Beberapa hari Kak Acha nampak murung, uring-uringan dan agak manja. Sering kali aku meminta cuti untuk menemani gadis itu. Aku hanya ingin membuat Kak Acha bahagia dengan kehadiranku dan melupakan mantannya. Beberapa kali juga aku terkena omelan dia dan dianggap sebagai pengganggu. Tidak apa! Selagi dia akan baik-baik saja, dicaci sekasar apapun aku tidak peduli. Asalkan gadis yang ku cintai ini bisa ceria seperti sebelumnya.
Seperti hari ini, dia begitu lagi dan mengamuk. Aku mencoba menenangkan Kak Acha.
"Kak, udah dong! Jangan marah-marah terus," kataku mencoba menenangkan dia yang kini tengah melempariku bantal di kasurnya. Akhir-akhir ini dia tak mau makan dan terus melamun. Walaupun aku mencoba menghibur, dia tetap seperti itu dan malah marah kalau aku berbicara tentang mantannya itu.
"DIEM LOE! LOE GAK TAU APA-APA! GAK USAH NASIHATIN GUE, BEGO!" teriaknya dengan kencang.
"Udahlah, Kak! Lupain aja dia! Buat apa sih diingat-ingat lagi?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com