Masmu ... agak jengkel kayaknya sama Nadia," sahut Mama Riri.
"Lha ... kok jengkel? Kenapa emangnya Ma?" tanya Hanifa.
"Ya ... tahu tuh. Kayaknya gara-gara Nadia dikasih tahu suruh nggak usah kerja dulu tetap mau berangkat. Gitu sih kalau yang mama tangkap tadi," sahut Mama Riri.
"Ah sudah-sudah. Biarkan mereka menikmati seninya pacaran. Nanti biar terbiasa menghadapi permasalahan yang lebih besar," sahut Pak Ridwan yang sudah selesai makan dan sudah mau berangkat kerja juga.
"Papa berangakat juga ya Ma. Fa. Assalamu'alaikum," pamit Pak Ridwan.
"Wa'alaikumsalam Pa. Nih, semua sudah mama siapkan," kata Mama Riri sambil membawakan tas sang suami hingga ke depan. Pak Ridwan pun berangkat, tinggal Mama Riri dan juga Hanifa yang kini ada di dalam rumah.
KRING KRING KRING
Ponsel Huda berdering di sela-sela perjalanannya menuju kos an Nadia.
"Ah ... siapa? Nggak tahu apa pagi-pagi gini sedang sibuk-sibuknya," gumam Huda.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com