Sehun tenang.

"A-aapa ?" Naya membolakan matanya.

"5..,4...,3.."

"Aa-apartemen!" Naya berucap cepat.

Naya bener benar kesal dengan sikap Sehun yang seenaknya, Naya terpaksa memilih apartemen Sehun, karna menurut Naya sepertinya tidak akan ada orang di apartemen itu, berbeda dengan mansionnya, pasti banyak sekali orang.

....

Naya dan Sehun sudah sampai didepan pintu apartemen Sehun.

Sesuai dugaannya, tidak ada seorangpun yang ikut ke apartemen Sehun.

"Tanggal jadian" ucap Sehun dingin.

Naya yang mengerti langsung memasukan kode apartemen Sehun, dengan hati yang sedikit bahagia mengetahui kode apartemen kekasihnya itu adalah tanggal jadian mereka, kenapa sedikit bahagia ? Karna saat ini Naya sedang kesal pada Sehun.

Sehun langsung mendudukkan dirinya disopa apartemen itu.

Sedangkan Naya ia hanya berdiri didekat pintu apartemen tidak berani mendekat pada Sehun, Naya takut.

"Teruslah jadi patung disitu sampai semua darahmu turun kebawah" ucap Sehun, masih dingin dan enggan menatap Naya.

Naya perlahan berjalan mendekat kearah Sehun, ia berdiri didekat Sehun memandang Sehun yang terlihat masih marah

"Hun..." Ucap Naya pelan takut takut.

"Aku minta maaf" Naya menunduk, ia takut dan kesal karna sehun tak menjawabnya sedari tadi.

"Kenapa meminta maaf ?, Apa kau membuat kesalahan?"

Akhirnya Sehun menjawab Naya, dan menatap tepat Dimata Naya, dengan tatapan tajam mengintimidasi, dan satu alis yang mengangkat.

'kekasihku sangat tampan'

Naya takut tapi dia terpana pada ketampanan kekasihnya itu, apalagi kalau sedang marah seperti ini.

"Tidak mau menjawab ?" Tuntut Sehun.

"Oke, aku mengaku salah karna sudah berbohong" ucap Naya takut takut.

"And then ?" Sepertinya Sehun tidak puas dengan jawaban Naya itu.

"Hanya itu kesalahanmu nyonya Oh ?" Sehun semakin memancing naya.

Naya makin tidak punya nyali apalagi kalau Sehun sudah memanggil namanya seperti itu.

"Eum.. memang apalagi kesalahanku ?" Tanya Naya pelan, dia tidak tau apalagi kesalahannya, setau Naya Sehun hanya marah karena ia berbohong.

"Haruskah aku yang menjelaskan hah ?" Ucap Sehun dengan kernyitan di dahinya, Sehun terlihat kesal.

"Aku benar benar tidak tau hunn" ucap Naya sedikit mengiba.

"Motor hitam jelek" Sehun mencoba memberikan petunjuk.

Naya mencoba mencerna maksud Sehun, dan setelah tau apa yang Sehun maksud Naya ingin tertawa tapi ia tahan karena takut membuat Sehun semakin marah.

Jadi masalah besarnya tuan oh ini cemburu begitu ? Naya merasa geli sendiri.

"Ohh itu, aku bertemu dia dijalan dia juga sama akan bekerja di gedung itu, dia menawariku tumpangan, aku tidak enak kalau menolaknya hun, jadi aku ikut" Naya mencoba menjelaskan kronologisnya.

Naya semakin menahan tawa melihat raut wajah Sehun yang tetap terlihat kesal.

"Kenapa tertawa ? Apa ada yang lucu ?!" Tanya Sehun dengan kesal.

Naya memberanikan diri duduk disamping Sehun.

"Tuan Oh aku minta maaf sudah berbohong dan aku minta maaf sudah membuatmu cemburu, kau mau memaafkanku kan ?"

Naya mulai mengeluarkan jurusnya, memasang tampang seperti kucing yang minta dikasihani, dan memeluk tangan Sehun.

"Hunn kau memaafkankukan ?, Aku janji tidak akan begitu lagi" Naya masih berusaha.

"Hm" jawab Sehun sekenanya.

" Aku juga tidak ada apa apa dengan lelaki itu hunn" masih mencoba menjelaskan.

"Hm" hal yang paling Naya tidak suka dari sikap Sehun, Sehun itu kalau sudah irit bicara, membuka bibir saja susah sepertinya.

"Dimaafkan ?"

"Hm"

"Babyyy"

"Hm"

"Tuan oohh" Naya sedikit mengguncangkan tangan Sehun.

"Hm"

"I love you" ucap Naya menggoda Sehun, telinga Sehun mulai memerah.

"Hm"

"Saranghae"

"Hm"

"Terus saja Hem  ham Hem hem!" Naya mulai kesal.

Sehun langsung memeluk Naya menenggelamkan kepala Naya pada dadanya.

"Jangan macam macam aku selalu tau semua yang kau lakukan" ucap Sehun mulai melunak dan mengecup puncak kepala Naya.

Sehun benar, Naya berpikir kenapa Sehun bisa tau ia menumpang pada lelaki dengan motor hitam, Sehun memang luar biasa.

Masalah selesai tapi masih ada yang mengganjal dihati Naya entah apa itu, sepertinya akan ada sesuatu yang buruk.

TBC...

Maaf maaf ya kalo ceritanya aneh masih belajar hehe